8. 1 Minggu

566 49 3
                                    

Tepat 1 Minggu hari dimana akhirnya Resya mengungkapkan apa yang ia rasa,

"Nih pesenannya" Resya memberikan 1 kantong plastik putih berisikan pesanan makanan Wilona, Wilona lantas mengambil mangkuk dari dapurnya lalu kembali duduk diruang tamu disamping Resya.

"Kokk ga pedes ?" protesnya , tangannya mengangkat makanan pesanannya ya itu Boci/baso aci. Semenjak mengenal Resya, Wilona jadi ikutan mulai menyukai makanan pedas.

"Pedeeess, itu udah dipakein sambel" jawab Resya

"Tapi kok ga merah?"

"Ya sambelnya dikit, jangan bandel tar perutnya sakit lagi" sahut Resya lagi, Wilona memanyunkan bibirnya

"Bibir ga usah dimanyun-manyunin mau dicium emang?"

"Ihh Syaaaa genittt dasar!" ucap Wilona sembari memukul Resya dengan bantal sofanya yang dipukul malah tertawa geli.
1jam berlalu Resya merebahkan diri sofa ruang tamu Wilona, sedang yang punya rumah duduk di karpet di bawah sofa , Wilona masih setia dengan drama dilaptopnya, sedang Resya setia menjahili Wilona, terkadang tangannya ia pakai menarik rambut Wilona, mencubit pipi Wilona, meniup-niup kuping Wilona, 

"Kamu ih.. lagi seru ini!" protes Wilona,
Tak jarang juga ia mengigit tangan Resya yang iseng, hingga Resya mengaduh kesakitan dan Wilona akan berkata "Sukurin!"

Hingga getaran ponsel Resya yang berada dimeja membuyarkan konsentrasi Wilona, Resya mulai mengangkat telponnya

“Iya Mar….?”

“……………”

“Gue lagi ga dirumah, kenapa?”

“……………….”

“oh ya udah nanti gue nyusul”

“………..”

“iya , see you soon”

Bukannya Resya tidak menyadari ada sepasang mata yang memperhatikannya semenjak ia menerima telpon tersebut.

“Kalo mau pergi, pergi aja!”ucap Wilona lalu membawa laptopnya menuju kamarnya. Resya mengikuti Wilona menuju kamarnya.

"Kenapa masih disini?” tanya Wilona, yang tengah berbaring memainkan ponselnya

"Kalo kamu ga ngijinin aku ga akan pergi kok” ucap Resya sembari duduk disamping ranjang Wilona, tangan kanannya mengelus rambut Wilona pelan.

“Kenapa?” tanya Wilona

“ Perlu banget aku jawab?”

Wilona mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Resya, Resya terkekeh. "Simple, karna aku ga mau pacar aku marah-marah” jawab Resya yang berhasil menimbulkan rona merah diwajah Wilona

“Ciee mukanya merah tuu!” ledek Resya

“Iihh rese!!”

Wilona memukul Resya dengan bantalnya berkali-kali, hingga Resya berhasil membalikan keadaan, Resya berpura-pura ingin memukul Wilona hingga Wilona menutup matanya,

CUP

Wilona membuka matanya, wajahnya dan Resya sudah sangat dekat, bahkan deru nafas Resya terasa diwajahnya. Entah siapa yang memulai terlebih dahulu, bibir mereka mendekat dan menyatu. Setelah beberapa saat, Wilona melepaskan pagutan mereka terlebih dahulu, menempelkan kening mereka, saling melemparkan senyum.

"Jadi aku boleh ketemu Rimar?"








Setelah menempuh perdebatan akhirnya Wilona mengalah dengan ikut ke acara pertemuan Resya dengan teman-temannya.

Realita PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang