..
..
..
..ו•••×
helaan napas jengah kini kembali lolos dari bibir kering pemuda yang selalu nampak acuh tak acuh terhadap kehidupan. surai pirang cepaknya kini tersapu angin malam yang teramat dingin, beruntung malam itu dirinya berpakaian super tebal.
tsukishima kei masih menyandarkan tubuhnya pada dinding bata tepat di sebuah persimpangan jalan. arah pulang yang selalu ia lewati, begitupun hinata.
tentu saja bukan tanpa alasan mengapa dirinya betah berdiam diri ditempat serupa dengan mata terpejam, seolah sedang tertidur. padahal kini otaknya tengah bekerja keras untuk berpikir macam-macam hal yang tak karuan. semua itu disebabkan oleh sesosok anak laki-laki bermahkota oranye lembut, dirinya total dibuat gundah gulana. hinata shoyo berhasil mengacaukan sistem pikiran serta hati dingin seorang tsukishima kei.
pemuda ini jelas-jelas tengah menunggu eksistensi shoyo agar muncul dihadapannya. ada banyak hal yang perlu ia sampaikan kepada makhluk mungil maniak voli tersebut.
"eh, tsukishima?"
ah, akhirnya. tsukishima dalam diam berterima kasih kepada kami-sama masih diberikan rupa tebal untuk menghadapi seseorang yang secara gamblang telah ia lukai.
sepasang kelopak mata semula yang terpejam itu perlahan terbuka, dan kelereng cokelat yang menghiasi retina itu kini fokusnya segera tertuju pada satu titik tumpu. kei dapat sadari betapa tubuh yang hanya setinggi pundaknya itu menegang, seolah dirinya adalah sesosok hantu.
"hinata..." panggil kei teramat lirih, bahkan para jangkrik yang menyaksikan pun tak yakin bahwa lawan bicaranya mampu dengar dengan jelas.
"apa yang kamu lakukan disini, tsukishima? menunggu seseorang?" meskipun mampu terdeteksi tentang betapa terkejutnya hinata sekarang, tsukishima masa bodoh. ia hanya ingin melaksanakan tujuannya sekarang.
"aku menunggumu. ada hal yang ingin aku sampaikan." tsukishima itu tak pandai basa-basi, atau lebih tepatnya tidak suka. ia benci buang-buang waktu.
tubuh yang tadinya masih bersandar itu kini berdiri tegak, kedua tangan yang pun semula berada di dalam saku celana kini terletak patuh di sisi tubuh dengan mengepal kuat. hinata masih belum mampu mencerna apa yang barusan kei utarakan padanya.
"aku? kenapa dengan—"
"hinata. kenapa kamu tidak membenciku saja? jelas-jelas malam itu aku kabur tanpa memberikan kamu penjelasan dan menghindari kamu. kamu yang paling tahu bahwa itu perilaku congkak, seharusnya kamu sekarang marah padaku. tapi, kenapa? kenapa kamu tidak marah?"
kei sama sekali tak lagi memberikan ruang bagi hinata untuk sekedar mengobservasi tengang tindakannya yang langka semacam sekarang ini. dan malah dibuat kembali terperanjat atas apa yang barusan ia utarakan. shoyo tertegun sejenak, barangkali sedang mencoba mengolah kata untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"umm, bagaimana ya, aku tidak bisa membenci tsukishima. menyukai kamu itu adalah pilihan yang aku buat sendiri, maka aku juga sudah siap dengan segala konsekuensinya." lagi-lagi rupa cerah itu bersih dari sirat benci. malah kini menampilkan senyum manis yang membuat kei mendesis pelan, hatinya bagai terkoyak.
"perasaan ku itu tanggung jawabku. lagipula aku menyukai tsukishima bukan satu atau dua hari, sudah cukup lama. jadi kalau harus benci denganmu karena hal ini, itu sama saja aku menyalahi takdir. aku tulus menyukai kamu." shoyo masih menipiskan bibir. ia pikir dirinya akan berlari menjauh dan terus menghindari laki-laki yang teramat ia sukai ini. ternyata dirinya lebih dari itu. agaknya pemuda oranye itu bangga akan dirinya sendiri. buktinya kini mampu berbicara lantang terhadap seseorang yang menolaknya secara terang-terangan.
"tapi kenapa kamu malah menyiksa ku?"
hinata shoyo mengerjap tak mengerti atas tuduhan pada dirinya itu. betah diam karena merasa tsukishima belum rampung dengan kalimatnya.
"kamu memasang wajah sedih itu sepanjang hari, seolah-olah mengatakan bahwa aku adalah manusia paling kejam karena berhasil membuat orang sepertimu muram." ah, hinata akhirnya paham. bibir bak buah persik itu kembali mengembang sempurna.
"aku hanya sedih memikirkan bagaimana jika kamu yang membenciku. membayangkan kamu tiba-tiba pergi dari hadapanku membuat aku seakan-akan hancur. bohong kalau aku mengatakan aku tak menyesal karena telah mengakui perasaan ku padamu. aku takut kamu menjauh." lagi dan lagi. walaupun senyum sedang terkembang apik pada ranum pemuda itu, tsukishima bisa tahu bahwa semua itu palsu.
"aku ingin tau kei, disukai oleh seorang lelaki yang sama seperti mu bagaimana rasanya? apa aku menjijikkan?"
pertanyaan terakhir itu mengudara bak tamparan pada wajah rupawan milik tsukishima kei. remaja itu tersedak ludahnya sendiri. pasalnya, wajah terluka yang ia temui beberapa hari terakhir kini muncul kembali.
"tidak, hinata. aku yang kotor disini."
apa maksudnya dengan itu?
ו•••×
yamaguchi memandang prihatin pada teman kecilnya satu ini. yang sedari pagi tampak tidak fokus, sering melamun bahkan sampai mengabaikan pelajaran yang biasanya disukai oleh lelaki itu.
sudah barang tentu keanehan seperti ini menarik perasaan curiga serta penasaran dari seorang tadashi yamaguchi, sebagai sahabat akrab tsukishima kei.
"tsukki, apa kamu sedang punya masalah?" kalau perkara perasaan jujur, tsukishima memang lebih sering mengungkapkan diri sesungguhnya pada yamaguchi.
keduanya saat ini sedang duduk di pinggir lapangan, menyaksikan teman-temannya yang lain berlatih voli selagi mereka istirahat. dan sang karib si rambut pirang terlihat kosong sejak awal latihan. tubuhnya memang disini, tetapi pikirannya melayang entah kemana.
"menurutmu, apa tidak masalah jika orang sepertiku menyukai seseorang?"
yamaguchi sedikit tersentak akan perkataan yang barusan terlontar dari bibir tsukishima. topik yang amat sangat langka keluar dari oral laki-laki yang telah menjadi temannya sejak sekolah dasar itu. pelan-pelan yamaguchi mengikuti arah pandang dari tatapan kosong karibnya tersebut, hingga sampai pada seorang sosok laki-laki yang berada di seberang lapangan.
sepertinya yamaguchi mulai paham. dia cukup pintar dalam mengobservasi situasi.
"menyukai seseorang itu bukan perbuatan kriminal, tsukki. kamu bebas menyukai siapapun. kamu pantas merasakan perasaan cinta semacam itu, bukannya selama ini perasaan itu yang kamu cari?"
apa memang benar begitu?
barangkali yamaguchi benar.
rasa takut akan kekecewaan terlalu besar sampai-sampai tsukishima lupa bahwa dirinya butuh cinta. melangsungkan hidup tanpa warna diusia remaja begini menuntut dirinya menjadi pribadi dingin. kejam dan tak hirau terhadap perasaan orang lain. ekspektasi pada kenyataan yang berulang kali mengkhianati dirinya dulu lah yang membentuk pribadinya yang sekarang.
tsukishima itu tidak pernah membenci hinata shoyo. sejak awal, alasan mendasar kenapa dirinya tetap bermain voli adalah pemuda kecil bersurai hingga tersebut.
siapa bilang kalau hinata shoyo yang lebih dulu menyukai.
8—,
YOK HAIKYU S5 BISA YOK
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE DIVE | TSUKIHINA (short) ✓
Fanfichanya tentang bagaimana Hinata Shoyo mencoba mencurahkan rasa suka pada Tsukishima Kei. semua karakter disini hanya milik Haruichi Furudate sensei. saya cuma pinjam. semua sumber gambar/pic saya dapat dari pinterest dan PicsArt warning! BxB, yaoi...