Trauma

760 73 4
                                    

Haruto memberhentikan motor nya di depan MC'D, Jeongwoo lebih dulu turun sebelum disuruh. Dia menunggu Haruto selesai dengan urusan motor nya,

"Yuk masuk." Haruto merangkul bahu Jeongwoo, tapi tangan nya langsung di tepis.

"Gak usah rangkul-rangkul," sinis Jeongwoo

"Elah, rangkul doang masa kagak boleh." kata Haruto

"Gak, takut orang-orang mikir nya kagak bener." tolak Jeongwoo

"Temen.." Haruto meluruskan

"Bodo amat, intinya gak usah ngerangkul gue."

"Hmmm.." Haruto mencebik kesal, dan berjalan masuk mendahului Jeongwoo.















Haruto menyodorkan buku menu pada Jeongwoo, "noh, pesen aja."

"Apa aja ya," Jeongwoo mulai melihat- lihat buku menu itu,

"Apa aja, serah lu." Jeongwoo nampak fokus memilih menu yang dia ingin kan, sedangkan Haruto sibuk melihat Jeongwoo diam-diam. Seulas senyum tiba-tiba terlihat di wajah Haruto.

Jeongwoo yang merasa di perhatikan akhirnya melihat kearah Haruto, dan aneh nya Haruto tidak bergeming sedikitpun, seperti saat ini dia tengah masuk kedalam lobang perhaluan🌚.

Jeongwoo melihat kesekitar nya, dan dia melihat orang-orang melihat ke arah meja mereka, dengan tatapan yang tak biasa.

"Woi." Jeongwoo menampol wajah Haruto yang langsung membuat cowok di depan nya itu tersadar dari haluan nya,

"Ck, apaan sih. Main tampol muka ganteng gue!?" kesal Haruto

"Jaga mata Lo!" ancam Jeongwoo sengit, "lama-lama gue curiga, Lo tuh pasti sebenar nya gay. Cuman Lo nya  kagak mau ngaku." gumam Jeongwoo

"Kalo iya kenapa?" Jeongwoo menatap takut pada Haruto, dia menelan Saliva nya dengan susah payah.

"H-hah?!" Jeongwoo melempar buku menu ditangan nya kearah Haruto, tapi Haruto langsung menangkap nya sebelum wajah nya kembali jadi sasaran telak dari Jeongwoo.

"Hahahah..!" tiba-tiba Haruto tertawa yang membuat Jeongwoo jadi kesal,

"Woo..Woo..Abang Lo gay, tapi kok gue liat Lo kayak biasa aja. Giliran gue bilang kalo gue gay, lu kek ketakutan setengah mati gitu." ledek Haruto, Jeongwoo membuang wajah nya karna kesal.

"G-gue takut jadi sasaran," gumam Jeongwoo pelan, tapi masih dapat didengar oleh Haruto.

"Takut?" tanya Haruto memastikan, Jeongwoo membuang nafas nya

"Gue punya trauma soal gitu, makanya gue takut sama orang yang gay." jelas Jeongwoo, "tapikan emang pada umum nya, orang yang gay kan gak wajar."

"Kok Lo bisa trauma sama gay?" tanya Haruto yang mulai menggali informasi tentang Jeongwoo lebih dalam lagi,

"Kepo amat lu, udah ah. Gue mau mesen dari tadi kagak kelar-kelar." Jeongwoo mengambil kembali buku menu yang tadi sempat dilempar ke Haruto, Jeongwoo menyebutkan pesanan nya pada seorang pelayan.

Haruto hanya diam, masih memikir kan apa yang membuat Jeongwoo jadi trauma.

"Woi, lu mau pesen apa kagak!?" tanya Jeongwoo sedikit nge-gas karna Haruto dipanggil dari tadi gak nyahut.

"Ha? Eum, gue pesen sushi sama cola." jawab Haruto spontan

"Ini tuh MC'D ya kutil, mana ada sushi. Aneh banget sih lu!" umpat Jeongwoo kesal,

"Eh, iyaya. Ya udah, samain kayak Lo aja, tapi gue minum nya cola." ucap Haruto malu, malu sama si mba pelayan nya.

"Ck, nih bocah ngapa dah." gumam Jeongwoo kesal dan kemudian memesan kan pesanan nya Haruto.



















































The Only One Perfect [Hajeongwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang