Penyerangan

561 47 3
                                    

"Kok lo bisa ada disini?" Bingung Nanon saat melihat Fong yang tengah pat-pat Jamal setelah memberinya makanan.

"Oh gitu, gua gak boleh dateng" Ujar Fong sembari berdiri dan berpura-pura hendak pergi namun ditahan oleh Nanon.

"Mau kemana lo?"

"Tadi katanya ga boleh disini?" Tanya Fong sembari berkacak pinggang.

"Ii bukan gitu, gua kan cuma nanya doang sensi amat lu sat"

Fong tertawa kecil lalu duduk di sebelah Nanon yang masih bengong mengumpulkan nyawanya, "Lagi stress?"

Nanon mengangguk.

"Gara-gara Pawat?" Ledek Fong.

Nanon mengangguk tanpa sadar sebelum akhirnya menengok ke arah Fong dengan wajah terkejut, "Darimana lo tau?"

Raut wajah lelaki itu langsung berubah, tatapannya berubah menjadi sendu, "G-gua cuma bercanda padahal" Jawab Fong sembari berdeham.

Nanon mengerjapkan matanya beberapa.kali, "Ha?"

Fong melirik Nanon kemudian tersenyum sebelum berubah menjadi tertawa, "Kan, kata gua juga apa lo suka sama Pawat"

Pipi Nanon langsung memerah, ia mendongak dengan posisinya yang tengah tiduran telungkup kemudian langsung membenamkan kepalanya ke bantal karena malu.

"Sat jawab dulu, lo suka Pawat?"

Nanon mengangguk masih dengan membenamkan wajahnya.

Fong lagi-lagi menghela nafas berat yang membuat Nanon langsung bangun dan menahan tangannya, "Lo marah?"

"Buat apa gua marah?"

"Gua bi, ga semua orang bisa nerima itu"

"Tapi gua bisa, lo sahabat gua dari kecil. Gua dukung lo kok apapun itu tapi-"

Nanon yang awalnya tersenyum kembali memudarkan senyumannya saat melihat ekspresi Fong juga ikut berubah menjadi kecewa.

"-Kenapa harus Pawat?" Tanyanya sembari tersenyum sedih.

Kali ini lelaki berlesung pipit itu yang menghela nafas sembari menggaruk tengkuknya, "Gua gak tau, tapi kayanya gua mulai ada perasaan sama dia waktu dia berantem ngelawan geng anak sekolah sebelah yang ngeroyok gua sama Pawat hari itu"

"Maksudnya?"

"Hari lo nemuin gua yang babak belur sama Pawat, itu hari dimana gua jatuh cinta sama dia. Waktu hari pertama gua liat dia di sekolah gua dudukin tempat duduknya karena penuh dan anehnya ga ada yang mau duduk disitu jadi gua dudukin tapi pas gua dudukin gua liat dia dateng untuk pertama kalinya, dia dateng maki-maki, sokab, ngajak kenalan tiba-tiba nyuri we. Beberapa hari kemudian gua dimintain P'gun buat balikin bukunya dan katanya kalo ga dibalikin ga akan pernah dipinjemin lagi sama Pak Mile. Akhirnya gua cari tu anak keliling sekolah eh ternyata gua nemunya dimana coba? Di kelas"

"Dia lagi pake earphonenya sembari nangis, terus gua tanya soal bukunya terus dia bilang ada di apartemennya dia. Akhirnya kita berdua bolos buat ke apartemennya dia, pulang dari sana gua balik ke kelas tapi dia ga ngikutin gua. Gua bingung kenapa ga ada suara langkah jejak kaki yang ngikutin gua akhirnya gua balik lagi dan liat dia dikejar 5 orangan anak geng gitu pas gua mau ngejar dia gua ditarik dari belakang, kepala gua ditutupin kain sampe ga bisa liat apa-apa terus gua dipukulin habis-habisan dan pas buka mata gua liat dia kondisinya lumayan parah ada di gang sepi gitu. Waktu ke apartemen dia gua ga sengaja liat diarynya, dia bilang dia mau mati dan dia sengaja ngajak mereka buat bunuh dia tapi gua bilang, dia harus bertahan setidaknya buat hidup gua dan dari situ dia langsung ngereog anjing. Meskipun dipukulin sampai sekarat dia perjuangin hidup gua bangsat bayangin cok. Di depan mata gua dia ditusuk, dicekek, dibanting tapi dia tetap bertahan buat hidup gua. Semenjak itu gua merasa gua berharga" Jelas Nanon.

Hukum Cinta || OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang