Upacara tujuh belasan berlangsung cukup lama. Para murid SMA Dilara sudah terlihat sangat kelelahan.
Bahkan, banyak murid yang jatuh pingsan. Sudah di pastikan UKS sudah penuh sekarang.
"Tangkep gue ya, kalo gue pingsan." Raden menoleh ke Cakra.
"Dih, ogah. Mending gue nangkep si Joan daripada lo," tolak Cakra mentah-mentah.
"Cewek orang, bege." Raden mengingatkan.
"Yaelah, jadian juga belum. Haris belum dapet Cardnya kan?"
Raden hanya menaikkan bahunya. "Udah kali," balasnya.
"Tau dari mana lo?" tanya Haris yang ada di samping Raden.
Raden menatap Haris. Ternyata pemuda itu mendengarnya. Haris masih menaikkan satu alisnya.
"Nebak aja sih. Gue udah belajar cenayang dari Joan." Raden menjawab dengan asal. Haris memutar bola matanya.
"Beneran?" tanya Cakra. Pemuda itu terlihat takjub lalu memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Kalo gitu kapan gue bakal punya pacar, Den?""Nggak tau. Burem." Raden mengalihkan pandangannya. Cakra memukul pundak Raden, membuat pemuda itu mengadu kesakitan.
"Cakradeo, Raden Casper, Haris Alden. Ke tengah lapangan sekarang!"
❣❣❣
"Bentar lagi kita pawai, kan? Pada mau pake baju apaan kalian?" Yuri menatap satu persatu temannya.
"Kalo gue sih, mau jadi Pak Soekarno aja. Ntar gue duduk di atas kursi. Terus lo semua angkat gue," balas Cakra tanpa beban.
"Idih, ogah gue," tolak Raden mentah-mentah. Yuri mengangguk setuju dengan Raden.
"Yaelah, gue enteng kali. Lo aja yang lemah." Cakra mengejek.
"Lo enteng ato kagak, gue nggak peduli sih. Mending gue ngangkat galon keliling," ucap Raden.
"Tidak kompak nih rakyat-rakyatku." Cakra pura-pura mendengus kesal.
Joan geleng-geleng melihat kelakuan temannya itu. Ia melanjutkan aktivitas makannya yang sempat terhenti.
"Lo udah nemu ide mau pake baju apa pas pawai, Jo?"
Joan menoleh dan menatap Haris. "Belum sih. Ada saran nggak?"
Haris berpikir sejenak lalu berbisik di telinga Joan. Joan mengembangkan senyumnya saat mendengar bisikkan Haris.
"Yeh, bisik-bisik. Ngomongin apaan?" Yuri menatap ke arah Joan dan Haris.
"Ada deh." Joan tersenyum miring. Yuri mendengus dan mengalihkan perhatiannya ke ponsel.
Setelah itu, Joan pamit pergi ke toilet. Gadis itu memang benar pergi ke toilet. Tetapi dengan tujuan yang lain.
Joan memakai topeng putihnya dan keluar dari toilet. Gadis itu menuju ke aula lama dan membuka pintu aula.
Di sana sudah ada sekitar enam belas anggota Relationship Club. Enam orang dengan topeng bewarna hitam dan sepuluh orang menggunakan topeng putih.
"Baiklah, semua anggota sudah masuk," ucap Sosok 1 Hitam.
Sosok 2 Hitam mengangguk dan kini mereka membentuk sebuah lingkaran.
"Ini tidak terlalu serius. Tetapi kalian harus mendengarkan." Sosok 2 Hitam menatap seluruh anggota Club.
Seluruh anggota Relationship Club mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rules
Mystery / ThrillerBagaimana rasanya jika kamu berada di sekolah yang memiliki aturan yang tidak masuk akal? Di mana kisah cinta remaja yang manis berubah menjadi sesuatu yang menyeramkan. "Jika mereka ingin menjalin hubungan asmara di sekolah ini, mereka bukan hanya...