Aku masih ingat.
Aku ingat aku benci meninggalkan semua kebahagiaanku di belakang jejak kakiku dan menjadi orang asing.
Ketika aku hampir membenci semua hal baru di sekitarku,
tiba-tiba saja aku melihatmu di sana.
Duduk di antara ratusan jiwa lain yang entah mengapa bagiku mereka hanya mengitarimu, bagaikan pusat gravitasi alam semesta.
Aku masih ingat,
Kau dan pita bodohmu yang tidak serasi dengan warna rambutmu.
Kemeja putih yang terlihat pucat dibanding kulitmu.
Wajah pucatmu yang entah bagaimana bisa merona begitu merah di bawah sinar matahari.
Disamping semua ketidakserasian itum tanpa sadar aku hanya terdiam menatapmu.
Membeku bagai patung.
Dan kau menangkap mataku.
Meskipun hanya sepersekian detik, tapi detik berikutnya aku tau aku belum pernah menatap sesuatu begitu dalam seperti dirimu sebelumnya.
Tak menyadari bahwa aku sudah ditarik oleh kekuatan gravitasi paling besar di dunia ini, lebih besar dari bumi sekalipun.
Lalu semua terjadi begitu saja.
Buruknya, kau tidak sadar bahwa kau sudah menarik orbit satelit paling buruk di alam semestamu.
Pusat gravitasi semesta dengan orbit satelitnya yang bahkan bisa jatuh kapan saja untuk menghancurkan dirinya sendiri.
pusat gravitasi yang malang.Maaf.