"Maaf," mulai merasakan ketidaknyamanan dengan pergelangan tangannya yang tertekuk, Yeri memindahkan satu tangannya ke leher Jaehyun. "Gerakanmu tiba-tiba sekali tadi, aku sempat terkejut dan mungkin badanku otomatis menjadi kaku,"
"Maaf, melihatmu dari belakang tadi membuatku terbawa suasana." Pernyataan jujur dari Jaehyun bukan hanya menimbulkan daun telinganya memerah, namun juga membuat Yeri lengah dengan kejujurannya dan memunculkan semburat merah di pipinya. Yeri makin yakin bahwa Jaehyun makin terbuka dan jujur dengan apa yang ia rasakan saat mereka bersama, ia lega dengan hal itu.
Apakah ini yang dinamakan character development di dunia nyata? Jawabannya bisa menjadi 'betul', karena selain keberanian untuk jujur apa yang ia rasakan, diikuti dengan Jaehyun yang tidak mengalihkan wajahnya saat malu. Walaupun keheningan melanda pun, ekspresi Jaehyun seperti anak kecil yang berteriak 'puji aku!'.
Yeri tersenyum kecil atas analisanya sendiri. Dirinya menangkup wajah Jaehyun dan menarik wajahnya mendekat lalu mengecup dahinya dengan pelan. "Kau tidak perlu mengulangnya sama persis tapi boleh aku minta sesuatu?"
Jaehyun harap bibir Yeri tidak lepas dari dahinya. Ia hanya terdiam untuk mendengar apa permintaan Yeri, matanya kerap kali mencuri pandang ke bibirnya, ia sedang menahan dirinya.
"Bisakah kau melakukannya dengan pelan?"
Dan disinilah aku pikir kau tidak bisa lebih menggemaskan dari sebelumnya. Jaehyun hanya membalas dengan sebuah senyuman dan tanpa bersuara, ia mendekat kepada Yeri untuk mengecup salah satu pipinya. Perempuan itu sedikit mengeluarkan napas tersenggal ketika Jaehyun mulai mendorong kedua tubuhnya hingga terbaring di sofa dan terulang kembali, Jaehyun merasakan bagaimana badannya menegang walaupun tidak seperti sebelumnya.
Jaehyun menjauhkan dirinya untuk melihat reaksi Yeri. Dirinya dapat melihat sorotan kebingungan dengan sedikit rasa takut di mata perempuan yang kini berada di bawahnya, bahkan jarinya dengan ragu meremas pinggangnya. Yang bingung bukanlah hanya Yeri seorang, namun Jaehyun tak kalah bingung dengan Yeri yang sedikit terperanjat ketika ia menautkan beberapa helaian rambut Yeri yang menutupi wajah ke belakang telinganya. Benar-benar seperti ketakutan walaupun Yeri sudah mengizinkannya.
Biasanya ia yang pertama kali menyentuhku. Baiklah, aku akan melakukan ini dulu. Ia menyelipkan tangannya untuk memeluk Yeri dari bawah dan dipastikan pula agar dirinya tidak meniban Yeri namun tetap dapat menenggelamkan wajahnya di lehernya.
Tidak ada yang mengeluarkan suara di antara mereka berdua dan mereka membiarkan keheningan yang ada diisi oleh fokus terhadap sentuhan yang diberikan satu sama lain. Tarikan napas Jaehyun di lehernya membuat Yeri geli tapi tentu saja Jaehyun tidak tahu akan hal itu, lebih tepatnya tidak sadar, karena ia sibuk menghirup aroma orang yang ia peluk sekarang.
Tentu saja berbeda dari saat mereka make out di apartemen Yeri dengan kendali yang hampir lepas, Jaehyun lebih menikmati tempo lambat di momen mereka sekarang. Terlepas dari itu, Jaehyun ingin Yeri menyadari sesuatu darinya.
Kini perasaan aman telah menjalar ke seluruh tubuh Yeri setelah ia terbiasa dengan dekapan, aroma, bahkan hingga ke langit-langit apartemen yang baru ia lihat. Dia benar-benar melakukannya dengan pelan. Sekarang, tubuhnya dapat mengikuti kemauan Yeri untuk sesi mereka. Sebagai tanda untuk Jaehyun, Yeri menempelkan bibirnya sekilas di daun telinga Jaehyun yang masih berada di sisi wajahnya, hal itu membuat laki-laki itu menoleh kepadanya.
Yeri tersenyum kecil ketika mata mereka saling bertatapan, juga sebagai tanda bahwa dia baik-baik saja, yang kemudian disusul oleh tawa kecil ketika Jaehyun menghujani sisi wajahnya dengan kecupan Dengan sengaja, Jaehyun mengeluarkan efek suara dari bibirnya ketika mencium wajah Yeri untuk mencairkan suasana. Ia tidak suka dengan suasana yang terlalu diam namun juga tidak ingin menggangu momen intim seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Do List
FanfictionMenulis novel fiksi romansa remaja adalah hobi Yeri yang dijadikan penghasilan tambahan. Sampai suatu saat, ia ingin membuat cerita romansa orang dewasa untuk novel barunya. Sayangnya ia tidak berpengalaman dengan laki-laki dan yang ia butuhkan adal...