^^^ASTRONIEL^^^
Lee Juhan tampak terlelap nyaman dengan tubuh berbalut selimut karakter doraemon. Hari masih gelap, hanya sedikit cahaya kemerahan yang muncul di bagian Timur. Tiba-tiba dobrakan pintu kamar membuatnya terkejut bukan main hingga repleks bangun, berdiri, dan mata terbuka lebar.
"Aku sudah mengirimkan sinyal panggilan padamu beberapa kali kenapa tidak datang?"
Ternyata yang baru saja membuat sang Brader itu terkejut adalah Rigel. Juhan menoleh ke arah pintu dengan mulut membeo.
"Apa katamu? Sinyal apa?" tanya Juhan tampak sedikit kesal.
"Sinyal panggilan! Apa lagi?" ketus Rigel.
Juhan berjalan cepat ke arah Rigel dan menarik telinganya untuk masuk ke kamarnya. Alhasil Rigel memekik keras dengan kaki terpaksa melangkah masuk ke dalam kamar.
"AKH! Aaaaaa telingaku! Arghh lepas!"
Juhan menghadapkan tubuh Rigel pada cermin dan dia berdiri di sampingnya. Rigel mendelik tajam sambil mengelus telinganya yang sakit dan memerah.
"Kau minta aku musnahkan sekarang juga?" geram Rigel.
"Kau yang akan aku bedong! Kau pikir ini di mana? Di langit? Di bintang atau di lubang hitam? INI BUMI! Tempat di mana manusia hidup. Kau mana bisa menggunakan sinyal-sinyal gaibmu di sini. Jika ingin memanggil manusia datangi orangnya dan panggil namanya. Dan jika ingin mendapat tanggapan baik bersikaplah sopan bukan seperti tadi mendobrak pintu kamar dan membuatku terbangun dalam keadaan terkejut! Kau sungguh ingin kuhukum, eoh?!"
Rigel melongo mendengar rentetan omelan Juhan barusan. Baru pertama kali ada seseorang yang mengomelinya dengan kata-kata kasar, panjang, lebar, dan bervolume tinggi seperti itu.
"Kenapa kau diam? Kau ragu aku bisa menghukummu?" tanya Juhan berkacak pinggang sambil menegok wajah Rigel.
"Memangnya apa yang bisa manusia lakukan untuk menghukumku?" tanya Rigel tak seketus awal. Tersirat sedikit ketakutan dari nada bicaranya.
Juhan menyeringai. "Tunggu di sini."
Juhan berjalan cepat menuju jendela, membukanya dan memetik satu biji cabai rawit. Rigel memperhatikan dengan waspada. Juhan pun kembali menghampirinya.
"Kau akan tau hukuman apa yang membuatmu jera," ucap Juhan sambil menghancurkan cabai rawit itu dengan ibu jarinya.
"Apa itu?" tanya Rigel.
Dengan tak berperikemanusiaan Juhan menjejalkan cabai itu ke mulut Rigel hingga pemuda itu tersentak ke belakang. Terdiam dua detik, Rigel membulatkan matanya. Detik kemudian ia memekik heboh.
"A-apa—ARRGGHHH! AHH! APA YANG KAU—APA INI! RASA APA INI!"
Juhan tersenyum puas begitu melihat Rigel kelabakan dan berlari keluar kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRONIEL
FantasyASTRONIEL, yang berarti ASTRO dan NIEL. Astro adalah nama pedang yang mempunyai kekuatan 7 gugusan bintang. Sedangkan Niel adalah sosok putra mahkota pemilik kekuatan sejati pedang Astro tersebut. Negeri Bintang adalah sebuah negeri yang berdiri di...