"Sudah aku kirim."
Masih sambil meminum milkshake-nya, Sooyoung mengambil ponselnya lalu membuka file yang ada di email yang Yeri kirim. "Okay, sudah kuterima." Ia meletakkan gelas milkshake itu kembali ke atas meja dan melakukan peregangan kecil pada lehernya, "Sepertinya aku akan mulai begadang lagi."
Yeri yang mendapat balasan menjengkelkan seperti ia tunjukkan dengan cara memasang muka jijik ke perempuan yang lebih tua itu. Beruntunglah mereka berdua sudah dekat dan Sooyoung sendiri kalau Yeri sangat mudah menunjukkan ekspresinya. "Dan aku akan terus bikin cerita lagi sampai Eonni begadang terus."
"Coba saja. Lagipula cerita yang kau kasih selalu sama temanya dan aku seperti sudah hafal kau akan typo di bagian mana saja dan kata-katamu mulai ngawur di bagian mana." Sooyoung menyeringai puas dan Yeri hanya bisa memutar bola matanya dengan malas.
"Selalu sama sampai aku sepertinya mulai kehabisan ide." Yeri menghempaskan badannya dan ke sandaran kursi yang empuk lalu menautkan jari-jarinya di atas perutnya.
"Bagaimana sih. Katanya ingin buat aku begadang terus." Kali ini Sooyoung tidak melihat ke arah Yeri dan sudah mulai fokus pada laptopnya yang kini sudah menyala di meja.
Yeri tidak menjawab, ia sibuk berpikir dengan tatapannya yang kosong menatap ke depan. "Novel remaja memang gampang sih. Tinggal buat romantis mereka juga sudah kegirangan, itulah aku lebih perdalam di novel remaja. Tapi ideku sedang buntu sekali dan sepertinya aku mau coba genre lain."
"Aku hanya ingin mengingatkan bahwa kau bodoh, jadi jangan genre sci-fi."
"Iya, aku bodoh." Ucap Yeri menyetujui.
"Jangan begitu. Kau kira aku baru mengenalmu dari kapan? Dari kau masih sekolah, Kim Yeri-ssi. Kau memang bodoh dalam pelajaran tapi aku akui aku suka dengan novel remajamu yang selalu bikin aku geli." Sooyoung menggerakan kedua bahunya dengan jijik, "Tapi aku ulang lagi, kau jago dalam menulis cerita dan kalau kau ingin mencoba genre baru, bagaimana kalau kau bikin..." Sooyoung mencondongkan wajahnya dan menyuruh Yeri untuk mendekat juga, "Novel dewasa."
Yeri dengan cepat menatap Sooyoung dengan mata yang menyipit, "HAH?!"
Belum sempat Yeri protes, Sooyoung cepat-cepat menjelaskan dari idenya yang iseng itu, "Dengar, ide seperti itu tidak jauh beda dengan cerita anak sekolah yang jatuh cinta yang sering kau bikin, ya. Lagipula banyak loh pembaca usia 20 tahun-an yang masih suka cerita romance dengan sedikit bumbu rated. Maksudku, kau kan bilang kau ingin coba genre yang lain." Sooyoung mengangkat kedua bahunya dengan santai, seakan tidak peduli Yeri akan mengambil sarannya atau tidak.
"Aku tidak berpikir kalau ide Eonni itu tidak bagus. Maksudku, aku open minded tapi Eonni tahu aku butuh banyak 'referensi', kan?"
"Kalau begitu, kenapa tidak berdasarkan pengalamanmu sendiri? Kau suka ke club tapi kenapa kau tidak pernah tidur dengan laki-laki?"
"Okay! Okay! Pertama, aku tidak ke club, aku ke bar. Kedua, tidak setiap saat mereka yang ke bar ingin mencari one night stand. Ketiga, Ew! Aku tidak melemparkan diriku dengan mudah ke sembarang orang. Aku juga butuh menilai. Keempat, cukup dengan kehidupan pribadiku. Tolong jangan lewati garis privasi orang, Eonni." Yeri dengan tegas membuat garis tak terlihat dengan tangannya walaupun ekspresinya ia buat lucu.
"Ya sudah. Yang penting aku sudah memberimu saran dan semoga saja ide untuk novel remajamu terus ada."
•••
"Ya menurutmu bagaimana?"
"Tidak ada salahnya."
Johnny mendesah frustasi mendengar kalimat yang terlontar padanya. Ia mencondongkan badannya ke arah Yeri yang duduk di kursi bar.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Do List
FanfictionMenulis novel fiksi romansa remaja adalah hobi Yeri yang dijadikan penghasilan tambahan. Sampai suatu saat, ia ingin membuat cerita romansa orang dewasa untuk novel barunya. Sayangnya ia tidak berpengalaman dengan laki-laki dan yang ia butuhkan adal...