Di otak Jaehyun, ia berusaha keras mengartikan kata-kata Yeri. Apa dia mengajaknya ONS atau tiba-tiba Yeri mengajaknya kerja sama dalam hal pekerjaan formal? Karena kalau memang jawabannya adalah opsi terakhir, artinya Jaehyun adalah laki-laki rendahan dan ia siap mencari tempat untuk menyembunyikan dirinya sendiri untuk karena malu.
But shit! Kapan wanita tidak ambigu?! Di otaknya, Jaehyun panik dan tidak berhentinya mencoba mengartikan kata-kata Yeri, namun penampilan wajahnya ia buat setenang mungkin atau terkejut sewajarnya.
Beruntungnya di waktu yang bersamaan, pesanan Yeri datang hingga memberi waktu lebih untuk Jaehyun dan pikirannya itu. Menu Yeri sangat sederhana, hanya pancake dan susu coklat hangat.
"Boleh aku makan dulu?" Tanya Yeri dengan pisau dan garpu yang sudah ada di kedua tangannya. Jaehyun tidak bicara dan hanya mempersilahkan Yeri dengan gestur tangannya.
Yeri makan dengan lahap seperti biasanya. Menangkap Jaehyun yang memperhatikannya, Yeri memotong bagian kecil dari pancake-nya dan menyodorkan ke Jaehyun dengan garpu yang masih ia pegang.
"Ah tidak. Terima kasih. Aku sudah kenyang."
"Hanya coba sedikit tidak akan membuat perutmu meledak. Ini menu custom. Tidak ada di daftar menu." Desaknya lagi dengan menyodorkan kembali garpunya.
Jaehyun menatap ragu ke arah pancake yang ada di depan mulutnya itu sebelum membuka mulut dan membiarkan Yeri memasukkannya. Kini giliran Yeri yang memperhatikan Jaehyun seraya ia mengunyah. Ia hanya menunggu perubahan ekspresi yang mungkin saja akan muncul.
Dan ia pun benar. Mata Jaehyun membulat. "Ini beda dari pancake biasa"
"Enak?" Tanya Yeri yang lalu dibalas oleh anggukan dari Jaehyun. "Pancake ini hanya pakai pisang dan telur untuk membuatnya. Untuk rasanya sih tidak beda dengan menu lainnya." Tidak menunggu respon dari Jaehyun, Yeri kembali memotong pancake-nya untuk dirinya sendiri.
Akhirnya, Jaehyun memberanikan diri untuk bertanya. "Dalam hal?"
Bisa Jaehyun tangkap mata Yeri yang sedikit berbinar. Yeri menjeda makannya lalu membenarkan posisinya untuk menghadap ke Jaehyun sepenuhnya. "Pertama-tama, pekerjaan lainku adalah seorang penulis novel fiksi, romansa anak sekolah lebih tepatnya. Tapi aku ingin mencoba genre yang lain dan untuk genre baru yang ingin coba ini aku butuh referensi."
"Dan genre itu adalah..."
"Novel dewasa."
Jaehyun memejamkan mata sebentar sambil berteriak dalam hati. Setidaknya ia tidak terlalu malu karena dua opsinya tadi justru bercampur jadi satu. Ia sepertinya tahu kemana arah jalan pembicaraan ini.
"Kau butuh apa dariku?" Tanya Jaehyun dengan nada sedikit mendesak. Tapi saat Yeri sudah membuka mulutnya, Jaehyun segera memotongnya, "Tunggu, karena kategori topik ini sepertinya menuju rated, mari kita langsung ke intinya saja."
Yeri menutup mulutnya kembali dan ia hanya mengangguk ringan, "Baiklah. Intinya adalah apa kau ingin friend with benefit denganku? Itu referensi langsung yang aku butuhkan."
Jaehyun dengan canggung dan panik melihat ke segala arah untuk memastikan tidak ada yang sedang melihat ke arah mereka. Ia hanya berharap tidak ada yang mendengar kata-kata Yeri tadi selain dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Do List
FanfictionMenulis novel fiksi romansa remaja adalah hobi Yeri yang dijadikan penghasilan tambahan. Sampai suatu saat, ia ingin membuat cerita romansa orang dewasa untuk novel barunya. Sayangnya ia tidak berpengalaman dengan laki-laki dan yang ia butuhkan adal...