Baca lebih cepat di Karyakarsa sudah sampai Bab 33.. ;)
.
.
Inka tak bisa meredam jantungnya yang berdegup kencang. Akhirnya dia bertemu muka dengan putra sulung Pak Ibnu.
Pak Ibnu sudah memberitahunya sejak kemarin—ketika jam kerjanya hendak berakhir—jika putra sulungnya akan mulai bekerja di sini sebagai karyawan magang, namun ketika mengatakannya, Inka bisa melihat binar antusias dan bangga di mata pria paruh baya itu. Seperti kehadiran putranya di sini sudah dinanti-nantikan lama. Pak Ibnu juga memintanya untuk menyiapkan ruangan untuk anaknya tersebut. Dan Inka menyarankan ruangan yang ada di ujung yang tadinya adalah ruang khusus untuk personal asisten.
Inka memang tahu Pak Ibnu mempunyai lima orang anak. Tetapi, sepertinya bukan hanya dia yang belum pernah melihat sosok si putra sulung dari istri pertamanya yang sudah meninggal. Hanya orang terdekat Pak Ibnu yang pernah melihat langsung anak-anak Pak Ibnu. Inka hanya pernah melihat sekali, ketiga anak-anak Pak Ibnu dengan istri yang sekarang.
Sebelumnya, tidak ada desas desus apa pekerjaan atau usaha yang digeluti putra sulungnya tersebut. Inka hanya tahu jika anak kedua Pak Ibnu adalah seorang dosen di salah satu perguruan tinggi swasta. Padahal Pak Ibnu pemegang saham terbesar di tempat Inka berkerja, perusahaannya adalah pemilik enam mal besar yang terletak di berbagai kota besar serta dua hotel dengan bangunan yang menyatu dengan mal. Disamping itu istrinya mempunyai bisnis clothing yang outletnya tersebar di berbagai mall, juga di berbagai marketplace. Ya... pasti banyak anak yang ingin mengambil jalan berbeda dari kedua orangtuanya, bukankah dirinya salah satunya?
Dan karena informasi dari Pak Ibnu, Inka baru mencari tahu cepat tentang putra sulung Pak Ibnu semalam, di kamar kosnya, Inka hanya mendapat informasi singkat mengenai, Arya Satya Anggoro, lewat linked in. Usia 28 tahun. Lulusan teknik industri pertanian IPB. Pemilik plantshop 'Taman Tanam', dan CV. Arya Duta Mandiri yang bergerak dalam jasa vertical garden. Inka menyimpan dan menghafal cepat informasi itu di otaknya semalam.
Pernah sekali, Inka mendengar rekan-rekan kerjanya membahas soal Arya Satya Anggoro. Pada saat itu ada salah satu rekan kerjanya menemukan foto anak sulung Pak Ibnu di sosial media orang lain, dan ketampanannya jelas menjadi hot topic. Inka tidak melihat foto tersebut, namun teman-temannya telah heboh saling mengomentari banyak hal. Dan kini Inka harus mengakui semua komentar itu benar adanya.
Saat pria itu berjalan ke arahnya dengan bertubuh tinggi tegap, benar-benar terlihat seperti versi muda dari Pak Ibnu. Berkharisma. Sorot mata tegas dan tajam dengan bentuk tulang pipi dan rahang yang menonjol serta hidung yang lurus, mancung. Hanya yang berbeda, kulit pria tersebut sedikit lebih kecokelatan, sepertinya dia lebih sering berada di lapangan?
Kehadirannya seperti menyedot seluruh pasang mata untuk mengarahkan perhatian kepadanya.
Inka menghentikan berbagai pertanyaan di kepalanya, ketika sosok itu tepat berdiri di hadapannya. Dan ketika mata hitam pekat itu jelas memperhatikannya, bukan hanya tatapan sekilas semata—tubuh Inka jadi menegang. Bola matanya serta-merta merunduk.
Mungkin juga Inka harus terbiasa jika begitulah cara Pak Arya menilai kepribadian seseorang. Dengan menatapnya berlama-lama, sembari menganalisisnya. Yang jelas Inka tidak menemukan jejak seringai nakal di sana, meski dia tidak boleh mengendurkan pengawasannya.
Inka sudah terlatih untuk tetap tampak tenang, meski jantungnya berdebar-debar kencang, tulang punggungnya tegang, serta keringat membasahi telapak tangannya. Dia sudah terbiasa melewati fase ini ketika berhadapan dengan pria asing, dan harus tetap menjaga fokusnya. Minimal sebulan pertama, baru Inka bisa mengendurkan kewaspadaannya, dengan melihat lebih teliti segala gerak-gerik rekan kerjanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let it be Love
Romans[Cerita ini telah tamat di Karyakarsa] Sinopsis : Masa lalu membuat Inka masuk ke jurang kehidupan yang baginya tak akan menemui jalan keluar. Dia menjalani kehidupan ibarat pepatah hidup segan mati tak mau. Hingga dia bertemu Arya, sebuah pintu akh...