Sesaat bus telah sampai di halte, Yeri yang sudah menunggu di pintu keluar bus langsung berlari keluar seperti orang yang terlambat. Ia memegangi tas yang talinya sudah siap terlepas dari bahunya kapan pun.
Hari sudah sore dan sudah menunjukkan jam pulang kantor. Yeri sendiri sudah berada di daerah sekitar rumahnya, namun ia tidak berlari ke sana. Ia justru menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki untuk cepat menyala agar ia bisa cepat-cepat menyebrang jalan raya yang lebar dan sampai di salah satu gedung pencakar langit yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Sesaatnya ia sampai di dekat lobby, Yeri akhirnya dapat mengambil napas dan mengaturnya agar ia tidak terlihat seperti orang yang baru saja melakukan maraton. Ia merapikan rambut pirang panjangnya dan dress yang ia kenakan di balik mantel panjang. Karena ini masih musim gugur, tidaklah aneh untuk masih menggunakan dress selutut di luar ruangan.
Dengan senyum manis yang tidak sadar terbentuk, Yeri menunggu dengan tenang di dekat lobby menunggu seseorang, ia menunggu Jaehyun. Ia ingin memberi kejutan padanya kalau ia sudah sangat sehat sekarang dan ingin mentraktir makan malam pada pria itu. Beruntungnya saat Yeri tiba, belum banyak pegawai kantor yang keluar dari lobby sehingga pandangannya akan lebih fokus untuk menangkap sosok yang ia cari.
Selang 15 menit ia memperhatikan setiap orang yang keluar dari lobby, Yeri akhirnya dapat menemukan sosok Jaehyun yang sedang berjalan sambil tertawa lepas. Yeri baru saja ingin keluar dari persembunyiannya kalau saja ia tidak melihat alasan Jaehyun dapat tertawa selebar itu. Mungkin ia tidak tahu pasti alasannya namun melihat Jaehyun berjalan dengan seorang wanita dan saling tertawa, Yeri mengurungkan niatnya untuk menghampiri Jaehyun. Tidak mungkin ia menghampiri Jaehyun yang sedang tertawa lebar seperti itu, tidak juga dengan wanita yang ada di sebelahnya melingkarkan lengannya pada lengan Jaehyun dan menarik-nariknya sambil tertawa.
Dengan perasaan yang tidak nyaman, Yeri pergi meninggalkan tempatnya berdiri tadi dengan bergumam pelan, mengingatkan dirinya sendiri.
"Kita hanya partner. Kita hanya partner. Kita hanya partner..."
Dengan dirinya yang sudah berdiri menunggu lampu merah pun, yang ada di benak Yeri tetap saja pemandangan Jaehyun yang tertawa lebar dengan seorang wanita di sebelahnya. Ia tertawa miris kepada dirinya sendiri.
Dia tidak pernah tertawa seperti itu denganku. Ah benar-benar! Kenapa juga aku harus berpikiran seperti itu?! Partner! Partner! Kalian hanya partner! Sialan! Kenapa juga aku seperti orang yang cemburu?!
Dengan gusar, Yeri mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang, "Eonni, kau ada waktu?"
•••
Jaehyun menunggu dengan sabar di luar restaurant demi menunggu seseorang yang akan sangat amat meringankan sebagian bebannya malam ini. Ia menyempatkan dirinya untuk melihat ke belakang, dimana Mark dan Chaeyoung, rekan kerja yang menariknya untuk makan tadi, terduduk lemas dengan keadaan sudah mabuk berat dan Mark yang sudah tipsy namun masih dapat cukup sadar untuk meminum air mineral untuk meminimalisir kadar alkohol di dalam tubuhnya.
Kadang, Jaehyun selalu menjadi salah satu the last man standing di setiap kesempatan minum-minum berkat toleransi tingginya terhadap alkohol. Namun hal itu tidak selalu bersifat menguntungkan karena ia harus mengantar temannya mendapatkan taksi atau sampai ke rumah mereka. Dan kali ini, beruntung sekali saat acara makan-minum bersama tadi, semuanya sudah pulang dan tinggal menyisakan mereka bertiga.
Jaehyun menghela nafas lega ketika orang yang ia kenal dan ia tunggui sedari tadi akhirnya terlihat dan sedang berjalan cepat ke arahnya.
"Jaehyun-ah!" Panggil orang itu dari kejauhan dan Jaehyun langsung saja membungkuk ke orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Do List
FanfictionMenulis novel fiksi romansa remaja adalah hobi Yeri yang dijadikan penghasilan tambahan. Sampai suatu saat, ia ingin membuat cerita romansa orang dewasa untuk novel barunya. Sayangnya ia tidak berpengalaman dengan laki-laki dan yang ia butuhkan adal...