EPISODE 39. Kepercayaan
Sudah tiga hari sejak aku datang kesini. Sama dengan khawatirnya diriku, waktu yang kuhabiskan di rumah Elohim juga sangat damai.
Namun, Ha Taehoon tidak lengah dan tetap waspada. Di malam hari, dia datang ke kamarku dan tidur bersamaku di pelukannya. Baru pada saat itulah dia tampak tenang.
Aku sudah terbiasa tidur di ranjang yang sama dengannya sekarang, namun aku tidak bisa menahan perasaan gelisah di sudut hatiku.
Ha Taehoon mungkin juga merasakannya, bahwa mungkin saja aku akan tinggal disini. Dia bilang dia akan mempercayaiku, tapi insting naluriahnya akan menjadi masalah lain.
Aku menghela napas frustasi dan menutup buku yang sedang kubaca. Sementara Ha Taehoon pergi ke ruang bawah tanah untuk berolahraga, aku kebetulan mampir di ruang studi lantai dua-walaupun itu lebih seperti perpustakaan karena sangat luas dan penuh dengan rak buku besar.
Buku yang baru saja kututup adalah buku tentang berbagai jenis tanaman yang tumbuh di seluruh penjuru dunia. Apa ya namanya? Ensiklopedia tanaman?
Aku membacanya untuk mengistirahatkan pikiranku dari Ha Taehoon sebentar, tapi karena membosankan, itu tidak begitu membantu.
Haruskah aku... kembali ke Korea saja bersama Ha Taehoon?
Walaupun sulit untuk bertemu dengan Prophet, kenyataan tidak berubah. Tidak ada jaminan aku akan mendapatkan informasi yang berguna setelah tujuh hari, seperti yang Elohim katakan.
Sungguh mengejutkan bahwa dia tahu apa yang terjadi di Abyss, tapi itu saja tidak bisa membuatku percaya bahwa dia tahu segalanya.
"Bukankah kamu bilang kamu akan tetap disisiku tak peduli apa yang terjadi?"
Apa yang Ha Taehoon katakan padaku bergema di telingaku lagi. Kalau aku tahu ini akan terjadi, aku akan sedikit lebih berhati-hati. Aku sudah mengatakan berulang kali kalau aku tidak akan pergi, tapi aku tidak menyangka akan terjadi kesalahan seperti ini.
Situasi dimana aku harus mempertimbangkan usulan Elohim dan kepercayaan Ha Taehoon ini sangat sulit.
Pada akhirnya, aku bangkit dari dudukku dengan buku itu. Aku harus berhenti memikirkannya dan mencari buku lain untuk dibaca.
Aku menaruh kembali buku itu dan melihat ke rak lain. Pengalamanku dengan buku sangat sedikit hingga aku tidak tahu buku mana yang menyenangkan.
Apakah ada sesuatu yang mirip Abyss?
Apa ya genre-nya? Fantasy? Disini ada banyak sekali buku; mungkin ada satu atau dua buku yang mirip seperti itu.
Saat itulah, ketika aku melintasi bagian tengah perpustakaan yang luas tanpa akhir sambil melihat punggung buku, aku menemukannya. Di antara tumpukan kertas dan buku tua di lantai, ada sebuah buku tanpa judul.
Bahkan sepintas, aku bisa tahu kalau itu bukan buku biasa. Aku menyingkirkan kertas-kertas tua di sekitarnya dan mengambil buku itu. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela menyinari debu.
"Apa ini?"
Tak peduli dimana aku melihatnya, judulnya tidak terlihat dimanapun. Sampulnya berwarna merah gelap seolah ternoda oleh darah.
Walaupun aku tidak tahu buku apa itu, aku punya hasrat yang aneh untuk membukanya. Setelah berpikir sejenak, aku pun membuka sampul untuk melihatnya sebentar.
「57」
Itu adalah nomor yang tertulis di tengah halaman pertama. 57? Aku tidak berpikir itu adalah volume ke-57 dari sebuah novel panjang. Kalau buku ini tidak menarik, aku tidak akan membuang waktu lagi dan pergi ke ruang bawah tanah untuk berolahraga bersama Ha Taehoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tidak Menginginkan Reinkarnasi Ini Pt. 2 [Stopped]
FantasiPart 2 Bagi yang nemu ini dan penasaran dimana part 1 nya, silahkan cek profilku. 「Series ini telah berhenti ditranslate.」