1

1.8K 145 5
                                    

Suara ricuh terdengar dari suatu kelas. Suara tertawa, suara memaki. Terdengar begitu kencang. Semuanya bahkan menikmati apa yang mereka tonton saat ini.

Pemuda yang sekarang tengah terduduk dengan kepala yang menunduk, dan tubuh yang bergetar hebat. Takut.

Pemuda lain menendang begitu keras punggung nya, dan terdengar suara tawa yang kencang menyiratkan kepuasan.

"Kau tau Joukoo, yang ku suka hanyalah melihat mu menderita. Tidakkah kau berfikir bahwa sekolah elite seperti ini pantas untuk mu? Hey ayolah, kau ini bocah miskin, tidak tau malu, dan tidak memiliki harga diri sama sekali. Cih!" Pemuda dengan nametag Jung Jaerama itu berdecih sadis.

Sedangkan teman-temannya tertawa kencang. Menyaksikan hal seperti ini sudah biasa bagi mereka, tepatnya bagi kelas sebelah IPS satu.

Ya, jeon Joukoo masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Dan ia memasuki jurusan IPS. Walaupun ia tidak menonjol, dan selalu di asingkan, tetapi ia memiliki kepintaran di atas rata-rata.

Joukoo juga tidak menyangka bahwa dirinya akan di perlakukan seperti ini di sekolah. Sungguh, ia fikir akan mendapatkan banyak teman, dan juga melakukan hal yang menyenangkan bersama teman-temannya. Tetapi dirinya salah, sekolah tidak seperti yang ia bayangkan.

Joukoo masih menunduk, rasa sakit hati, rasa sakit di punggung, serta baju seragam yang ia gunakan basah. Tubuhnya juga begitu lengket.

Jae menyiramkan minuman kepada sekujur tubuhnya, lalu memukul kaki Joukoo hingga ia terduduk.

"Hah! Rasanya, membuat mu menangis adalah hal yang paling menyenangkan. Aku seperti di nyanyikan lagu yang begitu indah saat mendengar mu menangis tersedu-sedu seperti ini." Jae berjongkok tepat di hadapan wajah Joukoo yang menunduk.

Kemudian, ia membenturkan kepalanya dengan kepada Joukoo. Hingga membuat Joukoo berbaring terlentang dengan jidat yang memerah.

"Baiklah, sekarang kita akan menumpahkan madu ini!" Jae mengambil madu yang di pegang oleh temannya, kemudian ia berdiri dan menatap Joukoo yang berbaring telentang.

Wajah yang begitu pucat, tatapan mata yang menyiratkan ketakutan, dan tubuh yang bergetar. Joukoo memejamkan matanya, ia berdoa kepada tuhan, semoga ia baik-baik saja. Hatinya sudah sakit.

Beberapa menit, Joukoo tidak merasakan apapun. Ia membuka matanya perlahan, dan ternyata ada ketua osis yang selalu membantu nya itu.

Ketua osis yang bernama Kim Taehyung. Taehyung selalu membantu nya keluar dalam masalah.

Kini, Joukoo melihat taehyung tengan menatap tajam jae dengan lengan yang berada pada kerah baju jae. Sedetik kemudian, jae di hempasan begitu saja oleh taehyung.

"Denger kalian! Sekali lagi kalian membuat onar ataupun membully, melakukan kekerasan, aku akan berusaha membuat kalian keluar dari sekolah ini. Sudah cukup kalian melakukan kekerasan, menyiksa mental seseorang, yang bahkan seseorang itu tidak mempunyai masalah dengan kalian. Ku peringkat sekali lagi! Berhenti berbuat ulah! Sekarang, bubar!"

Taehyung berkata dengan penuh penekanan. Dirinya sudah sangat marah dengan semua ini. Yang di lakukan jae sudah keterlaluan, anak itu mulai berani sekarang. Ucapan taehyung juga tidak main-main, persetan dengan jae yang berstatus anak dari kepala sekolah di sini.

Taehyung menghampiri Joukoo, ia tersenyum hangat dan membantu Joukoo untuk berdiri.

Bisa taehyung lihat, mata Joukoo membengkak karena menangis. Dan akhirnya, taehyung membawa Joukoo keruang osis.

.

Tiba di ruang osis, taehyung menuntun Joukoo untuk duduk di kursi yang tersedia di sana. Ia kemudian mencari baju seragam cadangan, dan memberikan nya kepada Joukoo.

two j [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang