2

734 111 46
                                    

Yeri terlalu mendalami menuangkan ide-ide novel ke dalam buku catatan khusus yang selalu ia bawa. Telinganya yang tersumpal dan didengarkan lagu-lagu juga mendukung hingga kepalanya ikut mengangguk-angguk ringan. Ia tidak sadar ada berapa pasang mata yang memperhatikannya. Hal ini membuat Mark yang sudah selesai dengan kerjaannya harus melepas salah satu earphone yang ada di telinganya hingga ia menghadap ke arahnya, untuk mendapati tiga pasang mata menatapnya.

"Oh..." Yeri melepaskan earphone-nya yang lain dengan senyum malu-malu, "Apakah aku melewatkan sesuatu yang penting?"

"Iya. Ini seniornya Mark, Jung Jaehyun." Tunjuk Johnny dengan kelima jarinya pada pria yang duduk di samping kiri Mark, pria yang tadi sempat kontak mata dengannya.

"Oh, halo!" Yeri menutup buku catatannya lalu mengulurkan tangannya pada Jaehyun untuk bersalaman. "Aku Kim Yeri, temannya Mark."

Jaehyun memperhatikan ekspresi wajah Yeri sebelum membalas jabatan tangannya, "Jung Jaehyun. Senang berkenalan denganmu."

Yeri bohong kalau tidak terpana dengan wajah tampan Jaehyun. Belum lagi tipe wajah Jaehyun adalah yang tipe gentle. Ia hanya tersenyum lebar seperti biasanya saat pertama kali berkenalan tapi hatinya dengan natural berdegup kencang melihat wajah tampan.

Saat mereka berjabat tangan, Yeri bisa merasakan tangan Jaehyun yang hangat dan genggaman yang lembut.

Yeri melihat ke arah meja yang digunakan mereka bertiga. Di sana sudah tidak ada bule yang ia lihat tadi dan meja itu di sini oleh orang lain.

"Aku ingin tanya sesuatu, boleh?" Tanya Yeri pada Jaehyun. Karena tempat duduk mereka dipisahkan oleh Mark, Yeri harus mencondongkan badannya.

"Tentu saja, selama aku bisa menjawabnya." Jawab Jaehyun dengan tenang.

"Kalau bule seperti itu memang suka main ke tempat seperti ini atau memang Mark saja yang ingin mengajaknya demi kerjasama?"

"Yak!" Sentak Mark yang saat ini sudah ingin mencari kuburan untuk dirinya sendiri.

"Kenapa? Kan aku hanya bertanya." Yeri menatap sinis Mark dan berlagak seperti pertanyaannya itu biasa saja. "Ah maaf. Aku hanya ingin tahu saja karena aku tidak pernah kerjasama dengan bule." Perbedaan nada bicara pada Mark dan Jaehyun ketahuan sekali sampai membuat Johnny yang melihat mereka hanya menggeleng kepala.

"Sebenarnya tidak selalu. Hanya saja client yang satu ini sedikit rewel dan saat sedang diskusi dia ingin ke tempat minum dan minta pendapat Mark." Jelas Jaehyun.

"Dan aku hanya kepikiran untuk ke sini karena tidak jauh juga dari kantor." Sahut Mark dengan pelan.

"Atau mungkin kau yang tidak pernah ke tempat lain." Goda Yeri sambil menjulurkan lidahnya pada Mark.

"Kalian tampak sangat akrab." Tutur Jaehyun dengan tiba-tiba.

"Kita berteman dari SMP. Dan mungkin sifatku saja yang gampang di-bully jadi dia betah denganku."

"Hah?! Pengen sekali kau di-bully huh." Yeri dengan mudah mencubit pipi Mark yang tirus dengan satu tangannya.

"Jadi, berapa lama kau tinggal di Connecticut?" Kali ini Johnny yang bertanya.

"Aku hanya lima tahun di sana sampai umur sepuluh tahun. Saat menerima client seperti tadi pun yang banyak bicara adalah Mark, aku hanya mengarahkan." Jaehyun mengacak rambut Mark seperti adiknya. Melihat ponselnya bergetar di meja, Jaehyun mengambil dan menunjukkan ke mereka bertiga. "Ah, maaf. Aku permisi sebentar." Ia pergi meninggalkan meja bar dan berjalan ke tempat yang tidak terlalu bising dan ramai.

To Do ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang