14. Rasya Pramadinata

360 44 3
                                    


"Punya adek seneng banget ngerjain kakaknya" gerutu Resya, dengan tangan yang sibuk mencari action figure keinginan adiknya, Rasya. Hari ini hari ulang tahun Rasya, ia meminta action Figure entah apa namanya aku tidak mengerti yang jelas seharusnya Resya memesan keluar negri, tapi karna ia lupa jadilah kami sudah berada di tempat ke 3 pencarian .

"Cape gak? Kamu nunggu disitu aja ya" ucapnya seraya mengelus kepalaku..

"Misi kak, yang ini bukan?" Seorang karyawan toko mengampiri kami, memberikan apa yang kami cari. Resya kegirangan, hingga, ia menyadari karyawan toko itu belum juga meninggalkan kami, dan aku tau ia memperhatikanku.

"Matanya yang sopan ya mas!" Karyawan itu gelagapan mendengar suara Resya lalu ia beranjak pergi setelah mendengar  "Ayo sayang!"

"Aku males kalo ngajak kamu ke tempat kaya tadi"

" Kurang ngajar banget tu pegawai"

"Kalo aplikasi online aku kasih bintang 1"

Sepanjang jalan Resya masih menggerutu, aku hanya tersenyum geli.
"Orang lagi bete senyam senyum mulu" sindirnya, aku tertawa.

"Lagian kalo udah cemburu lucu banget sihh?" aku mencubit kedua pipinya lalu mengecupnya,

"Bukan cemburu"elaknya,

"Terus?"

"Cuma ga suka kepunyaan aku diliatin orang lain segitunya" aku tersenyum geli, masih menatapnya intens.

"iya iya oke, aku cemburu!" ucapnya , tawaku seketika pecah, dasar gengsian.

"Jam 7 aku jemput yahh, ga usah dandan terlalu cantik!" ucapnya posesif setelah sampai didepan gerbang rumahku.

Aku keluar dari mobilnya setelah mengecup kedua pipinya, hari ini perayaan ulang tahun Rasya yang akan diadakan dirumahnya, tidak banyak yang di undang, hanya beberapa kerabat saudara terdekat dan teman-teman sekolahnya.



Tiba waktunya, tepat pukul 7 malam, Resya ngabariku bahwa ia  sudah berada didepan rumahku, sedang orang tuaku sudah berangkat menuju rumah Resya jam setengah 7 tadi, katanya ingin mencari hadiah untuk Rasya di mall dekat rumahku.

Setelah mengecek penampilanku sekali lagi, aku segera menghampiri Resya, malam ini aku hanya memakai gaun hitam di atas lutut yang bagian atasnya memperlihatkan sedikit punggungku, rambutku sengaja ku gerai agar punggungku tidak terlalu terekspos, dan heels yang senada dengan gaunku.

" Maaf lama ya…. Hey? Kok bengong?”  ternyata dari tadi Resya menatapku dengan mulut terbuka, lucu sekali wajahnya.

"Kamu cantik banget " ucapnya, aku sedikit tesipu.

"Makasih , udah yu gombalnya nanti telat" akupun menarik tangannya menuju mobilnya.

AUTHOR POV

" Yang bener nyetirnya ih"
Wilona dibuat gemas oleh tingkah Resya yang selalu meliriknya sambil mengemudi. Resya tertawa,

"Diliatin gitu aja blushing" ledek Resya,

"Siapa juga yang blushing?! Wilona membuang wajahnya kearah jalan,

"Masih keliatan tu dari spion" Goda Resya lagi, lalu ia tertawa.

"Ihh nyebelin!!" Wilona mencubit perut kiri Resya, hingga Resya mengaduh dan meminta ampun, namun tawanya masih terdengar.

"Oke oke, ampun"ucap Resya saat Wilona mengancam dengan cubitannyalagi. Wilona tertawa kemenangan.

"bocah" gumam Resya pelan lalu

"aww!!"pekik Resya merasakan cubitan lagi diperutnya.




Realita PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang