10

833 90 7
                                    

Pagi ini mereka bersiap untuk kembali kerumah mereka masing-masing lalu berniat menjalani kegiatan di hari kerja dengan san yang sibuk dengan urusan kantornya, juga wooyoung yang sibuk mengurus anak-anak didikannya.

San telah memasukkan semua barang bawaan mereka kedalam bagasi mobil, disusul dengan junseok yang telah terduduk manis dikursi belakang.

Lalu san kembali masuk kedalam villa, dan terlihat keluar bersama wooyoung dalam gendongannya.

"Kak wooyoung kenapa digendong papa?" Tanya junseok memperhatikan san yang tengah mendudukkan wooyoung dikursi samping pengemudi.

"Kaki kak wooyoung sakit, jadi papa harus gendong kak wooyoung" jawab san tenang, berbeda dengan wooyoung yang kini hanya tersenyum canggung menatap junseok.

"Nanti junseok pijitin ya kak, biar kakak ga sakit lagi. biar bisa main terus sama junseok" ucap junseok dengan raut yang terlihat sendu.

Wooyoung tersenyum seraya menganggukan kepalanya tanda setuju lalu mengusap lembut surai junseok sebentar, sebelum mereka kembali pada perjalanan yang cukup panjang.

______

San terlebih dahulu mengantarkan wooyoung kerumahnya, hari ini wooyoung tidak bekerja. Tidak mungkin juga ia bekerja dengan kondisi seperti ini. Berjalan saja susah apalagi mau mengurus anak-anak kecil yang sangat aktif juga jumlah nya yang tak sedikit itu.

San selesai dengan kegiatannya, menyimpan barang bawaan wooyoung, lalu mendudukkan wooyoung di sofa rumah lelaki itu. Terdengar rintihan pelan dari wooyoung ketika san mendudukkan wooyoung.

San yang merasa bersalah memperhatikan wooyoung yang terlihat kesulitan bergerak.

"Masih sakit banget ya? Maaf" ucap san.

"Gapapa kok pak, mungkin ini gaakan lama nanti saya bisa jalan sendiri" ucap wooyoung.

Jawaban wooyoung sama sekali tak membuat rasa bersalah san pudar, ia terus memikirkan cara agar wooyoung tak kesulitan menjalani hari ini, setelah ia menggempur wooyoung habis-habisan tadi malam.

"Saya izin kerja aja dulu deh, ini juga udah siang" ucap san seraya beranjak hendak membawa junseok masuk, karena sedari tadi anak itu dibiarkan didalam mobil sendirian menunggu san.

Belum sempat wooyoung mencegah, san terlihat sudah masuk kembali bersama junseok dan beberapa barang bawaan mereka.

"Padahal saya gapapa sendiri pak, bapak kan harus kerja" ucap wooyoung merasa tak enak.

"Gapapa, lagian kalo saya kerja juga junseok sama siapa? Ga mungkin saya antarkan ke tempat penitipan dia gaakan mau soalnya gaada kamu, mau disini juga yang ada malah ngerepotin kamu" ujar san sembari tersenyum kearah wooyoung.

Sialan, jantung wooyoung rasanya mau loncat saja dari tempatnya.

"Kak wooyoung junseok mau makan pancake yang kaya waktu itu dong" seru junseok dihadapan wooyoung.

"Sayang, kan papa udah bilang kak wooyoung kaki nya lagi sakit gabisa jalan, besok lagi ya?" Ucap san.

Junseok hanya cemberut, lalu terduduk dibawah wooyoung. Berniat memijat kaki lelaki itu.

"Kak wooyoung jatuh? Kok bisa sakit?kemarin sama junseok masih bisa lari-lari padahal, kapan jatuhnya?" Tanya junseok polos.

Wooyoung membeku tak tahu harus menjawab apa, melirik san sedikit memandang lelaki itu penuh harap, meminta bantuan.

"Pegel iya kaki kak wooyoung pegel karena kelamaan main kemarin" ujar san.

Yang untungnya dijawab anggukan oleh junseok. Wooyoung menghela nafas nya lega, beruntung ia tak ketauan.

meet again? // sanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang