Early - 3

65 15 2
                                    

Makan malam kali ini terasa berbeda bagi Erni dan Danang begitu juga Ariel dan Rara. Formasi baru, itulah mereka saat ini.

"Ayo pesen." Perintah Danang.

"Siap." Sahut Aris sedang Ariel ia tengah mengamati Rara.

Yang lain tampak sibuk memesan sedang Rara sibuk membalas pesan yang masuk. Ariel yang menyadari itu segera mengambil ponsel Rara.

"Makan dulu." Bisik Ariel dengan nada tidak suka.

"Iya. Tapi hp aku siniin." Pinta Rara.

"Lagi chat sama siapa sih?!" Dumel Ariel sembari mengintip ponsel Rara.

"Okta." Sahut Rara cepat.

"Ohh..."  Ariel mengangguk-angguk saat tahu Rara tidak sedang berbohong. Karena layar ponsel Rara saat kunci terbuka memang menampilkan percakapan antara Rara dan Okta.

Mereka kini menikmati makan malam mereka sampai satu panggilan masuk di ponsel Rara. Denis. Ariel mendelik.

"Ngapain dia nelepon?" Tanyanya pelan disela-sela mengunyah.

"Nggak tahu, kan belum aku angkat. Jadi nggak tahu dia mau apa." Dalih Rara.

"Harus diangkat?" Tanya Ariel.

"Nggak juga."

"Ya udah reject." Titah Ariel.

"Nanti juga berhenti sendiri lagian nggak berisik, disilent ini." Timpal Rara.

"Tapi mata aku gerah."

"Tuh deketin kipas angin." Seloroh Rara asal yang membuat Ariel mencebik.

Mereka akhirnya kembali melanjutkan makan malam mereka setelah Rara memasukkan ponselnya ke saku celana yang ia kenakan malam ini.

***

Menjelang tidur sungguh Ariel tidak tenang, ia membayangkan Denis kembali menelepon dan akhirnya Rara dan Denis mengobrol panjang lebar malam ini. Ariel yang sudah siap berbaring itu akhirnya kembali beranjak dan keluar kamar.

"Riel?!" Rara terkejut saat mengetahui siapa yang datang ke kamarnya malam ini.

"Awas aku mau masuk." Ujar Ariel saat jalan masuk dihalangi Rara. Semenjak pintu dibuka, Rara memang mematung di ambang pintu masuk.

"Mau ngapain?" Tanya Rara dengan debaran jantung mulai agresif.

"Mau tidur di sini." Jawab Ariel enteng sembari mendorong Rara pelan. Itu ia lakukan agar ia bisa masuk ke dalam kamar.

"Ehh kamu tidur sama Aris." Seloroh Rara sembari menutup pintu. Tidak lucu bukan jika ada tamu atau staff hotel yang melihat.

"Pengen tidur di sini." Sahut Ariel sembari terus berjalan menuju tempat tidur.

"Ariel."

"Apa?!"

"Jangan dong."

"Kenapa jangan?!"

"Takut kejadian, nggak boleh tau kita kan sepakatnya kawin gantung dulu."

"Mesum. Emang kalau kita tidur sekamar pasti bakal gituan?!" Ujar Ariel.

"Tapi iya kan?"

"Liat sikon."

"Ariel....."

"Aaaaaahhhh nyamannya." Ariel merebahkan diri di atas tempat tidur dengan tangan merentang. "Sini dong, deketan. Masa jauhan gitu?!" Ujarnya pada Rara yang masih berdiri kaku di dekat pintu kamar mandi.

Early Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang