19.Topeng

310 30 25
                                    

Jendela kamarnya yang mulai berembun, menandakan akan datangnya musim salju, musim salju ke tiga yang telah ia lewati.

"Kamu bohong kan? Ga mungkin kamu nyakitin aku kaya gini, aku tau kamu pasti bohong, ga mungkin, gimana dengan janji kita? Kamu bilang aku ga boleh ngelepasin tangan kamu? Sekarang kamu yang mau lepasin paksa tangan aku? Ngomong Sya ngomong, ini ga bener kan? Adra itu cuma orang yang bantuin kamu, aku percaya sm kamu selama jni , please jawab aku, hey jawab aku sayang, aku mohon"

Resya terkejut dan tersadar dari lamunannya dengan segera ia menghapus tetesan air mata dipipinya mendengar suara tantenya
"Sya, cobain deh tante bikin kue putu"
Resya mengunyahnya perlahan, membuat tantenya semakin penasaran.

"Lama banget ngerasain doang juga" protes tantenya, Resya tersenyum meledek.

" Gimana? Masa udah trial ke 3 ga mirip-mirip?"

"80% lah ya" nilai Resya dengan gaya sok chef nya

" Nah kan, berarti bener tahun kemarin cuma kurang 1 takaran" selalu itu pembelaaannya dari tahun ketahun terhitung 10 tahun sudah dia tinggal di negara suaminya itu.Dia Tari, adik dari papinya Resya yang setiap musim salju selalu mencoba membuat kue putu.

"Sya, tante pikir kamu udah bisaloh pulang ke indo" tanpa Resya sadari Tantenya itu melihat ponakannya itu masih sering melamun dan meneteskan air mata

" Tante ngusir aku?"

" Ga usah mulai deh, kamu tau maksud tante"
Resya tertawa kecil,

" Sya.. cukup nyiksa batin kamu sendiri, jelasin ke dia apa yang sebenarnya terjadi , dia berhak dapet penjelasan dari kamu"

" Tan, tante tau kan? Ini yang terbaik buat dia, orang kaya aku tu cuma bisa nyakitin dia, jadi buat apa ? Penjelasan dari aku cuma akan ngebuka luka dia yang udah berhasil dia sembuhin dengan orang lain"

" Terus gimana dengan kamu?" Hmm?"
Resya hanya diam tersenyum getir melihat kearah luar jendela.

" Tante ga akan ngomong gini kalo kamu berhasil ngelepas topeng yang selalu kamu pakai ini, nyatanya 3th tante cuma liat topeng, Resya anak yang ceria, Resya dengan prestasinya di kantor, ganti ganti pasanganpun ga bisa lepasin topeng yang kamu pakai buat nutupin semua keresahan kamu, kekesalan kamu, kekecewaan kamu, tante tau semua itu Sya"

Resya masih tersenyum dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

" Stop lah Sya, tante ga mau punya ponakan joker loh"
Resya terkekeh di tangisnya,

" Maafin Resya yang selama ini bikin tante khawatir"
Resya memeluk Tari menumpahkan kesakitannya, segala bentuk sesak di dadanya,  sejak awal Resya tak segan menceritakan yang sebenarnya terjadi kepada Tari

"Kamu bisa kok Sya, gapapa sekarang nangis aja sekuat kamu, ga semua hal yang kamu mau itu bisa kamu dapetin, perlahan waktu pasti bisa buat kamu ngerti itu"

Tari ingat perkataannya waktu itu, harusnya ia tak mendukung kata hati Resya yang sudah jelas salah, tapi ia bisa melihat kekosongan dari tatapan mata ponakannya bahkan saat tertawa dengan temannya ataupun kekasihnya yang ia putusan dalam beberapa bulan  dan itu menyakiti hatinya.

Bahkan lihat, tubuh berisi Resya entah hilang kemana, jika di tanya tentang badannya yang kurus, ia akan selalu menjawab
" Yoi, lagi diet biar mirip model"
Nyatanya, terkadang saat ia sedang makan, tiba tiba nafsu makannya hilang dan bahkan ia tidak tau makanan kesukaannya sekarang apa.

Resya melakukan hal yang Wilona benci, semua hal yang Wilona benci. Mulai dari memotong rambutnya hingga pendek, mewarnainya, makan mie instan, ia berharap kekasihnya itu datang dan memarahinya. Tapi ia lupa, apa yang dia perbuat tidak mungkin membuat Wilona menoleh kembali padanya. Rasa sakit yang ia tanamkan kepada Wilona sangat dalam.

" Kakak yakin ga mau liat aku wisuda?"

"Kaaakkkk"

"Kaaaakkk"

Adiknya itu terus mengerek membuat Resya jijik menatap layar ponselnya
" Potong kumis kamu kalo mau centil gitu, geli kakak"

" Iya nanti potong, kakak pulang ya?"

"Iya tapi potongnya sisain kotak di tengah"

" Kak, apa kata fans-fans aku, jangan gitu lah"

"Ya udah video call juga bisa kan ngeliatin kamu wisuda"

"Ok ok , aku yang pesenin tiket" ucap Rasya frustasi

Resya tertawa membayangkan kumis adiknya yang kotak sedang Rasya memasang muka kesalnya tapi dia senang bahwa kakaknya itu akan pulang.




"Udah semua ga ada yang ketinggalan?"tanya Tari pada asisten rumah tangganya

" Ahh i will miss you guys"ucap Resya pada asisten rumah tangga tantenya itu,Kally dan Frins

" So, don't forget back home"

" Of course, so hug me again"
Resya memang sangat dekat dengan asisten rumah tangga tantenya, umur mereka pun tidak terpaut jauh,bahkan saat Resya melihat Kally ia tidak percaya bahwa Kally asisten rumah tangga tantenya, pasalnya wajahnya lebih cocok menjadi model.
Resya pernah bertanya mengapa dia bekerja menjadi asisten rumah tangga. Kally menjawab

"This my passion, i love cleaning"
Resya menggelengkan kepalanya lalu menjawab

"Yeah you're crazy, get out from here and you will be famous with your face and body, why you stay at my aunt house and cleaning my room?? is there anyone crazier than you??" 

Resya masih tak habis pikir dengan jalan pikiran bule ini, yang dia marahin hanya tertawa dan kembali bersenandung sambil bekerja. Sengklek kalo kata si Gea.

" Tant, makasih yah maaf selama ini aku ngerepotin tante sama uncle terus, salamin salam terimakasih aku sama uncle"

" Kamu ga pernah bikin tante repot, dan si uncle bilang dia bakal sedih ga ada temen nyanyi pake gitar malem malem" mereka terkekeh,

Tari menangkup wajah ponakannya dengan kedua tangannya
" Janji sama tante, bahagia ya sayang, selesain apa yang belum selesai, dengan gitu kamu pasti bisa maju kedepan, harus bisa nerima kenyataan yah"

"Hah udah ah aku ga mau nangis" ucap Resya lalu memeluk tantenya.

" Makasih ya tant, makasih banget"

Resyapun berpamitan, lalu sekali lagi berbalik badan menatap tantenya lalu melambaikan tangannya.

"Aku pulang sayang"  ucapnya dalam hati..



Sekedar cerita

"Dia pacar kamu?"

"Iya"

Sebenernya percakapan itu lagi ga bisa di ilangin dr otak gua,
Rasa sakitnya juga masih berasa,
Seolah olah alam bercanda, setelah berpisah aku dipertemukan dengan kamu yang sudah menjadi milik orang.
Kamu, manusia yang aku pikirkan setiap detiknya telah jadi milik orang lain,
Kamu, manusia yang kutunggu, telah memberikan senyum dan tatapmu untuk orang lain.
Dan aku?
--------

Realita PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang