"Inka."
Inka tersentak dari lamunannya.
"Kenapa sih, Sayang? Kok diliatin dari tadi kamu melamun."
Inka menatap bingung, dia melihat sosok yang sangat familier di hadapannya. A' Restu? Batinnya. Inka kemudian melihat ke sekeliling, ke warung makan langganan mereka. Kenapa dia melamun? Apa yang sedang Inka pikirkan? Tapi kenapa suasana ini sangat aneh, batin Inka.
"Udah—kenyang," ucap Inka ketika melihat piring nasinya.
Pria yang berada di hadapan Inka, kekasih hatinya, tersenyum sambil mengelus lengannya. "Ya udah, pulang?" tawarnya.
Inka mengangguk. Inka menunggui Restu membayar, dan mereka berjalan bersama menuju mobil. Restu berkendara menuju... kos-an pria itu.
"A' kok ke kos kosan Aa'?"
"Ada yang mau kuambil."
Inka kembali mengangguk. Kenapa hatinya merasa tidak enak.
"Ayo turun," ucap Restu ketika sudah sampai.
Inka lagi-lagi termenung, seperti ada yang salah di sini. Tapi apa? Dia seperti melupakan sesuatu. Namun, benar ini adalah Restu pria yang dicintainya dan telah menjadi pacarnya selama bertahun-tahun.
Restu membuka pintu. Inka masuk, dan tersentak ketika Restu mengunci pintu kamar.
"Ng-nggak usah dikunci A'"
Pria itu mendekat mengelus-ngelus pundak Inka.
Inka mendongak gugup... panik... takut... sadarlah Inka ini adalah Restu.
Restu... suami orang lain?
Inka mendadak membeliak, dia ingat! Dia ingat apa yang terlupakan, bagaimana dia bisa lupa?! Ada seorang wanita yang menghubunginya memberikan bukti-bukti kalau jelas Restu adalah suaminya dan telah mempunyai dua orang anak.
"A'!" sentak Inka. "Ki-kita bukannya udah putus? Aa' udah punya istri!"
"Kamu ini ngomong apa sih Inka?"
"A-aku ngomong yang sebenarnya. Aa' pria yang udah menikah kan?!"
"Kamu salah informasi."
Inka menggeleng-geleng kuat. "Nggak. Aku nggak salah. Aku udah tahu!"
Tiba-tiba kedua lengan Inka di cengkeram. "Ya! Kalau aku udah punya istri memangnya kenapa? Kamu nggak akan pernah bisa lepas dari aku!"
Seketika sekeliling Inka seperti berubah, gelap, sesak, dan bibir pria yang kini seperti sangat dibencinya itu menciumi wajahnya tanpa ampun.
Inka meraung, berteriak histeris tapi tak ada yang datang membantunya. Inka tidak boleh menyerah, dia terus meronta. Tubuhnya terasa semakin sakit karena cengkeraman kuat itu. Pukulan Inka di dada Restu semakin tak terkendali.
Tapi hanya dengan satu tamparan itu berhasil membuat Inka bungkam dengan air mata yang mengalir.
Enggak! Jangan! Aku harus keluar dari sini. Inka mencoba bangkit lagi, dan berlari, namun tubuhnya dibanting ke kasur, sebuah ikat pinggang menyabet tubuhnya Inka berteriak pilu, kemudian ikat pinggang tersebut diikatkan ke tubuhnya.
"Inka... Inka..."
Inka menelungkupkan wajah semakin takut dengan suara itu. Tetapi semakin menghindar tubuhnya kembali tersentak.
Inka menjerit!
Tangisnya menggaung, tapi kini cahaya lain didapatinya menusuk matanya. Bukan gelap kamar kos yang sempit yang dilihatnya. Melainkan...

KAMU SEDANG MEMBACA
Let it be Love
Romansa[Cerita ini telah tamat di Karyakarsa] Sinopsis : Masa lalu membuat Inka masuk ke jurang kehidupan yang baginya tak akan menemui jalan keluar. Dia menjalani kehidupan ibarat pepatah hidup segan mati tak mau. Hingga dia bertemu Arya, sebuah pintu akh...