5

683 106 53
                                    

Saat itu masih pagi dan baru dirinya sendiri yang ada di dalam ruangan kerja timnya. Tapi bukannya mempersiapkan mejanya seperti setiap pagi yang ia lakukan, Mark justru masuk ruangan dengan raut wajah yang ditekuk, memikirkan sesuatu yang mengusiknya dari kemarin sampai saat ini.

"Kemarin itu...sudah pasti Yeri. Tapi untuk si laki-lakinya, seperti Jaehyun sunbae...Ah! Coba kalau dahinya kelihatan, pasti benar sih dia! Masalahnya tidak pernah lihat rambutnya tidak ditata aja sih," Ucap Mark pada dirinya sendiri sambil memegangi kedua sisi kepalanya dengan frustasi.

Bisa-bisanya ia memikirkan urusan orang lain padahal ia sudah ada di kantor dan masih harus mengerjakan laporan dari client yang masih belum dapat persetujuan kerjasama.

Mark menggelengkan kepalanya, berusaha sadar untuk berhenti memikirkan mereka. Ia mengambil laptop dari tas lalu menyalakannya. Sayangnya, matanya yang menatap layar laptop yang loading, berubah menjadi kosong dan membuatnya kembali ke pemikiran awal ia masuk ruangan.

"Perasaan aku baru mengenalkan mereka berdua di hari Jumat dan bagaimana mereka bisa mesra begitu di hari Minggu?" Mark mendesis karena belum mendapatkan jawaban dari dirinya sendiri, "Harusnya Yeri akan cerita kalau ia punya pacar, tapi kalau ternyata pacarnya Jaehyun sunbae? Well, that was fast. Gila sih, but wow! We are talking about the goddamn perfect Jung Jaehyun here with your frenemy, dude."

"Pagi."

Badan Mark langsung terperanjat dari kursinya saat Jaehyun yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan mereka.

Oh my god oh my god oh my god, that was close! Dia tidak dengar 'kan?! Detak jantung Mark berpacu dengan cepat dan merinding saat Jaehyun berjalan mendekatinya. Tapi seperti biasa, Jaehyun menyapanya dengan cara menepuk pundak ringan sebelum berjalan ke mejanya. Di sinilah Mark baru bisa menghela napas lega. Tapi seakan belum puas dengan keingintahuannya, ia memperhatikan Jaehyun dari atas sampai bawah. Tak ada yang berubah.

"Oh, sunbae! Bagaimana akhir pekanmu?"

Jaehyun yang baru mendaratkan dirinya di kursi sempat terdiam sebelum senyuman kecil nan malu-malu terukir di wajahnya.

"Hoho~ senyum itu! Apa ada hal bagus yang terjadi kemarin?" Mark dengan keingintahuannya yang langsung menyebutkan hari yang dimaksud. 

Dan Jaehyun tidak jauh beda dengan sebelumnya, senyumannya justru makin mengembang hingga memunculkan lesung whiskers-nya. Bukankah hal ini membuat Mark makin penasaran dan menggebu-gebu.

"Bisa dibilang seperti itu." Jawabnya singkat.

"Dengan pacar?" Satu pertanyaan lagi dan kemudian Mark bisa menanyakan Yeri langsung. Tapi niatnya pupus ketika Jaehyun menggelengkan kepalanya.

"Bukan. Aku harap aku punya."

Tentu saja kerutan di dahi Mark makin menjadi seakan puzzle yang hampir selesai ia susun di otaknya langsung ia jatuhkan begitu saja karena dari awal sudah salah.

Di sisi lain dirinya masih curiga, tapi di sisi lain ia berusaha positive thinking kalau orang yang ia lihat bersama Yeri itu bukanlah seniornya dan kebetulan saja mirip. Memikirkannya lagi membuat Mark membangun teori sendiri di otaknya. Well damn, there are two Jung Jaehyuns?

Siangnya, lebih tepatnya saat jam makan siang, Mark naik ke rooftop gedung kantornya. Di sana, ada beberapa pegawai laki-laki dari berbagai divisi yang merokok dengan bebas. Rooftop kantornya memang sudah menjadi tempat untuk bebas merokok sejak ia baru pertama kali kerja di sini. Seraya berjalan melewati mereka, Mark membalas sapaan dari beberapa orang yang ia kenal.

Alasan Mark ke rooftop bukanlah untuk merokok. Ia bahkan tidak pernah merokok sampai saat ini. Beruntungnya. Tujuannya ke sini adalah untuk ke sisi rooftop yang lain yang tidak dekat dengan orang banyak, yaitu sisi belakang gedung. Ia bersandar pada pembatas besi sebelum mengeluarkan ponselnya lalu melakukan sambungan telepon pada salah satu kontak yang ada di ponselnya.

To Do ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang