🦋 PART 18 🦋

8K 439 6
                                    


vote atuh vote, pelit amat cuman vote doang. masa tega bikin eike ngemis cmn perkara vote? tega bener.😔💅🏻

________



"KIARA!!" Elgar berseru, tapi adiknya tak sedikitpun berpaling. "Ck, nyusahin!"

Walau sebenarnya enggan, tapi mau tak mau Elgar mengejar langkah Kiara. Puntung rokoknya dibuang sembarangan, sementara hapenya cepat-cepat dimasukkan ke dalam saku celana.

Kiara yang kondisinya cukup lemah masih memaksakan diri berjalan cepat di sekitar koridor rumah sakit ini. Beberapa orang yang berlalu-lalang ia lewati, kadang tak sengaja menabrak bahu mereka.

"Eh maaf ga sengaja." Kiara berucap.

Langkah kaki cewek itu membawanya sampai di taman belakang rumah sakit. Taman yang ditanami beberapa macam tanaman hias dan bunga-bunga, dibatasi pagar jeruji yang bisa melihat langsung ke jalan raya.

Memang suasana cukup bising karena kendaraan yang hilir-mudik di jalanan tersebut, tapi setidaknya di sini tak banyak orang, pun tidak ada asap rokok.

Ada gazebo di bawah pohon rindang. Kiara mendekatinya dan mengambil tempat duduk di sana. Ia memperhatikan sekeliling, ada pasien dengan kursi roda di sudut taman bersama susternya, ada orang lagi telponan, ada pasien yang ngobrol-ngobrol, dan beberapa orang lainnya.

Brum!

Brum!!

Sejenak, perhatian orang-orang di taman teralihkan akibat derum motor yang memekakkan telinga. Motor-motor berwarna merah tersebut melaju di jalan dekat taman ini, dengan pengendaranya yang saling celingukan seolah mencari sesuatu. Atau mungkin lebih tepatnya... seseorang.

Ya, sebuah kebetulan yang membagongkan.

Tebakan kalian benar.

Itu memang gangster Demon.

Kerutan pada kening Kiara muncul kala cowok-cowok pengendara motor itu melihat tepat ke arahnya. Sambil tangan mereka menunjuk-nunjuk Kiara seolah berdiskusi.

Tentu Kiara merasa aneh. Apa dia tidak salah lihat? Apa cowok-cowok itu memang sedang menatap ke arahnya?

"Kok kayak kenal, ya?" gumam Kiara.

"Itu adeknya Elgar kan?!" Razor berseru, karena suaranya sedikit banyak ditelan kebisingan jalan raya. Laju motor mereka pun dipelankan.

"Iya, bos!" Salah satu mereka menyahuti.

"Sekarang gimana?!" tanya yang lainnya, menanyakan langkah apa yang akan dilakukan Razor selanjutnya.

"Cabut! Kita balik lagi nanti!" Razor memberitahu. Tidak mungkin ia menerobos masuk ke rumah sakit saat ini, tentu saja itu tindakan konyol.

Maka, anak-anak Demon pun menambah kecepatan motornya menjauhi area rumah sakit mengikuti perintah ketuanya. Razor akan kembali lagi nanti, yang penting sekarang ia mengetahui di mana keberadaan Kiara.

Selepas kepergian motor-motor itu, barulah Kiara mengingat sesuatu. Motor-motor itu adalah milik geng Demon, gangster musuh bebuyutan kakaknya.

"Mereka geng yang pernah nyulik gue kan?!" Panik, Kiara menutup mulutnya. "Kenapa mereka kayak ngeliatin gue gitu? Apa mereka ngenalin gue?"

"Kiara!"

Suara Elgar yang meneriaki namanya menginterupsi badai pikiran Kiara. Secepat Kiara menoleh, secepat itu Elgar sampai di hadapan adiknya tersebut. Kiara pun reflek berdiri dengan kedatangan kakaknya.

"Kak tadi ada—"

"Cepet masuk ke kamar lo. Jangan baperan perkara asap rokok doang." Sebelum sempat Kiara menyelesaikan ucapannya, Elgar telah lebih dulu memotong.

ANIMOUS #1 | Bullying Is Scary [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang