first off all, i wanna say happy birthday for ma baby wooyo. i hope you don't hate your birthday, atiny always by your side. sending virtual hug for our baby wooyo ❤️
⚠️ MATURE AREA ⚠️
____
"Saya... boleh cium kamu?"
Wooyo terdiam, masih mencerna kata demi kata yang baru saja san lontarkan. Entahlah pikirannya tidak berjalan untuk saat ini, hanya mematung memandang san yang kini tengah memandangnya juga dengan mata sayu.
Tak juga mendapat jawaban, san kini memajukan wajahnya sedikit demi sedikit mempersempit jarak antara ia dan wooyoung.
Terbawa suasana, wooyoung tak menjauhkan dirinya sama sekali, ia justru menutup matanya bersiap menerima bibir san diatas bibirnya.
Tak lama, akhirnya san berhasil mengecup bibir wooyoung. Tak ada lumatan pada awalnya hanya menempel, namun di detik berikutnya san melumat bibir wooyoung perlahan.
Semakin lama san menggigit bibir bawah wooyoung, bermaksud agar wooyoung membuka mulutnya. Ciuman yang awalnya biasa saja terasa semakin panas, dengan posisi wooyoung yang berada diatas pangkuan san entah sejak kapan.
San meremat sedikit pinggang wooyoung yang berada dalam pangkuannya. Terdengar sedikit erangan erotis yang keluar dari bibir wooyoung namun teredam akibat ciuman yang mereka lakukan.
Tak lama ciuman san berpindah kearea leher wooyoung, sebelum membuat sebuah tanda kemerahan disana dan menatap wooyoung, meminta izin, wooyoung yang sudah terbawa suasana hanya mengangguk. Mengizinkan san untuk menyentuh dirinya jauh lebih dalam.
Merasa mendapat lampu hijau perlahan san membuka satu persatu kancing piyama yang wooyoung kenakan, lalu menurunkan sedikit piyama bagian atas wooyoung. Membuat tubuh bagian atas putih nan mulus wooyoung terekspos.
Sungguh, san tidak bohong wooyoung sangat indah. Dibawah remang-remang cahaya yang hanya berasal dari tv juga suhu dingin yang mendukung kegiatan mereka membuat wooyoung dua kali lipat lebih indah dimata san.
Wooyoung mengadahkan kepalanya keatas memberi akses lebih kepada san untuk melukis tubuh polosnya.
Tak lupa tangannya yang berada dibelakang meremas kuat-kuat rambut san membuatnya sedikit berantakan.
Semakin lama, san menurunkan tangannya, kearah pantat wooyoung yang masih terbalut rapi oleh celana piyama tipis yang lelaki itu pakai. Meremat nya sedikit membuat suasana yang tadinya dingin seketika menjadi panas.
Tak sampai disitu, tanpa sadar wooyoung juga kini telah menanggalkan pakaian san dengan tangannya. Tersisa san hanya dengan celana training hitamnya.
Wooyoung yang berada dipangkuan san bergerak gelisah, ketika san memainkan putingnya yang sudah mengeras. Tak sengaja pantatnya menyenggol sesuatu dibalik celana san yang sudah mengeras.
"Ahh..." Erangan san penuh frustasi.
San menyudahi kegiatannya melukis tubuh wooyoung, lalu menatap lelaki dalam pangkuannya yang terlihat frustasi.
"Kamu... mau lanjut?" Tanya san pelan.
Tak mempercayai bibirnya untuk mengeluarkan sepatah kata akhirnya hanya anggukan yang wooyoung berikan sebagai respon atas pertanyaan san.
Tak lama setelahnya, san menggendong wooyoung memasuki kamarnya yang terletak disebelah kamar tempat junseok tertidur.
Dan malam itu menjadi malam yang panjang bagi mereka berdua.
TBC
lanjutannya dikembalikan kepada imajinasi masing-masing aku udah ga sanggup 😫