..
..
..
..ו•••×
malam dimana hinata secara lantang menyatakan perasaan yang sesungguhnya pada tsukishima, pemuda bersurai pirang itu sejujurnya bagai dibanting untuk kembali ke titik balik dirinya.
tentang apa yang telah dirinya jalani sebelum malam itu datang.
tsukishima ingat begitu jelas kala dirinya pertama kali menginjakkan kaki di gimnasium karasuno, dimana terdapat grup voli sedang berkumpul seluruhnya, ada penerimaan anak baru.
sungguh kala itu, kei tak punya minat sepenuh sekarang, jika bukan karena dipaksa oleh yamaguchi barangkali sekarang ini dirinya tidak akan berada di tempatnya berdiri sekarang.
saat itu adalah kedua kalinya tsukishima bertemu hinata, tentu bukan sesuatu yang ia harapkan. si rambut oranye yang bertubuh minimalis, tetapi aura keberadaannya begitu kuat. sampai-sampai anak bungsu dari keluarga tsukishima itu dibuat terpana untuk kedua kalinya pula.
menyadari bahwa ternyata detak jantungnya berpacu begitu tak masuk akal cepatnya kala memandang senyum milik si jingga secara dekat. yang pertama kali adalah saat hinata berada di lapangan. mereka masih menginjak bangku sekolah menengah pertama, kala itu merupakan hari perdana dirinya melihat hinata shoyo. dan secara sulit serta penuh penyangkalan bahwasanya ia memiliki perasaan semacam itu pada seseorang yang kala itu hanya dirinya kenal sebatas nama.
hinata itu punya daya tarik tersendiri. dan kesan pertama yang jelas dimiliki sepihak oleh tsukishima benar-benar menyisakan rekam jejak jelas di dalam kepala pirangnya.
dan pengakuan malam tempo hari benar-benar bagaikan rekaman dari kaset rusak yang nyala kembali. terulang begitu saja tanpa perintah.
sejak itu, mana ada lagi namanya ketenangan di dalam hidup seorang remaja bernama lengkap tsukishima kei ini.
jujur saja, mengetahui pasal perasaannya yang terbalaskan, tsukishima haru bukan main. tetapi rasa minder lebih mendominasi. ia merasa tak pantas.
karena, ya, memang tidak pantas. menurutnya...
"oi hinata boke!"
kepala tsukishima ikut teralihkan ketika suara familiar itu turut mampir ke dalam rungunya. konstan mengarah pada dua insan yang kini berdiri saling berhadapan, tak jauh dari tempatnya tapi tidak dekat juga. tsuki tak bisa dengar percakapan mereka selain seruan nyaring tadi. yang dimaksud mereka tentu saja merupakan kageyama dan si mentari cerah, hinata shoyo.
mereka terlihat akrab.
batin tsukishima menjerit.
"akhir-akhir ini mereka memang selalu bersama."
dan tadashi dengar.
sudah barang tentu si bungsu dari keluarga tsukishima itu sedikit terperanjat akan sosok yang tiba-tiba saja muncul disebelahnya. tapi ekspresi datar miliknya menutup segalanya.
"kamu juga akhir-akhir ini sering memperhatikan hinata ya, tsukki." oh, ternyata yamaguchi sadar.
tsukishima memilih untuk bungkam saja. acuh tak acuh dengan yamaguchi yang kini memandangnya dengan selidik curiga. ataukah memang hanya sebuah pancingan semata.
"kageyama juga." tadashi kembali menaruh perhatian pada dua sosok remaja di sana. "lalu beberapa anak dari nekoma dan fukurodani, lalu dari inarizaki, juga si ace shiratorizawa. mereka sering berkunjung kemari hanya untuk bertemu dengan hinata," lanjutnya.
tsukishima masih enggan memberi tanggapan, diam memang pilihan terbaik. entah berapa lama lagi ia mampu bungkam.
"apa kamu juga sama seperti mereka?"
ditanyai begitu, seharusnya memang tsukishima berpura-pura bodoh saja.
"sama bagaimana?" akhirnya pecah juga. toh lagipula tsukishima memang sedang butuh sesuatu untuk menampar kesadarannya.
"kagum terhadap sosok hinata. kagum yang akan selalu berakhir dengan perasaan romantis. apa tsukishima juga begitu?" tadashi masih mempertanyakan hal serupa.
memang benar tadashi yamaguchi adalah seorang pengamat yang baik. instingnya terlampau kuat.
dan benar pula kalau yamaguchi terus-menerus mempertanyakan hal serupa tetapi sesungguhnya ia tak menginginkan jawaban.
"kenapa semua orang harus pergi pada shoyo. dan kenapa juga salah satu dari mereka harus ada kamu, tsukki? memangnya tidak bisa kamu memandangku juga?" ujarnya terlampau tenang, tak sepadan dengan kalimat yang terlontar dari mulutnya.
tsukishima agaknya merasa sedikit terkejut. ia benar-benar tak mengharapkan atau berpikir kemungkinan hal semacam ini terjadi. ini diluar kendalinya.
"yamaguchi..."
"semua orang hanya peduli tentang hinata. termasuk tsukishima juga. apa karena aku hanya sampah makanya tidak ada yang—" ada nada terluka di sana, dan tsukishima enggan dengar lebih jauh.
"cukup!" tsukishima berbicara lantang, cukup keras untuk didengar oleh seluruh makhluk hidup di dalam gimnasium tersebut. membuat hening seketika menyelimuti, serta banyak pasang mata penasaran pasal teriakan barusan di dasari oleh apa.
yamaguchi ingin kembali bicara, tapi reflek tubuh tsukishima terlampau handal. remaja berambut pirang dengan potongan cepak itu memeluk sahabat kecilnya. yang ada dipikiran tsukishima saat itu adalah yamaguchi bagaikan remahan puzzle yang luluh lantak. hancur lebur tak beraturan, entah sejak kapan perasaan sakit itu disimpan.
dirinya memang hanya ingin menata hati yamaguchi saja. tak ada perasaan lain menuntut untuk ikut menyikut perasaan peduli.
tetapi si kepala oranye menafsirkan secara berbeda. dan tsukishima tidak menyadari itu sama sekali.
sungguh serba salah.
9—,
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE DIVE | TSUKIHINA (short) ✓
Fanfichanya tentang bagaimana Hinata Shoyo mencoba mencurahkan rasa suka pada Tsukishima Kei. semua karakter disini hanya milik Haruichi Furudate sensei. saya cuma pinjam. semua sumber gambar/pic saya dapat dari pinterest dan PicsArt warning! BxB, yaoi...