24

542 58 0
                                    

"semangat dikit kek anjing, dengan lo yang kaya begini justru bikin san seneng" yunho merangkul tubuh lesu wooyoung yang sedari tadi mondar mandir tanpa bersemangat.

"Gue juga gamau gini yu, tapi hati gue kaya bilang kalo ini tuh ga bener"

"Jangan lemah young, lo udah liat sendiri gimana dia sama suaminya, dan Inget sekarang dia udah punya orang, lo jangan jadi pelakor"

"GUE GA SEGILA ITU GOBLOK" wooyoung menyingkirkan tangan bongsor yang sedari tadi bertengger dipundaknya, lalu berlalu dari hadapan yunho dengan muka yang masih ditekuk lesu.

Wooyoung berjalan kearah dapur milik yunho, ah dia masih di apartemen milik yunho, kebetulan hari ini weekend dan mereka memutuskan untuk bermalas-malasan.

"Padahal lo sama dia baru beberapa bulan dan lo udah segalau ini? Dia pake pelet?" Yunho duduk disalah satu meja makan yang tersedia, menelisik wooyoung yang berada didepannya.

"Ga gitu ege, sebentar juga kalo kenangan nya banyak ya tetep galau, mana ini kisah pertama gue setelah gue memutuskan buat ga jatuh cinta lagi lo bayangin aja anjir" wooyoung duduk disebelah yunho, memakan kacang tanah yang tersedia dimeja.

"Gue tanya sama lo, siapa yang dulu tiap malem mabok gara-gara gamon?"

Yunho mendecih, sungguh itu sudah lama dan wooyoung masih ingat?

"Kisah kita sebenarnya sama, kenapa lo ga ngambil pelajaran dari gue tolol" tangan yunho bergerak, jari telunjuknya diletakkan di dahi wooyoung, lalu sedikit mendorongnya kebelakang.

Tak ada jawaban dari wooyoung, hanya hening, yunho menoleh, memastikan bahwa sabahatnya masih berada disana.

"M-maksud lo apa?" Tanya wooyoung, karena sungguh ia tak tahu menahu dengan alasan yunho dan mantan kekasihnya berpisah, setau wooyoung mereka hanya terlibat pertengkaran kecil. Tentang mingi yang ingin melanjutkan karir keluar negeri dan yunho yang tak bisa dengan hubungan jarak jauh.

Yunho mendecih, "lo kenal gue berapa taun woo? lo percaya waktu dia bilang gue gabisa LDR? engga anying, mantan dia balik lagi dan yah.. mingi balik sama dia"

Selesai yunho berbicara, wooyoung langsung ambruk kedalam pelukannya, memeluk lelaki yang lebih besar darinya, tak lupa dengan tangisan kerasnya.

"Lo kenapa gabilang detail nya sama gue, lo kira gue dukun apa yang bisa nebak alur cerita, maafin gue" wooyoung terus menangis dalam pelukan sahabatnya.

Yunho terkekeh, "bukan salah lo, ini salah gue harusnya gue tau dari awal dia mandang gue sebagai mantan nya aja udah aneh, tapi masih gue lanjutin. Makannya dari awal gue ga setuju banget lo sama duda kaya san tuh gue takut woo, dan prediksi gue bener kan?"

____

Sementara dilain tempat kini san tengah menikmati sarapan nya bersama dengan junseok, sedari tadi anak itu tak menyentuh makanannya sama sekali, hanya melamun dengan bibir yang dimajukan.

Yaa... Junseok merajuk, ia ingin bertemu wooyoung tapi san melarangnya.

"Junseok, makan dulu ya? Besok kan kamu ketemu kak wooyoung lagi, sekarang kak wooyoung lagi istirahat biar besok bisa main sama junseok sampai malam ya?" Seribu kali san membujukpun seperti nya tak akan bisa meluluhkan anaknya.

San pusing, ditambah urusan nya dikantor yang mengalami problem, belum lagi masalahnya dengan wooyoung, dan kini anaknya yang tiba-tiba menjadi rewel.

"Yaudah junseok mau telpon kak wooyoung kalo gabisa ketemu"

San menghembuskan nafasnya kasar. Menelpon wooyoung? Pesannya saja tak ada satupun yang wooyoung baca apalagi untuk panggilan suara?

"Gabisa sayang, besok lagi ya? Sekarang sama papa dulu, kamu ga kangen sama papa?"

"gak, junseok mau kak wooyoung!!!" Teriak junseok

"JUNSEOK" san bangkit, kursi yang tadinya ia duduki ia dorong kuat hingga menimbulkan suara keras. Junseok terlihat menunduk takut, ia tak pernah melihat papanya semarah ini.

"Dengerin papa sekali aja yaa? Kak wooyoung nya lagi ga bisa diganggu" san berusaha menurunkan rasa kesalnya, ia tak boleh lagi meninggikan suaranya dihadapan junseok.

Junseok menangis, tak membantah ucapan san lagi. San yang merasa bersalah berjalan mendekat lalu menarik anak semata wayangnya kedalam pelukannya.

"Maafin papa udah teriak tadi, sekarang nurut ya?"

Tak banyak bicara, junseok hanya segera memakan sereal yang telah disiapkan san, sesekali air mata nya terjatuh, ia masih ketakutan.

Kini san sadar, seberapa besar peran wooyoung dalam hidupnya. Padahal wooyoung hanya orang baru yang masuk kedalam hidupnya akhir-akhir ini tapi kenapa dampaknya sebesar ini?

TBC

ini kayaknya around 30-35 udah end deh, bentar lagi kan?

meet again? // sanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang