12. Ingkar

390 41 2
                                    

Rintik hujan yang masih membasahi bumi, riuh suara dedaunan yang bergesekan, seorang wanita duduk di samping jendela sebuah tempat ia memesan kopi, mengamati suasana sekitar dengan perasaan resah, lelah dan sedikit kecewa.

Handphone yang sejak tadi ia lihatpun tak lagi menarik perhatiannya, ditaruhnya benda persegi panjang itu di meja dekat kopinya yang sudah tak lagi beraroma.

"Sayang, maaf yah aku agak telak kayanya, klient tiba² ngajak meeting, Adra mendadak banget bilangnya, setelah selesai aku langsung ke sana"

Itulah pesan terakhir dari kekasihnya yang membuatnya mengacuhkan ponsel genggamnya. Membuang nafas berkali-kali. 1 jam telah berlalu, ia memutuskan membayar pesanannya dan beranjak pergi sebelum akhirnya ia di kejutkan oleh seorang laki-laki.

" Wilona kan ??"

"Sorry ?" Wilona merenyitkan dahinya mencoba mengingat sosok laki-laki di hadapannya, merasa familiar

"Ayo lo lupa ?"

" Ya ampun gila ya sama gua lupa, gua Nino temen SD lo"

" Ya ampun No kemana aja lo ?" Akhirnya Wilona mengenal lelaki itu, lelaki yang dulu selalu menemaninya, bocah lelaki yang tumbuh menjadi lelaki dewasa dengan otot yang menonjol di sisi badannya dan wajah yang tampan.

" Lo berubah banget No wajar lah kalo gue ga ngenalin gini"

Akhirnya Wilona kembali duduk dan berbincang dengan Nino, dan ternyata Nino selalu mencari Wilona karna Wilona sosok sahabat yang tak pernah ragu membantunya di saat teman yang lainnya membuly nya karna tubuhnya yang berisi dan berwarna gelap.

" Terus terus, lo udah merid?"

Wilona tidak menjawab hanya memamerkan jari-jari tangannya lalu tertawa bersama Nino

"Mana pacar lo, katanya mau nyusul ?" Tanya Wilona yang sedari tadi penasaran dengan siapa sosok pacar yang di agungkan oleh Nino sejak tadi .

" Bentar lagi sampe"

Wilona mengangguk lalu menyedot minumannya yang baru saja ia pesan

" Nah tu dia"

Wilona mengikuti arah pandang Nino dan...

"Uhuukk uhuukk uhukk"



Sosok lelaki gagah dengan kemeja biru langit, membisiknya sesuatu yang akhirnya membuat Wilona terbatuk lagi
" Hai gua Ciko, him boyfriend"

Wilona tak pernah menyangka akan bertemu dengan circle pertemanan yang sama dengan dirinya, pasalnya dirinya dan Reisya memang sama-sama baru pertama kalinya masuk ke dalam dunia pelangi ini. Dan sekarang, sosok 2 laki laki tampan ini sedang saling melemparkan  senyuman terbaiknya.

"Jadi ini Wilona , sosok super hero kamu?" Tanya Ciko pada Nino,

" Kenapa si lo ? Mendadak bisu lo?" Tanya Nino pada Wilona

Wilona menggelengkan kepalanya,
" Sorry sorry gue cuma speechless , kok lo mau buka orientasi lo ke gue ? Kita baru ketemu lagi loh No setelah sekian lama"

" Dari dulu sampe sekarang, lo selalu jadi teman terbaik gue, gue nyari lo susah tau, dan di saat ketemu lagi gua emang pengen terbuka sama lo, karna gue yakin lo itu bukan orang yang suka ngejudge orang lain"

" Tapi kan itu gue dulu masih kecil No banyak yang bisa berubah"

" So, apa lo sekarang mao ngejudge gue ? Tanya Nino

Wilona menggelengkan kepalanya

" Terus lo ga mau berteman sama gue lagi?"

Wilona menggengkan kepalanya, raut wajah Nino berubah

" Gak gak , maksud gue ya kenapa harus ga mau berteman ? "

" So, bener kan pemikiran gue tentang lo"
Sahut Nino bangga,

Akhirnya mereka bertiga mengobrol hingga tak terasa hari telah gelap. Wilona bersikeras ingin memesan taxi online padahal Nino sudah memaksanya ingin mengantarnya pulang. Dengan perdebatan dan nego yang sengit, akhirnya Wilona menyerah.

