Early - 10

55 17 3
                                    

Rangga kembali ke tempat les Ariel. Ia mengamati dari jauh. Sengaja ia parkirkan mobilnya di tempat yang agak temaram agar Ariel tidak menyadari kehadirannya. Sepuluh menit menunggu, Ariel tampak keluar dari tempat ia belajar tambahan. Ariel terlihat bersenda gurau dengan teman-temannya. Lalu ia melambaikan tangan dan menuju sepeda motor hadiah ulang tahun ke tujuh belas dari orang tuanya itu.

Ariel beneran les. Kenapa aku harus curiga terus Rara sama Ariel ya?! Batin Rangga.

Rangga terus membuntuti. Dia mengambil jarak sekian meter agar Ariel tidak menyadari tengah dibuntuti. Rumah, Ariel pulang ke rumahnya.

Masa harus kontak Okta. Temen Rara kan yang paling deket emang Okta. Tapi....

Ariel masuk lalu bergegas masuk kamar. Saat pintu dibuka ia mendapati Rara tengah meringkuk di atas tempat tidur.

"Ra, makan belum?" Tanya Ariel sembari berjalan mendekat.

"Hmmmm...."

"Hey, kenapa?" Ariel bergegas mendekat.

"Mules." Cicit Rara.

"Makan sambal mulu sih."

"Ihh bukan mules gara-gara itu."

"Terus mules kenapa?"

"Aku haid." Lirih Rara.

"Ohh... Minum obat atuh."

"Minum obat apa?"

"Pereda sakit."

"Nggak biasa."

"Terus biasanya gimana?"

"Punya botol bekas nggak?" Rara balik bertanya.

"Buat apa?"

"Buat kompres."

"Hah?!"

"Iya ihh cariin botol bekas minuman, yang kecil nggak usah yang gede-gede, yang tahan air panas. Terus isiin air hangat. Please."

"Oke dicariin dulu." Ujar Ariel sembari beranjak keluar kamar.

Ariel berjalan menuju ke dapur. Ia mencari barang yang dimaksud akan tetapi tidak ia temukan satu pun. Ariel lalu menuju kamar sang adik.

"Ris, kamu bukannya suka minum minuman botolan gitu ya?" Tanya Ariel diambang pintu setelah berhasil membuka pintu kamar adiknya itu. Aris yang tengah membaca buku langsung menoleh.

"Kenapa emangnya?"

"Botolnya sini buat Aa. Ada nggak?"

"Ini." Aris mengacungkan botol yang masih ada isinya.

"Sini."

"Masih adaan."

"Abisin ayo, cepet."

"Buat apa?"

"Si Teteh pengen dikompres."

"Beda ya yang udah jadi A Suami mah." Ledek Aris.

"Banyak omong, cepetan." Aris tergelak. Ia tidak habis pikir mengapa sang kakak berani menggadaikan masa muda dengan cepat-cepat mengikat janji suci. Udah puas dia menikmati masa lajang?? Begitulah yang sering ia pertanyakan pada dirinya sendiri.

Ariel kembali ke dapur setelah mendapat botol bekas minuman milik Aris. Ia mencuci bersih lalu mengisi dengan air hangat sesuai petunjuk Rara.

"Lagi ngapain, A?" Tanya Erni dengan kerutan di kening.

"Ehh, Bu. Ini..."

"Itu buat apa?"

"Kompres Rara."

"Rara sakit?"

Early Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang