9. RUMAH SAKIT

302 57 9
                                    

^^^ASTRONIEL^^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^ASTRONIEL^^^



Bangunan megah rumah sakit bernuansa putih tersebut membuat ke lima pangeran terpukau. Sepanjang lorong rumah sakit hanya Juhan yang terlihat sibuk mengurus data pasien yang masuk, menunggu pemeriksaan Garniel dan Canopus, dan berbincang sedikit dengan dokter ketika ruang pemeriksaan terbuka. Sedangkan ke lima siswa yang berpakaian seragam itu sibuk dengan dunia mereka.

"Rumah sakit. Berarti kumpulan orang sakit. Aku lihat banyak kamar yang berjejer tadi," celoteh Aldebaran.

"Jika sakit kita hanya perlu ke sini. Maka jangan khawatir kalau sakit," sahut Rigel.

"Tapi aku tidak suka bau rumah sakit. Tidak enak," celetuk Altair menutup hidungnya dengan satu jari.

"Apa menyembuhkan luka di sini bayar? Seperti aku membeli air di kantin," tanya Rigel.

"Aku mendengar dari kakek Denhdas, kalau tidak ada uang, kau akan menderita hidup di bumi," kata Gamma.

"Bagaimana caranya membuat uang?" tanya Altair.

"Dari kertas berwarna," sahut Aldebaran.

"Kudenger juga jika ingin menikah, harus ada uang," ucap Gamma lagi.

"Apa? Menikah harus ada uang?" kaget Aldebaran melotot.

"Kenapa kau begitu terkejut? Bukankah tadi aku bilang hidup di bumi harus ada uang," komentar Gamma.

"Jadi aku harus punya uang dulu jika ingin menikahi Monalisa?" tanya Aldebaran lagi. Gamma yang duduk di sebelah Antares mendesah lelah.

"Sebenarnya racun apa yang telah Monalisa berikan padamu? Kau seperti sudah pernah bertemu dengannya saja," kata Antares terkekeh kecil.

"Monalisa adalah Ratu Hilarina-ku. Seperti Raja Bargeniel yang selalu mencari dan menunggu Ratu Hilarina, aku juga selalu setia menunggu dan mencari keberadaannya," ucap Aldebaran penuh perasaan dengan senyum yang hangat. Altair menatapnya sinis.

"Hapus wajahnya yang seperti itu. Menggelikan," cerca Altair.

"Kau akan seperti ini jika jatuh cinta, Al. Percayalah," sahut Aldebaran.

"Setauku cinta tumbuh karena sering bersama. Paling tidak sering memandangnya dari kejauhan. Bagaimana denganmu? Hanya membaca dalam bentuk tulisan saja. Bagaimana itu hanya karangan penulis saja?" Gamma menyahut.

"Justu itu. Betapa besarnya rasa di hatiku, membuat aku tak perlu menatap sosoknya untuk menempatkan hati padanya. Ketulusan—"

"Apa yang kalian perdebatkan? Ini rumah sakit," tegur Juhan yang baru saja selesai bicara dengan dokter.

Gamma dan Antates sontak berdiri. Mereka menoleh pada ruangan tempat di mana Garniel dan Canopus ditangani.

"Apa mereka sudah sembuh?" tanya Altair.

ASTRONIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang