8

1.1K 112 78
                                    

"You okay?"

Mark menjentikkan jarinya di depan Yeri sampai perempuan itu kembali lagi fokus dari lamunannya. Yeri menggelengkan kepalanya, berusaha untuk sadar dan kembali ke daging yang sedang ia panggang. Bisa-bisanya aroma daging bakar ini kalah dari lamunan Yeri tentang Jaehyun.

Ya, Yeri tadi sedang mengingat lagi bagaimana Jaehyun menciumnya. Sudah beberapa hari semenjak sesi terakhir mereka dan tidak ada satu hari pun yang terlewati tanpa mengingat kembali ciuman mereka. Itu bukan ciuman pertamanya, tapi efek yang diberikan sama seperti first kiss. Sial, aku seperti anak SMA yang baru pertama kali dicium, geram Yeri dalam hati, tanpa sadar meletakkan daging yang ia bakar ke piring Mark.

"Kau tidak makan?"

"Nanti saja," ucapnya tak nafsu karena kupu-kupu yang ada perutnya.

Padahal biasanya ia akan memakan porsi lebih banyak dari Mark walaupun mereka patungan, tapi kali ini ia rela memberikannya pada Mark karena suasana hatinya sedang...senang? Tidak juga. Itu karena ia berusaha positive thinking dengan Jaehyun yang tiba-tiba ke Jepang keesokan harinya setelah sesi mereka.

"Ah, tadi aku chat Jaehyun sunbae untuk minta souvenir dari Osaka, tapi hanya dibaca saja,"

"Itu karena dia di sana bukan untuk jalan-jalan, Mark. Kau tahu dia ke sana karena pekerjaan,"

"Ya, iya sih. Setidaknya aku berusaha," Mark mengedikkan bahu sebelum memasukkan kembali potongan daging ke mulutnya.

Malam ini mereka berdua menghabiskan waktu berdua sebagai teman dari kecil. Hal ini Yeri anjurkan agar hubungan mereka tetap dekat seperti saudara. Lagipula, mereka berdua seumuran, jadi Yeri lebih lega untuk mengumpat kepada Mark ketimbang pada Sooyoung atau Johnny yang lebih tua darinya.

"So..." kata-kata Mark yang seperti biasa menggantung selalu sukses membuat Yeri merasa was-was tapi kali ini entah mengapa ia berusaha tidak acuh dengan apapun yang akan Mark bahas.

"Kalian bagaimana?" lanjutnya.

"Hah? Maksudnya?"

"Kau dan Jaehyun sunbae. Bagaimana?"

"Apa sih, Mark?! Yang jelas dong!"

"Ya kalian sudah pacaran? Astaga kau galak sekali,"

Yeri mendesah berat. Mark sepertinya terlalu protektif dengan seniornya itu ketimbang dirinya. "Tidak, kenapa kau terus berpikir seperti itu, sih? Makan ramyeon di tempatku tidak harus pacaran dulu kan,"

Mark hampir saja memuntahkan jus apel yang ia minum kalau saja ia tidak cepat-cepat menutup mulutnya, "Yak! Kau mengejutkanku! Benarkah? Dia benar-benar makan ramyeon di tempatmu?!"

Yeri mengangguk santai seakan tidak ada yang aneh, "Iya, dia benar-benar makan ramyeon di tempatku sampai ketiduran,"

"Woah, aku tidak tahu Jaehyun sunbae orang yang sesantai itu...Tapi benar kalian tidak pacaran? Soalnya minggu lalu dia melihat ke arah ponselnya terus dan senyum-senyum sendiri. Aku kira itu dari kau,"

"Ya, pacarnya mungkin—oh tunggu, dia tidak punya pacar. Ya tidak tahulah! Tidak ada yang istimewa dari chat kita kok untuk disenyumi,"

Melihat kelakuan Yeri yang bar-bar dan gampang terpancing emosi seperti ini, Mark ragu bila ada hubungan romansa di antara mereka. Tapi tidak ada yang tahu. Toh kalau mereka berpacaran, Mark bisa tenang karena ia tahu dua orang ini reputasinya seperti apa.

"By the way, dia pulang kapan ya?" tanya Mark tiba-tiba.

"Besok,"

"Kau akan menjemputnya?"

To Do ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang