Tak ada alasan bagi wooyoung untuk tak peduli lagi kepada junseok, sekalipun san -sang papa- sudah menyakitinya bukan berarti ia harus melakukan hal yang sama bukan?
Maka kali ini, ia kembali menemani anak itu, menunggu jemputan, entah apa yang membuat san dan suaminya hingga menitipkan kembali anak mereka kesini.
Ia pikir setelah kejadian beberapa minggu lalu ia tak akan lagi bertemu dengan junseok, nyatanya 4 hari kebelakang junseok kembali lagi kesini, bersama wooyoung.
"Ngantuk" junseok memeluk kaki wooyoung yang memang saat itu dalam keadaan berdiri.
"Tunggu bentar ya, papa kamu mungkin lagi di jalan" wooyoung berjongkok mengelus surai lembut junseok.
Berniat menghubungi san, namun rasa gengsi juga kesal masih tertanam dalam dirinya. Namun disisi lain, tak mungkin juga jika ia meninggalkan anak tak bersalah ini seorang diri ditengah dinginnya malam.
Haruskah ia membawa junseok kerumah nya lagi? Tapi ia tak mau memberi celah kepada san untuk menemui dirinya. Wooyoung bimbang, hingga akhirnya ia menghubungi Yunho, memberitahu lelaki itu bahwa sekarang junseok masih bersamanya. Berakhir dengan yunho yang mempersilakan wooyoung dan junseok untuk menginap di tempat tinggalnya. Supaya ketika san menjemput, biar Yunho saja yang bertemu dengannya.
Benar saja, pagi ini san datang untuk menjemput junseok, tentu saja dengan bantuan wooyoung yang mau tak mau menurunkan gengsinya dan memberitahu dimana anaknya berada.
"Bisa gak, jangan ngerepotin wooyoung mulu?" Begitu pintu terbuka yunho berucap.
"M-maaf?" Ujar san tak mengerti.
"Udah nyakitin minimal tau diri jangan ngerepotin, biarin wooyoung jauh dari duda kaya bapak, oh apa udah nggak lagi? Bapak balik lagi sama mantan bapak kan?" Yunho tak henti hentinya mencecar san, tak memberi jeda untuk lelaki choi berbicara.
"Maaf, tapi anda salah paham"
"Ck, salah paham anda bilang? Saya sudah tau semuanya dari wooyoung dan tolong pak dengan sangat amat saya mohon jauhin wooyoung, biarin wooyoung dengan kehidupan baru dia tanpa bapak dan anak bapak"
San terdiam, seberapa banyak orang yang terlibat dalam kesalahpahaman ini? Dan bagaimana ia harus meluruskan semuanya, jika orang yang bersangkutan bahkan enggan untuk menemuinya?
"Dari awal saya udah ga merestui hubungan wooyoung dengan duda anak satu seperti bapak, cukup kisah saya saja yang berakhir dengan tragis karena berhubungan dengan duda, tapi wooyoung meyakinkan saya bahwa anda tak seperti yang saya kira. ternyata bapak mempertahankan keyakinan saya bahwa berhubungan dengan duda aka berakhir buruk seperti ini"
"Tolong, tolong biarkan saya bertemu dengan wooyoung dan menjelaskan semuanya" sungguh entah harus memohon seperti apa lagi ia. Karena menurutnya yunho adalah salah satu benteng terkuat yang harus ia luluhkan untuk bertemu dengan wooyoung.
"Engga pak, silakan bawa anak bapak pergi dari sini dan gausah balik lagi" tanpa mengucap sepatah kata pamit, yunho menutup pintu dengan sedikit kasar.
Tak berselang lama, wooyoung keluar dari kamarnya. "Pagi-pagi gini ada tamu?"
"Engga, mantan lo noh jemput anaknya"
Wooyoung menghembuskan nafasnya lega, beruntung ia membawa junseok kesini, ia tak perlu repot-repot menemui lelaki Choi itu.
Walaupun tak bohong, hati wooyoung masih menginginkannya. Sebesar apapun luka yang ia terima tak setara dengan rasa cinta nya kepada san. Wooyoung benar-benar sudah jatuh pada lelaki yang kini bukan lagi miliknya.
TBC
hi? maaf udah ngilang lumayan lama banget huhu, kedepannya mungkin akan lebih sering lagi update soalnya tanggung bentar lagi selesai, ada yang bisa nebak ending nya gimana?