Early - 5

64 12 4
                                    

Pagi harinya Rangga menatap penuh selidik Rara juga Ariel. Terlebih saat mereka sarapan.

"Sertijab selesai waktunya mikirin tugas kelas." Seloroh Okta.

"Beban cuy." Sahut Rara.

"Bawa enjoy." Rangga menimpali.

"Awas baper." Seru Ariel. Rara segera melirik Ariel.

"Nggak akan, Riel. Aku jamin." Ujar Rara sembari mengangkat alis.

"Emang kenapa nggak bakal baper sama Gavin? Emang kamu sekarang sama siapa?" Cerca Rangga.

"Apa sih ini??? Kok aku jadi diinterogasi ya?!" Ujar Rara, keki.

"Go public dong biar pada tahu." Sela Rangga.

"Ehh Ibu cariin ternyata masih pada di sini?"

"Ibu?!" Seru Rangga saat tahu ibunya sudah berada di sekolah untuk jemput dirinya.

"Pulang sekarang?"

"Bentar lagi, Bu. Belum dibubarin." Jawab Rangga.

"Ohh ya udah Ibu tunggu di parkiran atuh ya?!" Rangga mengangguk. "Rara bareng ya?! nanti Tante antar." Tambahnya pada Rara yang tengah menyeruput teh hangatnya.

"Nggak usah." Rara segera mengibaskan tangan pelan, menolak tawaran Dwi.

"Kenapa? Dijemput?" Dahi Dwi berkerut.

"Iya." Angguk Rara.

"Ohh ya sudah." Dwi menyerah.

Acara penutupan pun selesai, itu tanda mereka boleh membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.

"Bener nggak bareng Tante aja?" Tanya Dwi memastikan ulang saat dirinya belum melihat jemputan Rara.

"Nggak, Tan. Makasih."

"Salam ya buat orang tua kamu."

"Iya, Tan." Angguk Rara.

"Ra... Riel... duluan." Pamit Rangga.

"Oke, Ga." Sahut Ariel juga Rara.

"Kamu dijemput siapa? Papa?" Tanya Ariel sepeninggal mobil orang tua Rangga.

"Dijemput suami." Cengir Rara.

"Ohh bilang dong pengen dianterin. Ayo."

"Aku males soalnya pulang sama Rangga. Entar ada yang nanya-nanya pas di rumah."

"Wajar kan ditanyain suami?"

"Wajar. Yuk ahh pulang."

Rangga karena tidak enak hati, sesampainya di rumah segera menelepon Erni dengan dalih sulit menelepon langsung Ariel. Dan benar saja, Ariel belum sampai rumah.

"Kenapa, Ga?" Tanya Dwi saat mendapati putranya itu tampak menatap kosong layar ponselnya.

"Kayaknya Rara lagi deket sama Ariel."

"Kata siapa? Bukannya mereka cuma deket biasa ya dari dulu juga?"

"Biasanya sih gitu tapi nggak tahu deh perasaan belakangan ini mereka agak beda deketnya."

"Ya Ibu cuma bisa saranin kalau emang kamu suka Rara, bilang. Sebelum keduluan orang."

"Tapi aku maunya pas bilang dan dia oke, ya langsung diresmiin."

"Bilang dulu aja, kalau dia oke nanti kita gelar acara engagement aja. Gimana?"

"Hmmmm..."

"Kalau sekedar tunangan, pihak sekolah nggak masalah kan?" Tanya Dwi. "Jadinya sekolah masih jalan, kamu juga tenang karena hubungan kamu sama Rara juga lebih pasti dan jauh semakin dekat ke pelaminan."

Early Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang