Hukum Cinta (1)

642 37 8
                                    

Pawat membuka matanya perlahan, ia kemudian menghela nafas sembari mengusap wajahnya kasar merasakan pening yang begitu luar biasa pada kepalanya.

Maaf, gua cinta sama lo

Pawat membelalakan matanya, sekilas ia mengingat kejadian semalam. Ia dan Nanon.... Ia dan Nanon benar-benar melakukan itu?

Ia buru-buru langsung membuka selimutnya dan mendapati dirinya yang sudah telanjang tanpa sehelai benang pun. Badannya gemetaran, pikirannya kacau.

Tidak, ia tidak ingin seperti ini.

Lelaki itu buru-buru mengambil selimut dan pergi ke kamar mandi untuk mandi, ia menyalakan shower dan menikmati wajahnya yang terkena cipratan air yang begitu menenangkan meskipun pikirannya tetap tak bisa tenang.

"AKHHHHH!!!"

BUG! BUG! BUG!

Tiga kali lelaki itu memukul tembok dinding di hadapannya hingga darah berkeluaran hingga ke sela-sela jarinya.

Air matanya turun tanpa terlihat, dadanya sangat sesak. Ia telah merusak Nanon, ia merusak lelaki yang dicintainya dengan begitu hina.

Ia harus apa?

Setelah beberapa saat lelaki itu kembali keluar dari kamar mandi setelah mengenakan pakaiannya, langkahnya yang gontai perlahan berjalan menuju ke arah dapur. Disana ia melihat Nanon tengah berjongkok sembari menangis menatap gelas yang pecah di hadapannya.

"Maa... Nanon harus apa?"  Tangisnya pecah, ia tak bisa membendungnya lagi hingga akhirnya Pawat menghampirinya dengan tatapan kosong.

Pawat berjongkok di depan Nanon kemudian memeluknya dengan erat, tak perduli jika kakinya terkena pecahan beling karena tanpa sadar ia berjalan dengan menginjak beling yang Nanon jatuhkan tadi.

Nanon tambah menangis dengan deras, "Gua harus apa Wat?" Isaknya sembari memeluk Pawat dengan erat.

Pawat menggeleng kecil dengan air mata yang ikut menetes, "Maaf"

"Gua sayang sama lo"

"Maaf Non, gua udah ngerusak lo" Lirihnya dan saat itu juga air matanya ikut tumpah.

Nanon tak menanggapinya, ia kembali menangis dengan deras dalam pelukan Pawat begitupula Pawat yang diam-diam menangis dalam pelukan Nanon, lelaki yang ia cintai namun sudah ia rusak kehormatannya.

***

Entah ini perasaan Nanon saja atau memang semenjak masuk sekolah bersama Pawat mereka berdua langsung diberikan tatapan sinis, terutama Nanon. Nanon menundukkan kepalanya karena sedikit takut padahal ia tak tahu kesalahan ia dimana sedangkan Pawat, lelaki itu tidak perduli tatapannya masih kosong dan hampa.

Langkah mereka terhenti saat Nanon melihat ada kaki yang berhenti menghadap ke arahnya, dengan cepat Nanon mendongak dan mendapati Fong menatap ke arahnya dengan lembut.

"Nanon"

"h-ha?"

"Gua kecewa sama lo" Lanjutnya.

Seluruh siswa disana langsung mengelilingi mereka bertiga, "Gua kecewa banget sama lo"

Bibir Nanon gemetar, "Justru gua yang kecewa sama lo"

"Lo bikin Pawat koma waktu itu" Balas Nanon dengan sinis.

Fong tersenyum perih, "Gua gak pernah mau ngelakuin itu kalo lo peka"

"Maksud lo?"

"Hubungan kalian udah kebongkar" Lanjut Fong yang membuat Nanon mengerutkan keningnya, "Gimana?"

Hukum Cinta || OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang