15. SINYAL

228 46 0
                                    

^^^ASTRONIEL^^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^ASTRONIEL^^^

Juhan tersenyum bangga di balik layar, melihat Rigel ternyata sangat pandai dalam berpose dan berakting di depan kamera. Juhan memberikan Rigel pekerjaan sebagai model iklan margarine. Benar-benar Juhan ini, sangat di luar ekspektasi Rigel. Padahal Rigel berharap mendapatkan iklan ayam goreng atau ice cream. Meski begitu, Juhan menyemangatinya dengan iming-iming uang yang bisa Rigel tukarkan menjadi makanan enak.

Juhan berjabatangan dengan para kru usai syuting selesai. Mereka sangat puas dengan keterampilan Rigel. Rigel yang merasa syutingnya sudah selesai, segera menjauh dari dapur tersebut.

"Brader!" Rigel berlari kecil menghampiri Juhan.

"Good job! Kau luar biasa, Chili. Bahkan semuanya di luar ekspektasiku. Hehe."

"Jangan pernah meragukanku. Mana uangku? Cepat belikan aku makanan dan motor."

Brader menatap Rigel malas. "Bisakah tidak to the point begitu? Kau tidak malu jika ada orang yang mendengar?"

"Kenapa malu? Uangnya kan hasil kerja kerasku."

"Kau benar, Chili. Hahh." Juhan menghela napas pasrah.

"Kita beli motor dulu," ucap Rigel mensejajarkan langkahnya dengan Juhan.

"Tidak bisa."

"Heh! Kenapa tidak bisa?" sarkas Rigel menukik.

"Santai, Bro. Maksudku begini, jika kau ingin punya motor, kau harus bisa menaikinya dan punya SIM dulu. Itu sangat ribet, Chili. Ayolah kau masih anak kecil."

"Apanya yang anak kecil? Aku bahkan lebih tua darimu," balas Rigel.

"Tapi tidak berlaku di sini. Kau di angkasa memang menjadi Kakek Chili. Tapi kalau di sini hanya menjadi adik Chili saja. Kau kecil. Ingat itu," sahut Juhan penuh kemenangan.

Rigel mengembuskan napas gusar. Emosinya tak akan pernah terkontrol apabila berbicara dengan Juhan.

"Jangan main-main padaku, Brader. Aku bisa saja membakar mobilmu dengan tanganku," ancam Rigel.

Juhan melirik Rigel dengan waspada. Benar, wajah Rigel sungguh serius menatapnya. Baiklah, Juhan harus mencari zona aman.

"Aku akan belikan kau sepeda. Kau tidak perlu SIM untuk bersepeda. Kau hanya perlu belajar mengayuhnya. Nanti aku ajari."

"Sepeda?"

"Kau tau adiknya si pemeran utama itu 'kan?"

"Iya aku tahu."

"Biasanya dia sekolah dengan menggunakan sepeda. Itu namanya sepeda," ujar Juhan menjelaskan.

"Oh. Benda berwarna merah itu. Baiklah, sepeda juga tidak buruk. Tapi sebagai gantinya aku mau makanan yang banyak."

ASTRONIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang