Lahiran

344 28 1
                                    

Nanon merasakan ada yang berbeda dari Sean semenjak hari itu, bukan... Sean tidak berubah menjadi jahat melainkan ia berubah menjadi tambah manis dan memanjakannya.

Seperti sekarang, Nanon sedang mengidam Sean mantan ketua geng motor itu untuk memakai piyama berbentuk sapi sembari menarikan lagu Shake it - Sistar. Namun tak ada yang bisa Sean lakukan selain menurutinya yang membuat Nanon tertawa terpingkal-pingkal.

"Hmmm hmmm, ketawaaa" Sinis Sean sembari menyilangi tangannya.

Lelaki berlesung pipit itu tambah tertawa sembari memegangi perutnya yang semakin membesar. Besok adalah hari persalinan caesarnya, sedari semalam ia tak bisa tidur karena takut namun Sean berusaha menghiburnya agar tidak terlalu takut lagi.

Sean diam-diam tersenyum menatap Nanon yang tengah tertawa dengan girangnya, hatinya menghangat dan matanya memanas. Ia sangat menyayangi Nanon lebih dari apapun.

"Nanon"

"hm?" Tanyanya sembari berusaha meredakan tawanya.

Sean berjalan ke arah Nanon lalu duduk di hadapannya, "Jangan khawatir ya sayang, semuanya bakal baik-baik aja. Senyum terus, hari ini gua bakal jadi calon suami terbaik buat lo pokoknya"

Nanon menaikan sebelah alisnya, "Hm?"

"Hari ini, kita having fun ya. Semua permintaan lo gua bakal turutin" Ujarnya sembari tersenyum.

Mata Nanon langsung berbinar, "Apapun?"

Sean mengangguk, "Hm semuanya"

Nanon nampak berpikir sebentar sebelum akhirnya menjawab, "Gua cuma pengen cuddle aja sama lo gak papa?" Tanyanya dengan sedikit malu-malu.

Sean tertawa kecil kemudian beranjak menuju kasur lalu merentangkan tangannya sembari menatap Nanon, "Sini"

Nanon tersenyum lebar sebelum akhirnya berjalan ke arah Sean lalu memeluk tubuh Sean sembari tiduran. "Terima kasih, daddy" Godanya yang membuat Sean meringis.

"Jangan ngegoda gitu dong" Rengek Sean.

"Kenapa?" Goda Nanon.

Sean terdiam dan menatap Nanon lama namun dia langsung menggelengkan kepalanya, "Enggak... Enggak... Enggak..." Gumamnya yang membuat Nanon tertawa.

"Kenapa?"

Sean memajukan bibirnya, "Aku gak boleh macem-macem sama kamu, nanti mama marah" Lirihnya yang membuat Nanon tertawa.

"Aku-kamu?" Tanyanya meledek.

"Iya, jangan bilang lo gua lagi, bilang aku kamu aja biar lucu" Ujarnya yang membuat Nanon gemas, "Kemana Sean si Ketua geng motor itu hm?"

Sean menggeleng ribut, "Engga kok engga udah engga Nanon ih" Rengeknya.

Nanon mengangguk gemas, "Uuuuu iya iya"

Mereka kemudian kembali berpelukan dengan posisi Nanon berbaring ke samping dan Sean memeluknya dari belakang.

"Gua pengen kaya gini dulu sebentar ya" Bisik Sean.

Nanon terdiam, ia tahu ia gila namun dalam hatinya ia berharap jika orang yang memeluknya adalah Pawat dan bukan Sean.

"Nanon, kalo anak itu lahir namain Sena sama Sane ya?" Tanyanya.

Mendemgar itu Nanon langsung terkejut, "Kamu mau anak kita dibully??"

"Wah... Kalo ada yang bully anak kita, aku hukum pancung orangnya"

Seketika lelaki berlesung pipit itu terkekeh, "Ada-ada aja kamu"

Sean hanya tersenyum lalu tambah mengeratkan pelukannya, "Besok ketemu baby cimol ya"

Hukum Cinta || OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang