Pagi telah tiba. Jungkook terbangun dari tidur nya terlebih dahulu. Ia berada di samping Joukoo yang memeluk tubuh nya dari samping.
Dengar perlahan ia memindahkan lengan Joukoo, dan beranjak untuk mandi.
Setelah selesai membersihkan diri, jungkook melihat sang adik yang tengah tertidur pulas. Ia diam-diam tersenyum.
Adiknya pasti sangat lelah.
Dan hal yang pertama yang akan jungkook lakukan ialah, menghampiri perusahaan milik ayahnya.
Jungkook sudah bersiap dengan pakaian yang begitu casual. Ia meninggalkan kamar Joukoo. Tetapi, sebelum ia meninggalkan kamar Joukoo, ia mengusap pelan rambut adik kesayangannya itu.
Jungkook berjalan santai, dengan lengan yang menggenggam kunci mobil.
"Jangan biarkan Joukoo keluar untuk pergi bersekolah. Dan jangan memaksa nya untuk melakukan apapun, sekalipun itu makan." Jungkook berucap ntah kepada siapa, tetapi yang berada di sekitarnya hanya maid dan bodyguard. Yang pastinya tertuju pada mereka.
Para maid dan bodyguard mengangguk mengiyakan perkataan si tuan muda.
Jungkook berlalu begitu saja, menaiki mobil mewah miliknya. Lalu menjalankan nya.
Kota sangat ramai sekarang ini, banyak pekerja dan murid yang berlalu lalang untuk menuju tujuan mereka.
Jungkook sampai di perusahaan milik ayahnya sekitar tujuan menit. Ia masuk begitu saja kedalam perusahaan itu.
Tatapan yang tajam dan lengan yang mengepal sempurna. Saat ia masuk, semua karyawan menatapnya dengan tatapan aneh sekaligus takut. Bahkan satpam penjaga pun tidak mampu menghentikan nya.
Ada beberapa orang yang menghadang, menanyakan ada perlu apa jungkook kemari. Namun jungkook tidak menjawab apapun.
Ia menuju ruangan ayah dan ibu nya berada. Mendobrak pintu masuk dengan tidak sopanya.
"Apa yang kau lakukan-" Ucapan wanita itu terpotong saat melihat siapa yang datang.
"Astaga! Sayang, kau sudah pulang? Mengapa tidak mengabari ibu?" Baru saja hendak memeluk putra sulung yang sangat ia rindukan, jungkook menepis kasar lengen ibunya.
Ia menatap kedua orangtuanya bergantian.
"Sayang? Ada apa?" Kembali bertanya, ibu jungkook.
"Kalian begitu tega. Ku fikir dengan kepergian ku, kalian akan berubah. Tidak akan gila kerja seperti ini. Dan meninggalkan bocah menggemaskan di rumah begitu saja, tanpa pulang. Apa maksud kalian? Kalian tidak seperti orang tua pada umumnya. Aku sangat kecewa kepada kalian."
Ayah dan ibu jungkook terdiam membisu. Mereka memang melantarkan putra bungsu mereka.
Mereka sangat sibuk dengan pekerjaan yang mereka kerjakan, tidak peduli dengan putra mereka, karena tujuan mereka bekerja untuk menafkahi kedua anak mereka.
"Kita bekerja karena kalian. Karena dirimu dan adikmu." Sang ayah bersuara, melihat istrinya tidak dapat berkata-kata membuat nya berinisiatif untuk menjawab perkataan anak sulungnya.
"Tch. Yang kami butuhkan bukan uang, tetapi kasih sayang, dan waktu luang kalian."
Kembali terdiam dengan perkataan si sulung.
"Aku berharap kalian tidak akan pernah pulang lagi. Kalian membuat mental adik kesayangan ku menjadi berantakan. Jangan pernah menemui ku dan adikku lagi. Aku juga tidak butuh uang dari kalian lagi. Aku yang akan menanggung semuanya. Joukoo menjadi hak ku sekarang, bahkan hak asuh ku. Jangan mencari kami berdua hanya untuk mengembalikan keluarga kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
two j [end]
Teen FictionJungkook yang baru saja mengetahui bahwa adiknya menjalankan kehidupan yang begitu menyedihkan. Membutuhkan kasih sayang dan seseorang untuk bermanja. Jungkook bisa menjadi ayah dan ibu jika untuk adiknya. Tetapi, peran ibu terkadang begitu sulit u...