" Makasih ya No, Chik!"

" Sama-sama Wil" ucap Nino dan Chiko bersamaan

"Uuu so suit" ledek Wilona , mereka pun berpamitan, Wilona membuka gerbang rumahnya.






" Dari mana?"

Belum sampai menaruh tas nya di atas meja belajarnya, ia dikagetkan dengan suara Resya dari arah belakangnya.

" Dari cafe lah"

" Aku kan udah chat aku udah bilang ga jadi"
Memang saat mengobrol dengan Nino dan Chiko , Wilona sempat membaca pesan Resya yang mengatakan ia tak jadi kecafe dan memintanya untuk pulang

Wilona tidak menjawab,
"Tadi di anter siapa?"

"Temen"

" 2 cowo?"

" Ya" jawab Wilona singkat

Resya mulai terbawa emosi,
" Aku dari kantor cape, sempet²in ke sini buat ketemu kamu, tapi apa yang aku terima?"

" Hey, kamu pikir aku ga cape nunggu 2 jam di cafe dan dengan seenaknya kamu cancel?"

" Aku tau aku salah, tp semua di luar rencana!" Jawab Resya tak mau kalah

" Bukan sekali dua kali ya Sya, kalo ga bisa mending bilang ga bisa!!"

Resya membuang nafasnya kasar, mencoba meredam amarahnya.. 10 menit mereka berdiam diri.
Hingga Resya mencoba meraih tangan Wilona walaupun berkali kali di tepis oleh yang punya,

" Maaf sayang , aku sadar aku jarang banget bisa ngabisin waktu sama kamu akhir akhir ini, demi apapun aku juga mau selalu sama kamu, deket sama kamu, tapi aku harus pegang tanggung jawab ini" jelas Resya dengan sisa tenaganya,

Wilona menatap Resya, tak tega dengan raut wajah kekasihnya yang berantakan.

"Udah makan ?" Tanya Wilona

Resya menggelengkan kepalanya, lagi lagi Wilona menghela nafasnya, lalu berjalan keluar kamarnya. Resya yang tak ingin membuat kekasihnya kembali marah pun hanya melihat Wilona berjalan meninggalkannya di kamarnya.

Tak lama Wilona datang dengan sepiring nasi berserta lauk pauknya, Resya mengalihkan pandangannya dari ponselnya kepada kekasihnya yang sudah duduk di hadapannya.

" Aaaaaa" titah Wilona menyodorkan sesendok nasi beserta lauknya , Resya tersenyum lalu membuka mulutnya.

Wilona masih menyuapi Resya dengan tatapan flatnya, Resya tak berniat memulai pembicaraan sedikit pun, ia sibuk mengunyah makanannya dan memperhatikan kekasihnya.

Hingga piring yang penuh dengan nasi dan lauk pauk itu lebih berpindah ke perut Resya,

"Wil--"

" Minum dulu" titah Wilona memotong ucapan Resya sembari menyodorkan gelas berisi air mineral.

"Makasih sayang" ucap Resya setelah memberikan gelas yang telah kosong kepada kekasihnya itu, tangannya gini menggenggam Wilona

" Maaf ..yah ??" Ucap Resya dengan raut muka yang penuh penyesalannya

" Sesibuk apapun bisa kan sempetin makan?setiap hari jam makan aku selalu ingetin kamu buat makan, kamu selalu bilang "iya" itu bohong? Bisa ga ngurangin kekhawatiran aku ke kamu? Kita udah jarang ketemu, masih ga bisa aku minta hal itu?" Wilona menatap kekasihnya dengan raut kecewanya

Resya menarik Wilona untuk dipeluknya, mengecup keningnya berkali-kali.

" Lagi lagi aku ngeselin yah ?" Tanyanya sambil mendekap Wilona, Wilona mengangguk dalam dekapannya. Resya terkekeh.

" Boleh aku minta maaf lagi?" tanya Resya, Wilona meregangkan pelukannya , menatap Resya dengan sengit

" Maaf kali ini dengan janji" ucap Resya sambil menaikan 2 jarinya ke udara.

Wilona mengangguk , lalu kembali mendekap erat kekasihnya.


" 2 cowo tadi siapa ??"

Realita PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang