5

889 103 8
                                    


* Italic = flashback

______

Hari telah berganti menjadi pagi, ah sepertinya bukan ini lebih tepat disebut siang. Terik matahari yang begitu menyengat seperti ini tentu saja waktu siang hari bukan?

Wooyoung perlahan membuka matanya, tak ingat apa yang ia rasakan semalam, tapi rasanya badannya mulai merasa lebih baik daripada hari-hari sebelumnya.

Kini posisi wooyoung mengarah ke sebelah kiri dimana junseok tertidur pulas disana, sepertinya anak itu kelelahan. Kemarin ia benar-benar bantu mengurus wooyoung, seperti mengambil obat, mengambil makanan delivery dari depan dan masih banyak hal lainnya yang anak manis ini lakukan pada wooyoung kemarin.

Wooyoung merekahkan senyumnya, entah kenapa tetapi rasanya wooyoung benar-benar menyayangi junseok, seperti anak sendiri.

Cukup lama wooyoung dalam posisi yang sama memandang junseok dengan posisi badan miring kearah kiri, tiba-tiba ia dikejutkan dengan tangan kekar yang melingkar diatas pinggangnya. Jantungnya hampir saja copot, takut-takut jika ada orang jahat yang masuk ke dalam rumahnya.

Dengan perlahan wooyoung berbalik mengarah kearah sebaliknya, dan melotot mendapati eksistensi san yang tengah tertidur pulas disampingnya dengan tangannya yang memeluk wooyoung erat.

Mencoba mengingat yang terjadi semalam, rasanya wooyoung ingin menenggelamkan dirinya saja saat ini.

Posisinya sekarang berada di tengah-tengah antara bapak dan anak ini. Bagaimana bisa?

_______

Cukup lama san berada diruang tengah -tempat junseok tertidur- ia tak langsung mengangkat dah memindahkan anak nya ke kamar wooyoung sesuai perintah sang pemilik rumah.

San menatap anak semata wayang nya penuh haru, anak berusia 5 tahun ini sama sekali belum pernah merasakan kasih sayang yang seharusnya ia terima dari orang tuanya. San terlalu sibuk untuk memperhatikan detail kecil junseok.

Hingga tak terasa ia tumbuh menjadi anak kecil yang tampan seperti ini.

Junseok yang san kenal adalah tipikal orang yang sedikit berbicara seperti dirinya. Namun tak disangka, junseok menjadi anak yang ceria dan penuh dengan cerita ketika dihadapkan dengan wooyoung.

Ada sedikit perasaan cemburu dalam dirinya melihat kedekatan junseok dan wooyoung -yang notabene nya merupakan orang asing diantara mereka- namun perasaan lega karena junseok mendapatkan seseorang untuk ia bercerita juga timbul dalam dirinya, entahlah san sulit mendeskripsikan perasaan nya.

Mengecup dahi sang anak cukup lama, akhirnya san mengangkat anaknya hendak dipindahkan ke kamar wooyoung.

Setibanya, san meletakkan junseok dengan hati-hati disebelah wooyoung -yang ternyata sudah tertidur - takut pergerakan kecil dari san membangunkan junseok.

Saat hendak beranjak dari tempatnya menuju ruang tv dimana sofa berada sebuah tangan hangat menahannya. Tangan wooyoung.

"Hiks sakit"

Rengekan yang berasal dari wooyoung mengalihkan perhatian san. San menoleh kearah wooyoung, lelaki cantik itu masih tertidur, seperti nya alam bawah sadarnya yang berbicara.

Perlahan san mendekat, mengusap kepala wooyoung yang lebih panas dari sebelumnya.

Sungguh san belum pernah menghadapi kondisi seperti ini, ia bingung apa yang harus ia lakukan.

15 menit lamanya san berada diposisi yang sama, duduk menghadap wooyoung. Jangan lupakan tangannya yang tak henti mengusap surai lembut lelaki itu.

Dirasa tubuh wooyoung yang kian menghangat san berniat mengambil lap dan baskom kecil yang tak sengaja ia lihat disamping nakas, lalu mengambil nya. Mengisi nya dengan air hangat lalu mengompres dahi wooyoung.

Selesai dengan aktifitas nya san kembali kepada posisi semula duduk disamping wooyoung seraya mengelus surai lelaki itu lembut.

Semakin lama rasa kantuk melanda san, hingga akhirnya ia tertidur disamping wooyoung, berakhir dengan mereka yang tertidur disatu ranjang semalaman.

______

Dengan perlahan wooyoung melepaskan pelukan san pada pinggang nya berniat ingin bangkit dan menjauhkan diri antara san dan junseok, namun sepertinya pergerakan nya membangunkan san juga junseok hingga kedua manusia itu terbangun.

"Kamu udah enakan?" Tanya san.

Wooyoung tersenyum kikuk "iya pak"

"Syukurlah"

Junseok yang baru saja bangun mengedip-ngedipkan matanya lucu.

Gemas, wooyoung mencubit pipi gembul junseok. "cuci muka gih, nanti kak wooyoung masakin junseok sarapan" ucap wooyoung.

"Apa kita ga ngerepotin?" Tanya san tak enak.

Wooyoung tersenyum "engga kok"

Dengan semangat junseok melompat dari ranjang tempat mereka tertidur lalu berlari kearah kamar mandi yang ada didalam kamar wooyoung mengundang tawa gemas dari dua orang dewasa disana.

Entah kenapa hati san menghangat, ia merindukan keluarga utuhnya. Ia menginginkan suasana seperti ini, ia ingin melihat junseok nya tersenyum semangat dipagi hari, san ingin junseok nya dapat kasih sayang yang cukup, san menginginkan nya.

Menginginkan kehangatan seperti ini. San ingin merasakan nya setiap hari.

"Pak, saya kebawah dulu. Kalau bapak mau mandi saya punya sikat gigi baru didalam laci, baju juga kalau bapak ga keberatan saya pinjamkan baju saya"

Tanpa sadar san tersenyum seraya menganggukan kepalanya cepat.

Kenapa rasanya mereka seperti benar-benar keluarga?

TBC

gimana nih? 😂🙈

meet again? // sanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang