Cherry Blossom Rainbow

Cherry : Book Ten

Cherry Blossom Rainbow
.
.
.
.
.
.
.

Aomine Daiki, Haruno Sakura, Midorima Shintarou, Akashi Seijuro

.
.
.
.
.

©Aomine Sakura
.
.
.
.
.

Kuroko no Basuke, Naruto
Fujimaki Tadatoshi, Masashi Kishimoto

.
.
.
.
.
.

DILARANG COPAS DALAM BENTUK APAPUN DAN DIMANAPUN KARENA BISA TERKENA UU PLAGIATOR! JIKA TIDAK SUKA DENGAN JALAN CERITA ATAU ADEGAN DI DALAMNYA, SILAHKAN KLIK TOMBOL BACK!
DLDR!

Selamat Membaca!

oOo

"Ohayou, Sakura-chan!"

Sakura yang merasakan moodnya memburuk seketika merasa jauh lebih baik saat Ino datang menghampirinya.

"Kalian berangkat berdua naik bus?" tanya Ino.

"Tidak. Maksudku iya." Sakura melirik Akashi dengan kesal.

"Jangan seperti itu, kalian berdua. Kalian bisa membuat satu sekolah salah paham." Ino mencoba mengganggu keduanya.

Mendenguskan wajahnya, Sakura tahu jika kedatangannya bersama dengan Akashi akan membuat beberapa siswi dan siswa yang ada di Rakuzan gempar dan mungkin akan membuatnya menjadi bahan perbincangan di sekolah.

"Memang mengapa? Bukankah tidak ada masalah? Apa yang menjadi masalah jika aku berangkat bersama dengan Sakura?"

Yamanaka Ino menatap Akashi Seijuuro dengan pandangan tidak percaya. Bagaimana bisa Akashi tidak mengetahui perihal siswi Rakuzan yang begitu menyeramkan ketika sedang merundung seseorang?

"Apa yang kamu katakan, Sei-chan? Apa kamu tidak tahu jika di sekolah kita terjadi perundungan?"

Reo Mebuchi datang dan membuat mood Ino semakin berantakan. Sedangkan Akashi memandang Reo Mebuchi dengan pandangan ingin tahu.

"Perundungan? Kenapa?" tanya Akashi tidak paham.

"Kamu adalah kapten team basket Rakuzan dan tentu saja beberapa siswi yang melakukan perundungan tidak akan melakukannya dihadapanmu. Mereka akan merundung siswi yang dekat dengamu."

"Apa? Hal konyol macam apa itu?"

"Hal konyol?" Yamanaka Ino menatap Akashi Seijuuro dengan pandangan tidak percaya. "Lupakan saja. Seharusnya aku tidak terkejut mendengar ucapan itu keluar dari mulut kapten team basket Rakuzan yang dingin dan kejam."

"Sei-chan." Reo memberi peringatan. "Kamu ingat kejadian antara dirimu dan Ino-chan, bukan? Sejak saat itu Ino menjadi korban perundungan."

"Brengsek!" Ino menendang kaki Reo Mebuchi dan membuat pemuda itu kesakitan. "Ayo kita pergi, Sakura-chan."

Sedangkan Haruno Sakura hanya bisa diam dan pasrah ketika Ino menarik tangannya. Dia ingin bertanya apa yang terjadi antara Ino dan Akashi, tetapi momennya belumlah tepat.