Dia berlari dan terus berlari.
Jantung yang berpacu, nafas yang memburu, keringat yang sudah bercampur dengan bajunya yang juga telah lusuh sedari tadi, dan bayangan sekelabat orang-orang di sekelilingnya yang melihatnya dengan tatapan ingin tau.
Lalu dia tersadar, hidup tidak pernah sememihak ini padanya sebelumnya. Makanya, kesadaran itu membuat tekadnya semakin kuat. Dia akan terus berlari bahkan jika tujuannya ada di ujung bumi.
Dia pun tersenyum karena dia tau tau sekarang fisik takkan bisa menahan dirinya, sebab seluruh semesta berpihak padanya saat ini. Satu-satunya musuh yang harus dia taklukan sekarang adalah waktu. Lagi-lagi waktu.
Saat itulah dia melihat siluet orang yang menjadialasannya berlari tanpa henti, bahkan dari awal saat dia tidak menyadarinya.Dan sekarang, dia tidak perlu lagi berlari berlawanan arah dari alasannya itu.Dia hanya perlu berlari terus dan lurus menuju alasannya, salah satu dariberjuta mimpi yang terbuang saat semesta belum berpihak padanya. Namun sekarangberkumpul kembali menjadi satu, padanya, hidupnya...
