"Ⱨ₳ɽʉ₴₭₳ⱨ ₴₳ɏ₳ ₥ɇ₥฿ʉ₦ʉⱨ₦ɏ₳?"
.
.
."Đł₳ ₴₳₦₲₳₮ ₥ɇ₦₲₳₦₲₲ʉ... "
.
.
."Ⱨ₳ɽʉ₴₭₳ⱨ? "
.
.
."Ⱡ₳₦ ₥ł₦₲ɏʉ... ₭₳₥ʉ ₴₳₦₲₳₮ⱡ₳ⱨ ₥ɇ₦ɏɇ฿₳ⱡ₭₳₦"
.
.
.
.
.
Pada pagi hari Mo Ran mengunjungi kamar Lan Mingyu, sudah 10 menit ia mengetuk pintu kamarnya tapi tidak ada yang menyahut
"Aneh sekali... Biasanya pada jam segini, Gege sudah bangun"
Mo Ran memutuskan untuk menunggu 5 menit lagi, tapi sosok yang ia tunggu tidak muncul. Mo Ran pun memutuskan untuk membuka pintu kamarnya Lan Mingyu
"Gege...?"
Mo Ran mengintip ke dalam, dan yang ia temukan adalah kamar kosong... Lan Mingyu tidak ada di kamarnya. Aneh sekali... Biasanya Lan Mingyu akan keluar dari kamarnya tepat pada jam 6 pagi, sedangkan Mo Ran yang sudah menunggunya sebelum jam 6 sama sekali tidak bertemu dengannya.
Mo Ran langsung menutup pintu kamar Lan Mingyu dan pergi mencarinya, "Dimana dia? Kenapa dia tidak ada di kamarnya? Apa yang terjadi padanya?"
Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya, Mo Ran terus berlari mencari Lan Mingyu. Sesampainya di depan ruang pengajaran, Mo Ran mendapatkan suara panik yang berasal dari dalam sana. Ia pun langsung berlari menuju ruang pengajaran dan membuka pintunya, hingga membuat semua yang berada disana menoleh kearah pintu masuk.
Di dalam ruangan itu terdapat banyak murid yang berkerumunan di satu tempat, tetapi pandangannya Mo Ran tertuju pada sosok yang ia cari terus.
Lan Mingyu dikerumuni semua murid yang berada disana, pakaiannya terkena cat merah dikarenakan salah satu murid yang tidak sengaja menjatuhkan cat merah tersebut karena kecerobohannya.
Mo Ran memperhatikan Lan Mingyu yang dilumuri cat merah itu, wajahnya menjadi pucat."Mo Ran...?" Panggil Lan Mingyu
Ia sadar bahwa ada yang tidak beres dari pemuda yang berdiri di depan mintu masuk itu, Lan Mingyu pun berjalan mendekatinya.
Mo Ran tidak ada respon dan terus memperhatikan Lan Mingyu dengan tatapan takut, wajahnya pucat pasi. Bayangan Gege nya yang bunuh diri dengam cara menggorok lehernya sendiri menghantui pikirannya, Mo Ran tiba-tiba meneteskan air mata.
Lan Mingyu yang memperhatikannya pun menjadi semakin khawatir, ia terus memanggil namanya tetapi Mo Ran terus tidak meresponnya. Lan Mingyu menyadari bahwa nafasnya semakin memburu, dan tubuhnya bergetar dengan hebat.
"Serangan panik...!"
Lan Mingyu segera menoleh kearah murid-murid yang berada diruangan sana, "Semua yang ada diruangan ini, cepat keluar dan menutup pintunya!"
Semuanya pun langsung nurut perkataan Shixiong nya, Lan Mingyu langsung menangkup kedua pipinya Mo Ran.
"Mo Ran! Tarik nafas dengan pelan dan menghembuskannya... Fokus pada suaraku Mo Ran..... Semuanya baik-baik saja.."
Lan Mingyu memeluk Mo Ran dengan erat, beberapa saat kemudian ia merasakan pemuda didekapannya ini lebih tenang... Lan Mingyu mengelus kepalanya Mo Ran dengan pelan.
"Jangan khawatir... Gege ada disini..." Ucap Lan Mingyu
Mendengar itu tangisannya Mo Ran langsung pecah, ia memeluk Lan Mingyu dengan erat. Lan Mingyu pun membiarkannya menangis di pundaknya, ia tidak peduli lagi dengan penampilannya yang berantakan ini... Sekarang ia sangat khawatir dengan Mo Ran, baru kali ini ia melihat Mo Ran seperti ini.
Mereka berdua pun tetap berada di posisi saling memeluk dengan cukup lama... Saat tangisannya Mo Ran mereda, Lan Mingyu melepaskan pelukannya dan mengelus pipinya Mo Ran dengan pelan
"Mo Ran..."
Mo Ran menatap kearah Gege nya dengan mata sembab, Lan Mingyu tersenyum tipis tetapi Mo Ran tahu dari tatapan matanya, Gege nya sedang mengkhawatirkannya.
Sebemarnya ia tidak ingin seperti ini, tetapi bayang-bayang Lan Mingyu yang tergeletak tidak bernyawa di atas lantai dengan genangan darahnya yang mengotori pakaian yang ia pakai terus menghantuinya... Dan bayang-bayang itu terlihat semakin jelas saat ia melihat pakaian Gege nya yang terkena cat merah itu.
Lan Mingyu mengecup puncuk kepalanya Mo Ran, hanya dengan itu Mo Ran merasa lebih tenang dari sebelumnya. Mo Ran pun melingkari kedua lengannya di pinggangnya Lan Mingyu dan menyenderkan kepalanya di bahunya.
Lan Mingyu menatap kearah pemuda yang sedang memeluknya itu dan tersenyum tipis, ia pun terus mengelus kepalanya Mo Ran dengan pelan.
.
.
.
.
.
Beberapa hari kemudian Lan Mingyu mendengar bahwa Mo Ran dipilih untuk menemani Chu Wanning untuk mengurus tabir langit yang terbuka di Kota Kupu-Kupu
Meskipun Lan Mingyu tahu bahwa kultivasi Mo Ran tinggi dan dapat menjaga dirinya sendiri dengan baik, Lan Mingyu tetap merasa khawatir.
Tetapi yang paling ia khawatirkan adalah Shizun nya, Chu Wanning. Belakangan ini ia menyadari bahwa Chu Wanning jarang keluar dari kamarnya, jika ada pun ia hanya keluar saat malam hari dan setelah itu pun ia kembali mendekap di kamarnya. Meskipun ia tahu bahwa gurunya itu sedang memperbaiki beberapa aspek pada barang-barang temuannya, tapi tidak sampai begini.
Ia sangat mengkhawatirkan mereka berdua, seharusnya tidak terjadi apa-apa bukan...?
(A/n)
Hohoho 👀
Bagian yang Author tunggu-tunggukan telah datang ( ͡° ͜ʖ ͡°)
KAMU SEDANG MEMBACA
归家 (Home) !!VERY SLOW UPDATE¡¡
Fanfiction(ErHa n MXTX x Male! OC) Ada rumor yang beredar di dunia kultivasi, bahwa sebenarnya Batu Giok Gusu Lan bukanlah dua tapi melainkan tiga! Tapi sudah bertahun-tahun ia tidak menunjukkan batang hidungnya pada dunia kultivasi, banyak orang yang tidak...