Halo nyonya,
Tuan waktu yang perkasa akan berdentang sebentar lagi.
Hanya saja ada yang mengganjal.
Entah kenapa tiap ujung tombak pergantian detiknya tidak terasa menyakitkan seperti dulu.
Apakah itu buruk?
Mungkin saja itu yang terburuk.
Atau bahkan malah sebaliknya?
Oh ya, ngomong—ngomong aku pergi.
Maaf,
Kali ini aku takkan kembali pada mimpi seperti berjuta-juta pergi yang sebelumnya.
Kali ini aku memudar, melebur bersama tuan waktu yang perkasa.
Kali ini aku menghilang, lalu takkan pernah ditemukan walau sudah mati sekalipun.
Kali ini, aku merelakan.
