Nyonya,
Aku...
Belakangan ini mulai berpikir.
Hilang, ditemukan,
Tapi apakah benar sudah mati?
Aku berjalan melalui setiap pintu yang kutemukan dalam hidupku,
Ingatan dalam ruangan dibalik pintu tersebut juga kusimpan baik-baik karena walaupun ingin kembali dan memperbaikinya, aku takkan bisa mengalahkan 'Tuan waktu yang perkasa'.
Kemudian aku keluar dan kututup pintunya dengan begitu keras lalu kukunci agar tidak lagi terbuka,
Kuncinya hanya kubawa sebagai kenang-kenangan untukku saja,
Tapi ternyata hanya pintu ini saja yang walaupun sudah kutinggalkan kuncinya tergantung di pintu dan kubanjiri ruangannya dengan air hingga penuh,
Genangan airnya tetap merembes keluar menggenangi dan membasahi setiap langkahku.
Ikatan ini begitu memuakkan,
Padahal aku sudah berlari sangat jauh.
Aku terus memasuki pintu yang kuharap akan bisa menyembunyikanku darimu.
Tapi tetap saja, aku seperti melihat bayanganku sendiri di genangan air yang mengalir bersamaku.
Apakah aku harus membuang hati ini dan menjadi tidak peduli hanya untuk terus bisa melangkah maju meskipun genangan airnya tetap ada?
Meskipun begitu nyonya, pada akhirnya sama saja,
Aku akan terus berlari sampai waktu memakan semuanya lagi,
entah sampai kapanpun itu...