22

32 24 0
                                    

"Peje weh peje. Gue butuh asupan PJ," ucap Raden.

"Iya nih, yang baru jadian wajib ngasih pj." Yuru menambahkan.

Cakra hanya diam. Ia tak terima jika Haris dan Joan sudah resmi berpacaran. Tetapi masih ada hal lain juga yang ia khawatirkan.

Joan hanya tersenyum dan Haris memutar matanya. "Oke, kalian-kalian aja tapi. Nggak usah ngajak sekelas." Haris memutuskan.

Raden dan Yuri berteriak kegirangan dan saling ber-high five. Cakra hanya mendengus.

"Waduh, ada fanboy Joan yang galau nih," ejek Yuri.

"Apaan?" tanya Cakra.

"Lo galau gara-gara Joan udah pacaran?" Yuri bertanya.

"Iya. Gue jadinya nggak bisa main lagi. Entar gue diamuk sama pacarnya," balas Cakra.

Yuri dan Raden tertawa puas mendengar jawaban Cakra.

"Tinggal ngobrol doang. Kayak ditinggal nikah aja lo." Haris menatap Cakra yang duduk di seberangnya.

"Becanda, Ris, ya ampun. Kek nggak tau aja gue gimana." Cakra mendengus.

"Sadar diri ya, bro?" Raden terkekeh.
"Gue yang pesen ya, mumpung masih sepi." Raden menawarkan diri.

Haris mengangguk seraya mengeluarkan dua lembar uang seratus ribuan pada Raden. Setelah Raden berlalu pergi, ia menatap ke arah Cakra. Temannya itu tampak murung dan tak bersemangat.

"Lo coba hibur si Cakra deh, Ris. Kasian, galau mulu," suruh Joan.

"Hibur gimana, Sayang?" Haris menghela napas lalu menatap Joan.

"Tanyain dia mau apa gitu kek. Atau, lo ngelawak aja gitu." Joan menyarankan.

"Kenapa nggak lo aja yang lakuin?"

"Mager." Jawaban Joan membuat pemuda di sampingnya itu mencubit pelan pipi Joan.

"Cakra."

Panggilan Haris membuyarkan lamunan Cakra. Pemuda itu kemudian menatap Haris dengan satu alis terangkat.

"Lo ada ide ato rencana buat akhir pekan? Kita jarang ngumpul berlima selain di sekolah."

Mood Cakra tiba-tiba kembali. Pemuda itu berpikir selama beberapa detik, kemudian menjentikkan jarinya

"Sepeda-an, kuy." Ide Cakra disetujui oleh Haris.

Yuri yang sedari tadi mendengarkan lagu dengan earphonenya pun bingung. "Pada ngomongin apaan?"

❣❣❣

"Udah pada dateng kan?"

Kini Joan dan kawan-kawan sudah berada di jalanan sekitar komplek rumah Cakra. Hari ini, mereka akan bersepeda bersama.

"Udah pas." Cakra mengangkat jempolnya.

"Sip. Langsung kita mulai aja." Haris memberi intruksi.

Teman-temannya mengangguk lalu mulai menggowes sepedanya masing-masing.

"Eh, lo pada tau mati suri itu gimana kan?" tanya Raden.

"Tau lah," balas Cakra.

"Nah, masa kemarin tetangga gue ada yang meninggal terus idup lagi. Dia mati suri." Raden menlanjutkan.

"Cowok atau cewek?" tanya Joan sambil terus menggowes sepedanya.

"Cewek. Sekitar 30-an gitu umurnya. Lo tau, masa dia minta makan. Terus pas udah selesai, dia malah bilang mau tidur lagi." Raden melanjutkan ceritanya.

The RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang