Panglima istana masuk kedalam ruang tempat winter di tahan, saat masuk dia menyaksikan bahwa winter dalam keadaan yang mengenaskan.
Wajahnya hancur penuh darah, lehernya hijau karena bekas cekikan yang teramat keras, dan tubuhnya dipenuhi bekas luka bahkan pukulan yang bertubi-tubi dilakukan padanya.
"lepaskan aku!" ucap winter dengan nada yang sangat lemah.
Panglima livingston tertawa melihat winter memohon padanya "bagaimana apa ini sudah cukup menderita? Atau belum?" tanya panglima.
"kurasa, karena kau masih kuat berbicara semua ini masih kurang menyakitkan!" lanjutnya.
"baiklah cepat bunuh aku sekarang juga, aku sudah sangat muak melihat wajah kalian" ucap winter.
"apa kau sedang meremehkan aku?" tanya sang panglima.
"ya! Sejak kemarin kau hanya mengancam membunuhku tapi tidak kunjung melakukannya, sangat payah membereskan penjahat sepertiku saja harus mengulur waktu" ucap winter, sekarang winter sudah tidak
"apa kau sedang merencanakan sesuatu?" tanya nya.
"merencanakan apa? Kau fikir apa yang bisa kulakukan saat terikat seperti ini" ucap winter, lalu tersenyum dengan gila pada sang panglima.
Sebenarnya winter bukan tidak takut, dia merasa sangat takut dengan hukuman yang kerajaan beri kepadanya, hanya saja winter berusaha tetap kuat sampai ia benar-benar meninggal.
Winter tidak mau terlihat putus asa dan kalah di depan mata para bangsawan itu, jadi dia memutuskan untuk tetap terlihat biasa saja agar saat ia mati mereka tidak terlalu merasa puas.
Lagi pula sekarang winter sudah tidak takut mati lagi, setelah bayangan ayah dan kedua orang tuanya datang saat itu winter sudah membulatkan tekadnya kalau dia ingin segera meninggalkan dunianya.
"dasar wanita gila" ucapnya lalu segera pergi ke luar dari penjara itu untuk menemui raja dan ratu.
"mohon ampun yang mulia, winter mendesak saya untuk segera melaksanakan hukumannya" ucap sang panglima.
Raja dan ratu terlihat kebingungan dengan ucapan panglima livingston.
"dia terus meremehkan kerajaan dan menganggap kalau kita tidak berani membunuhnya" lanjut sang panglima.
"benarkah?" tanya raja alexander "kalau begitu segera siapkan semuanya" ucap raja alexander.
"BAIK" ucapnya.
Belum juga semua orang pergi untuk mempersiapkannya, pangeran solon datang dengan gagah sambil membawa pedanya menghampiri raja.
"APA YANG KALIAN LAKUKANNNN!" teriak pangeran solon.
"AKU SUDAH MELARANG KALIAN UNTUK MEMBUNUHNYA" lanjutnya di hadapan raja dan ratu.
Cringg
Pangeran solon menodongkan pedang kehadapan ayahnya sendiri, semua orang terkejut bukan main melihat kejadian ini, bagimana bisa seorang pangeran menodongkan pedang pada raja yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.
"turunkan pedangmu sekarang juga" titah raja alexander.
Tatapan pangeran solon sangat tajam, bisa terlihat dari matanya dia memiliki kebencian mendalam karena masalah ini.
"apa kau mau aku menjadikanmu gelandangan? Seharusnya kau merasa beruntung karena terlahir dari keluarga bangsawan, tapi kau tidak pernah bersyukur dan selalu membangkang" ucap nya.
"MEMANGNYA KENAPA!!!!?" teriak pangeran solon air matanya jatuh membasahi pipinya.
"KENAPA AKU HARUS MENGIKUTI SEMUA PERINTAH KALIAN? APA HAK KALIAN ATAS HIDUPKU?" teriak nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince
FanfictionPerjalanan menemukan cinta yang telah lama hilang. Berlatarkan masa lalu dan masa depan, kisah cinta dua manusia yang harus rela terpisahkan karena kematian. Solon & Winter Park Sunghoon & Shin Hanni