12

721 103 5
                                    

Sekarang sudah pukul sepuluh malam. Jaehyun, Ian dan juga yuta sudah pulang sedari tadi.

Begitupun dengan joukoo, anak itu sudah tidur di kamarnya. Niat hati, Taehyung akan menepati janjinya untuk menemani joukoo, namun nyatanya Jungkook tidak ingin melepaskan Taehyung.

Taehyung berada di kamar Jungkook, dan tengah tertidur menyamping menghadap Jungkook.

Sejak tadi, Taehyung memaksa untuk tidak ingin tidur dengan Jungkook. Ayolah, pasti ada saja yang berfikiran kotor, seperti kalian contohnya.

Taehyung sudah memejamkan matanya, tentu saja sudah berada di alam mimpi. Sedangkan Jungkook, kini ia tengah memandang wajah indah Taehyung.

Pahatan sempurna itu terlihat amat indah untuk di pandang. Hidung mancung, bulu mata sedikit lentik, juga warna kulit yang tidak begitu putih, tetapi cerah.

Lengan Jungkook merambat, kemudian mengusap wajah indah Taehyung. Tak lupa, senyum tipis terpasang pada wajah Jungkook.

"Kau indah tae, andai saja sedari dulu aku mengenalmu. Sudah ku pastikan kau menjadi suami ku sekarang ini." Ucapan pelan itu tentu membuat sang empu terkekeh pelan.

Walaupun Taehyung masih sekolah, namun tidak di pungkiri bahwa Taehyung nampak seperti pria dewasa yang telah berumah tangga.

Ntah karena faktor pergaulan, lingkungan ataupun cara menjalani kehidupan.

Jungkook mendekat, kemudian mendekap tubuh Taehyung. Mengusap punggung pria itu, lalu ikut memejamkan matanya.

.

Nyatanya, Jungkook tidak bisa tertidur. Iya mengerang frustasi. Pikirannya memang sudah di buat gila oleh Taehyung,

Namun yang lebih membuat stres adalah, data perusahaan yang di retas lalu di sebarkan begitu saja.

Itu yang menjadi beban pikirannya saat ini. Bayangkan saja, walaupun hanya satu tahun membangun perusahaan itu, tetapi tidak mudah melewati masa-masa yang sulit untuk di ungkapkan karena terlalu menyedihkan.

Jungkook melepaskan dekapannya, lalu beranjak dari ranjang.

Ia berjalan menuju jendela, lalu duduk di depan jendela yang terbuka yang menampilkan bulan berbentuk sempurna.

Jungkook mengambil segelas kopi, dan meminumnya.

Jungkook menatap bulan yang kini tengah mengantar malam untuk pulang. Terpaan angin yang masuk lewat sela-sela jendela membuatnya merasa sedikit tenang.

Walaupun otaknya tidak dapat memikirkan apapun selain masalah perusahaan nya.

Memang, Jungkook memang gila akan pekerjaan. Namun ia tidak pernah menunjukkan nya pada orang lain, terlebih orang terdekatnya.

Jungkook memejamkan matanya saat kopi yang dia genggam sudah habis. Mendongak untuk menyalurkan rasa lelah dan penat.

"Jung? Sedang apa?" Suara serak menyapa pendengaran Jungkook.

Jungkook membuka kelopak matanya, lalu berbalik menatap Taehyung yang terbangun dengan jari yang menggosok mata.

Jungkook tersenyum, lalu beranjak dari duduknya, dan menaruh gelas bekas kopi tadi. Menghampiri Taehyung dan ikut duduk di tepi ranjang.

"Mengapa terbangun? Aku menganggu mu hm?" Jungkook bertanya dengan lengan kanan yang menghentikan jari Taehyung yang masih saja menggosok matanya.

Lengan Taehyung berhenti, kemudian mata ngantuk itu menatap Jungkook sayu.

"Um tidak tau, tiba-tiba aku bangun." Jawaban itu nampak menggemaskan. Terlebih nada bicara yang sepertinya menahan kesal.

"Baiklah, tidur lagi saja ya? Sudah malam, sebentar lagi pagi. Dan dirimu harus berangkat ke sekolah." Taehyung menggeleng cepat sebagai jawaban.

"Aku ingin bolos, tidak ingin sekolah!"

"Wow. Why? Bukankah dirimu osis?"

