Bab 10: Tamu yang mengejutkan

4 1 0
                                    

Semuanya berjalan seperti biasanya, aktivitasku masih di sibukkan dengan urusan revisi yang sudah ada titik terang mendapatkan ACC dari dosen pembimbing. Konsul terakhirku tidak banyak revisi yang harus di ubah, hanya beberapa referensi untuk menguatkan teori dari judulku saja setelah itu pembimbingku menjanjikan akan ACC skripsi sidang yang artinya aku tidak lama lagi akan mencetak karya terbesarku selama kuliah sebagai perawat dan menunggu untuk wisuda serta sumpah saja. Namun, dari semua hal itu terdapat satu beban yang harus aku lewati. Aku harus berjuang untuk lulus uji kompetensi di mana sebagai penentu apakah aku bisa di wisudakan tahun ini atau tahun depan. Kegiatan belajar pun semakin intens bahkan aku harus bergadang untuk memahami teori serta kasus pasien yang berbeda-beda diagnosis dan itu semua harus aku ingat dan pahami di luar kepala. Bukan hanya aku saja yang di sibukkan oleh kegiatan, Bramantyo juga sama sepertiku yang sibukkan oleh kegiatan tes tentaranya. Minggu lalu aku mendengar kabar bahagia darinya bahwa ia lulus tes tahap pertama dan juga kedua, itu artinya saat ini ia harus di hadapkan oleh beberapa tes untuk bisa mengejar impiannya.

Kedekatan kami ternyata sudah di ketahui oleh keluarganya Bramantyo. Tante Ayu yang merupakan Ibu dari Bramantyo sekaligus teman dekat Mamaku mengetahui kedekatan kami yang membuatnya agak kebingungan untuk pertama kali saat Bramantyo membawaku ke rumah mereka beberapa hari yang lalu karena Bramantyo memintaku untuk menemaninya untuk membeli bahan keperluan tes. Tante Ayu pada awalnya mengira kedatanganku untuk menanyakan anak ketiganya, Andika yang menjadi penyebab terbesar hati ini sulit untuk mencintai Bramantyo yang membuatku menjadi kikuk menjelaskan keadaan sebenarnya. Bahkan Tante Ayu memintaku untuk bercerita bagaimana Bramantyo justru menjadi dekat denganku bukan Andika.

Semua kejadian yang menjadi alasan aku menyerah pada Andika yang sudah memiliki kekasih di kota sana ku jelaskan dengan panjang lebar yang mendapat tatapan keheranan serta penasaran dari Tante Ayu. Teman dekat Mamaku ini tidak mengetahui kalau anaknya yang ingin dijodohkan padaku sudah mempunyai kekasih bahkan tidak percaya kalau Andika punya pacar, aku sendiri mengatakan hal tersebut beserta bukti berupa screenshoot yang aku simpan bahwa Andika sudah memiliki pacar yang aku lihat waktu itu. Tante Ayu yang melihat semuanya menatapku dengan perasaan bersalah bahkan meminta maaf atas ketidaktahuannya dan juga meminta maaf kepada Mamaku.

Kedekatanku di dukung sepenuhnya oleh Tante Ayu. Waktu itu ia berkata padaku bahwa tidak keberatan dengan hubunganku yang malah berbalik ke anak keduanya selama itu anaknya ia tetap mendukung hubunganku. Tante Ayu memang ingin menjadikanku salah satu menantu dari anaknya nanti. Perkataannya memang menjadi lampu hijau untuk hubunganku dan Bramantyo terlebih kedua keluarga kami saling tahu satu sama lain. Mia, adik dari Bramantyo juga tidak mempermasalahkan hubunganku dengan Bramantyo walaupun pada awalnya ia sempat kaget dan juga bingung dengan diriku yang justru di dekati oleh kakak keduanya bukan Andika.

"Kisah cintanya kak Naya unik, yang awalnya mau di jodohin sama bang Dika eh dekatnya sama bang Rama," Celetuknya saat itu yang hanya mendapatkan senyum tipis dari bibirku. Aku sendiri cukup terkejut dengan takdir yang membawaku ke sini.

Semoga saja semuanya bisa berakhir dengan bahagia.

Dibalik kedekatanku yang diketahui oleh keluarganya, Bramantyo pun baru mendengar perencanaan jodoh tersebut dari mulut Tante Ayu yang harus menjelaskan semuanya dari anaknya agar terhindar dari kesalahpahaman yang mungkin saja bisa terjadi di antara kami bertiga. Sama dengan reaksi Ibunya, ekspresi Bramantyo terkejut saat mengetahui bahwa sebelumnya aku ingin dijodohkan oleh adik nya, Aku sendiri susah menebak apa yang dipikirnya saat itu kemudian setelah itu ia hanya mengangguk mengerti sambil tersenyum sambil berkata "Untung saja Rama gerak duluan." lalu setelah itu Bramantyo tidak membahas lebih jauh lagi tentang persoalan aku dan Andika yang sudah gagal untuk dijodohkan dan bersikap baik-baik saja seolah ia tidak mendengar hal itu sebelumnya hanya saja dari sikapnya itu yang membuatku menjadi penasaran dengan apa yang ia rasakan dan ia pikirkan. Sudah pernah aku katakan bukan di balik sifat humoris dan cerianya Bramantyo ada hal yang sulit untuk menggambarkan bagaimana emosi sebenarnya dari Bramantyo.

Dua Hati untuk NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang