"Ugh..."
Dengan pelan Yeri menopang dirinya sendiri agar ia dapat merubah posisinya menjadi duduk di kasurnya sendiri. Perawakannya saat ini terlihat sangat tidak bersahabat atau lebih bisa disebut sangat berantakan. Matanya yang masih ingin menutup tidak bisa ia biarkan selagi otaknya terus mengingatkan bahwa hari ini adalah masih hari kerja, belum akhir pekan. Hari kerja yang dimulai dengan mabuk berat adalah hal yang buruk, perutnya benar-benar terasa tidak nyaman.
Yeri mengerang, masih dengan memegangi perutnya dan meraung-meraung tidak jelas di atas kasur karena rasa tidak nyaman di perutnya. Ia beranjak dari kasur untuk mengecek isi lemari kecil di dapurnya, hanya untuk melihat persediaan minuman penghilang mabuknya sudah habis dan dia lupa untuk membelinya. What a good morning to begin with.
Yeri mengingat kembali kenapa ia bisa lupa dengan stok wajibnya itu yang terus menyambung ke ingatan bahwa kemarin minum-minumnya di bar dengan Sooyoung adalah hal impulsif. Fakta mengerikan lainnya adalah tingkat toleransi Sooyoung lebih tinggi dari Yeri dan dengan Sooyoung yang mendengar penyebab Yeri mengajaknya untuk minum bersama, ia makin tidak tanggung-tanggung untuk memesankan alkohol campuran pada Yeri.
"Eonni sialan," gumam Yeri sambil menempelkan dahinya di permukaan apa pun itu yang ada di dekatnya. Dengan posisinya kepala yang sedikit menunduk, Yeri baru sadar akan pakaian tidur yang ia pakai, "AH! KENAPA AKU PAKAI PIAMA?!"
Pakaian yang Yeri maksud adalah piama dua potong berbahan satin merah maroon yang ibunya belikan, "Sepertinya Sooyoung eonni mengambil ini dari lemari bawah,"
Yang Yeri permasalahkan adalah ia tidak tidur menggunakan piama karena saat tidak nyaman, terlebih lagi dengan bahan yang licin. Saat ia bertanya kenapa ibunya membelikan piama yang sangat kontras dengan selera Yeri adalah karena Yeri sudah bekerja, akan bertemu orang baru, dan kebiasaan Yeri untuk tidur dengan celana pendek yang terlihat seperti pengemis harus dikurangi. Itu adalah alasan yang jelek menurut Yeri karena ia yakin ibunya membelikan piama ini adalah bukan hanya untuk tidur, tapi untuk tidur. Ini terlihat seperti lingerie untuk Yeri, celana super pendek dan atasan yang berbentuk tank top.
Yeri mengambil ponselnya di dalam tas yang ia bawa semalam yang berada di atas nakas. Jarinya membuka kontak Sooyoung dengan wajah yang datar namun hatinya sangat geram karena telah dicekoki alkohol seperti ia tidak pergi kerja keesokan harinya. Butuh dua kali panggilan untuk Sooyoung mengangkat panggilan dari Yeri yang sudah siap nyerocos.
"Eonni! Yak! Aku mabuk berat karena kau!"
Bukan jawaban jelas yang Yeri dapat namun ia hanya mendengar suara erangan melantur dari seberang, "Eonni!"
"YAK! BERISIK! Kepalaku sudah terbelah jadi dua sekarang rasanya!"
Hanya dua wanita dewasa yang mabuk berat sedang berteriak di pagi hari yang masih gelap, hanya untuk memastikan ulah mereka semalam.
Masih dengan panggilan yang tersambung tanpa bicara apa pun setelah berteriak, Yeri akhirnya kembali bersuara untuk basa-basi agar Sooyoung tidak tidur lagi dan bersiap untuk pergi ke kantornya, "Eonni, kenapa kau mengambil piama yang ini untukku? Aku tidak suka bahan satin untuk tidur,"
"Heng? Piama apa?"
Yeri membuang napas karena respon Sooyoung yang terdengar lemot, "Piama maroon yang aku pakai sekarang,"
"Bagaimana aku bisa tahu apa yang kau maksud kalau aku bahkan tidak pernah lihat bentukannya, bodoh?"
"Apa yang kau katakan? Kau yang mengantarku semalam 'kan, Eonni?"
"Berdasarkan ingatan terakhirku, aku sempat menjitak Mark. Berarti Mark yang menjemput kita seperti biasa tapi kalau dia juga yang sampai mengganti pakaianmu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
To Do List
FanfictionMenulis novel fiksi romansa remaja adalah hobi Yeri yang dijadikan penghasilan tambahan. Sampai suatu saat, ia ingin membuat cerita romansa orang dewasa untuk novel barunya. Sayangnya ia tidak berpengalaman dengan laki-laki dan yang ia butuhkan adal...