"Huum, tapi aku tidak ingin sekolah. Hanya ada classmeet kok, tidak begitu penting. Aku hanya ingin tidur saja."

Bibir Taehyung mengerucut kesal, Yang pastinya Jungkook gemas dibuatnya.

Jungkook mencondongkan tubuhnya, lalu menempelkannya bibirnya dengan bibir Taehyung.

Bola mata Taehyung membulat sempurna. Terkejut tentunya. Ya tuhan, first kiss nya.. tetapi tak apa, toh Jungkook kekasih nya.

Tapi, tapi, apakah dengan serangan mendadak seperti ini akan aman untuk dirinya yang mudah sekali meleleh? Tidak!

"Enghh" lenguhan tertahan tanpa sengaja keluar dari bibir Taehyung saat Jungkook mulai melumat bibirnya.

Lengan Taehyung beralih untuk meremas bahu lebar Jungkook, matanya berair ntah karena apa.

Jungkook melepaskan ciumannya, untaian Saliva terlihat begitu jelas dari kedua bibir pemuda yang baru saja berciuman.

Jungkook mengecup sekilas bibir Taehyung, lalu mengangkat tubuh kaku itu untuk di bawa kepangkuan nya.

Taehyung masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Namun kemudian ia tersadar.

Jungkook tertawa kecil, "ada apa dengan wajah menggemaskan itu?" Tanyanya.

Taehyung memukul pelan bahu Jungkook, "bibir ku. Haish!" Jawab Taehyung.

Jungkook tertawa, "hahaha, mengapa? Ingin lagi?"

Taehyung melotot di buatnya, apa-apaan?

"Perlu di ketahui, bahwa jeon Jungkook ternyata berotak mesum! Menyingkir kau!" Hanya tawa kecil Jungkook yang dapat Taehyung dengar.

Tubuh Taehyung tidak dapat bergerak lagi, karena Jungkook menekan tubuhnya untuk tetap diam di tempat.

Taehyung pasrah saja, tidak bisa turun dari pengakuan pemuda itu.

"Kau keberatan?" Jungkook bertanya dengan satu alis yang terangkat.

"Tidak. Tapi setidaknya tau waktu dan tempat." Taehyung memalingkan wajahnya, enggan menatap Jungkook.

Jungkook tersenyum.

"Tae kau tau sesuatu?"

Taehyung kembali menatap Jungkook, "tidak, memang apa?"

"Lirik lagu Indonesia, 'dari banyaknya insan di dunia, mengapa dirimu yang aku sangka' . Seperti nya itu sangat amat melambangkan perasaan ku terhadap mu. Ketidak sengajaan yang membuat ku tambah tergila-gila padamu. Tae, ketahuilah satu hal, aku sangat mencintaimu. Memang waktu yang singkat, namun perasaan tidak dapat di pungkiri. Aku mencintaimu, dan akan selalu begitu." Di akhir kalimat, Jungkook kembali mengecup sekilas bibi Taehyung.

Taehyung lagi lagi terdiam kaku. Seperti nya Jungkook memang mabuk sejak tadi sore. Karena pemuda itu terus saja mengucapkan perkataan yang manis terhadap nya.

Taehyung menyukai itu, namun rasanya aneh saat dalam sekejap mata, Jungkook berubah begitu saja.

"Hey? Mengapa diam? Ada yang salah dalam perkataan ku?" Gelengan kepala sebagai jawaban dari ucapan Jungkook.

Taehyung menatap dalam mata kelam Jungkook, menangkup kedua pipi Jungkook dengan kedua lengannya.

"Aku tau. Walaupun aku terkejut dengan setiap perkataan mu. Karena ku fikir ini terlalu mendadak untuk kau ucapkan. Tetapi, terimakasih karena telah mencintai ku." Taehyung tersenyum, kemudian ia memeluk Jungkook. Yang tentunya pelukan itu di balas hangat oleh Jungkook.

"Tae?" Jungkook kembali memanggil, namun masih berpelukan. Karena mereka tidak ingin melepaskan diri satu sama lain.

"Hum?" Taehyung menjawab dengan gumaman pelan.

"Ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan?"

"Mau! Memang apa?"

"Seks."

"..."






.
.
.
.
.

Hayolo.

Maaf kalo ada salah kata/kalimat dan tanda baca!

Dadah.

23.39.

two j [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang