[M] Amor Fati : Kumpulan One shot, Two Shot (KTH X LM)

Home •1

Hai, aku kembali 🍸

H
A
P
P
Y
.

R
E
A
D
I
N
G
.

Namanya Lalisa Aishleen, terlahir dari keluarga yang begitu taat beragama, menuntut ia untuk melakukan apapun, bergantung dan selalu berdoa kepada Tuhan.

Setiap kali ia melakukan suatu kesalahan, bahkan kesalahan kecil sekalipun--seperti waktu itu,  saat akan makan malam, sebelum ayahnya memimpin doa, Lalisa mengatakan bahwa ia mendapatkan nilai yang sempurna, 'wah itu bagus, kau harus berterima kasih, lalu berdoa dan menceritakannya pada Tuhan' ucap ayahnya, lalu Lalisa menjawab 'apakah semua itu perlu?' hanya karena itu, ayahnya akan marah lalu menghukum Lalisa, gadis 7 tahun-- mengatakan, bahkan berteriak bahwa ia telah berdosa pada Tuhan-- dan berakhir mengurung Lalisa di ruang ibadah hanya untuk berlutut dan memohon ampun di depan-Nya--sepanjang malam.

Lalisa di tuntut selalu berdoa setiap hari dan mengikuti ibadah di pagi hari sampai petang pada akhir pekan--ia melakukannya--hanya saja Lalisa tidak tau untuk apa--di usianya waktu itu.

Bahkan Lalisa lupa, jika ia tidak memiliki seorangpun teman--sampai sekarang.

"kau sedang apa?"

Saat ini sedang hujan, Lalisa pikir hanya dirinya yang berdiri di depan gerbang sekolah seorang diri.

Ia melihatnya, jaket kulit hitamnya terlihat sedikit basah di bagian bahu.

Lalisa tidak langsung menjawab pertanyaanya, karena ayahnya bilang, Lalisa tidak boleh berbicara dengan sembarang orang--bahkan sampai sekarang tahun ke-3 nya di bangku SMA.

Lalisa hanya menatapnya yang terlihat sibuk menepuk-nepuk jaketnya, tak lama ia mengambil sesuatu di dalam kotak aluminium--- ah *Jjangmyeon.

*makanan khas korea, mi saus pasta kacang hitam

Dia tak lagi menghiraukan Lalisa--berlalu pergi ke arah ruang penjaga-- ia pikir paman Han yang memesan.

"masih belum di jemput?"

Sekali lagi Lalisa hanya diam, saat dia kembali berdiri di samping Lalisa--tepatnya di dekat sepeda motor yang di parkirnya.

"aku tidak dijemput" Lalisa memberanikan diri, ia pikir dengan itu, dia akan berhenti bertanya atau setidaknya menghiraukan Lalisa.

"ah~ kau lupa bawa payung? Kau tidak melihat perkiraan cuaca?"

Lalisa memperhatikannya, dia mengeluarkan satu bungkus rokok dari saku celananya, lalu mengambil satu batang dan membakarnya, menghisapnya perlahan lalu menghembuskan asapnya keudara.

Uhuk! Uhuk!

"ah, maaf-- kau tidak bisa terkena asap rokok ya"

Ia hampir membuang rokoknya-- "ah, tidak, aku hanya tidak terbiasa, lanjutkan saja"

Dia hanya mengangguk, menghisap kembali rokoknya sebelum membuang nya ke tanah lalu menginjaknya.

"kenapa?"

"karena kau tidak terbiasa" dia tersenyum kepada Lalisa.

"kau terlihat pucat, kau dingin? Ingin pakai jaketku?"

Lalisa hanya menatapnya, lalu menggeleng kemudian menunduk, memainkan ujung sepatunya pada genangan air.

Namun tak lama, Lalisa merasakan tubuhnya seperti diselimuti kain yang hangat dan benar, jaket hitam itu berada di pundanya.