Hari pernikahan

329 26 2
                                    

Persalinan Nanon tinggal menghitung beberapa minggu lagi, bahkan Nanon sudah susah untuk berjalan sekarang dan berat badannya menjadi tambah drastis.

Keempat sahabatnya terus mengunjunginya dengan rutin, ia juga tertawa dengan kencang saat mendengar bahwa Chay dan Mike, Us dan Khai berpacaran. Padahal dulu mereka sering bertengkar.

Satu hal yang hampir ia lupakan, Ohm Pawat Chitsawangdee. Lelaki dengan mata sipitnya itu terkadang menganggu kehidupannya dengan Sean saat ia sedang sendiri. Terkadang ia merasa seperti kehilangan sesuatu, seperti ada sesuatu yang hilang dari dirinya dan ia yakin bahwa itu adalah Pawat.

Ia berusaha untuk melupakan Pawat dan sedikit demi sedikit sudah mulai membuka hatinya pada Sean yang memang tak pernah berbohong dengan ucapannya.

Dan hari ini, Sean bahkan mengajaknya untuk pergi ke pantai. Lelaki itu berlarian seperti anak kecil yang membuat Nanon tertawa namun seketika tawanya luntur saat mengingat kejadiannya saat Pawat melakukan hal yang sama dengannya.

"NANONNN SINII!!!"

"NANONNN SINIII"

"SINI IHH"

"Jangan ngambek dong yang"

"Hey... Gak boleh ngomong kasar begitu, gak baik"

"Jangan berantem sekarang ya"

"Tau ah, gua marah pokoknya sama lo!"

"Untung sayang"

"Sayang"

Air mata Nanon jatuh tiba-tiba yang membuat senyuman Sean berubah menjadi kekhawatiran, dengan secepat kilat ia langsung menghampiri Nanon lalu memeluknya.

"Ayo duduk dulu sini"

Mereka pun akhirnya duduk di sebuah tempat duduk di pinggir pantai, Sean langsung berjongkok di depan Nanon yang masih menangis sedangkan ia sibuk langsung memijiti kaki Nanon yang bengkak.

"Kenapa sayang? Hm? Sini cerita"

"Gua kangen Pawat"

Tangan Sean langsung terhenti, bohong jika ia bilang ia tidak cemburu, ia sangat cemburu, ia tahu semuanya bahkan tentang surat yang Nanon tulis setiap hari di laci mejanya.

Namun apa yang bisa ia lakukan? Ia hanya bisa menghela nafas dan melanjutkan aktifitasnya seolah hal itu tak pernah terucap dari mulut Nanon dan berharap semoga suatu saat nanti lelaki itu bisa mencintainya.

"Mau air kelapa? Katanya itu bagus buat orang hamil"

Nanon tiba-tiba mengangguk yang membuat Sean tersenyum, ia langsung beranjak pergi dari sana sebelum akhirnya ia mengangkat telepon dari Mike yang tak berhenti meneleponnya.

"Halo Mike?"

"Nanon?"

"hm?"

"Lo gak dateng?"

"Kemana?"

"Ke nikahan Pawat"

Deg.

Jantung Nanon rasanya ingin copot saat itu juga, ia mendengar Mike yang terus-terusan memanggil namanya namun Nanon masih membeku. Air matanya jatuh sekali lagi namun raut wajahnya masih kebingungan.

"L-lo gak boong kan Mike?"

"Loh? Bukannya lo dikasih undangannya ya sama Pawat?" Tanya Mike dengan nada yang kebingungan.

"Undangan?"

"Iya, lo dikasih undangannya kok"

Hati Nanon lagi-lagi mencelos, ia menatap Sean dari ujung sana dengan tatapan benci, "Kasih gua alamatnya sekarang"

Hukum Cinta || OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang