🦢 - IV

461 35 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


..
..
..
..

ו•••×



bagaikan petir di siang hari, hinata rasa apa yang tengah terjadi pada dirinya saat ini adalah sekedar bunga tidur. meskipun cenderung tak ada hubungannya antara petir dan mimpi, namun tetap saja segalanya cukup untuk membungkam ranum persik milik si rambut oranye.

hinata diam seribu bahasa, atau bahkan ratusan ribu ketika tubuh yang menjulang tinggi dihadapannya itu masih membelakangi dirinya. dengan salah satu tangannya digandeng erat seolah takut ia terlepas dan hilang dari pandangan. kenyataannya, hinata sama sekali tak paham apa yang sedang dipikirkan oleh pemuda bersurai pirang tersebut.

tsukishima pun masih betah membisu, seolah segala diam dan hening antara keduanya memang paling nyaman untuk saat ini. hanya tapakan sepatu kets mereka yang mengeluarkan nyanyian bersahut-sahutan. belum ada pembicaraan dimulai sejak beberapa saat yang lalu.

sampai akhirnya kedua remaja itu tiba di ruang kesehatan, lantas yang lebih tinggi pun tak buang waktu pun segera mendudukkan shoyo di atas salah satu ranjang unit kesehatan sekolah mereka. kurang mengerti apakah hinata harus berterimakasih pada Kami-sama karena telah memberikan dirinya anugerah waktu berduaan bersama tsukishima seorang, atau malah sebuah petaka. tentu saja dokter uks mereka itu sudah beristirahat di rumah, bel waktu pulang telah berbunyi sejak tiga jam yang lalu. saat ini gelapnya malam telah mendominasi semesta.

detak jantung hinata seolah telah dikompromikan agar memompa tak teratur jika berada di sekitar seorang tsukishima kei.

sepasang manik legam milik hinata shoyo itu secara teratur mengikuti pergerakan sang rekan sesama middle blocker-nya. yang saat ini tengah sibuk mengisi baskom kecil bersisi es batu dengan air. dengan sebuah handuk kecil di rendam disana.

demi tuhan, hinata memanfaatkan situasi semacam ini hanya untuk memanjakan matanya dengan sosok tsukishima seorang. ia berharap Tuhan bersuka hati menghentikan waktu agar ia bisa sepuasnya memandang sosok yang teramat dirinya suka tersebut. sungguh shoyo itu licik.

"ini, kompres wajahmu agar tidak bengkak." tsukishima bicara sembari menyerahkan baskom kecil tadi pada si chibi-chan.

"ugh, kamu tidak perlu repot-repot begini." sebenarnya tak ada rasa tak enak, hinata demi Tuhan teramat mensyukuri momen saat ini. ia hanya tak ingin terlihat terlalu jelas.

terdengar helaan napas berat dari sang lawan bicara, maka dari itu hinata kembali menaruh perhatian pada tsuki yang sekarang ini duduk tepat dihadapannya, tak sampai satu meter jaraknya.

"kalau kamu tau ini sangat merepotkan, seharusnya jangan ceroboh." ah, benar juga. tiada hari bagi tsukishima tanpa memaki dirinya. seolah mustahil.

terang saja shoyo pada akhirnya benar-benar merasa bersalah, karena si pelaku pengusik alam bawah sadarnya pun turut menudingnya. hinata segara menundukkan kepala, mana mungkin punya nyali untuk memandang tsuki sekarang.

LOVE DIVE | TSUKIHINA (short) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang