23

33 24 0
                                    

"Raden."

Sosok bertopeng putih itu menghentikan langkahnya. Joan berjalan pelahan ke arah sosok tersebut. Kini mereka ada di lorong gedung lama yang sepi.

"Gue tau itu lo, Raden."

Sosok bertopeng putih itu membalikkan badannya. Dengan perlahan ia melepas topeng putih dari wajahnya.

"Terlalu jelas, ya?" Raden terkekeh.

Joan menganggukkan kepalanya. "Gue paham sama permainan lo."

"Harus gimana lagi biar identitas gue telindungi?  Mau nggak mau, ya gua selalu ikut nimbrung tiap si Yuri kepo." Raden menaikkan bahunya.

"Diem juga bakalan salah. Manipulasi salah satu jalan sih, Den." Joan kini berada di depan Raden.

"Gimana cara lo masuk?" Raden menaikkan satu alisnya penasaran.

"Bagi gue, cinta itu nggak terlalu penting. Semua orang punya pilihan bahagianya masing-masing. Cuma itu," balas Joan.

"Lebih klasik gue sih, Jo. Gue cuma ngasih pendapat gue, kalo cewek juga boleh nyatain perasaan duluan dan itu nggak ngebuat mereka jadi murahan." Raden bersandar pada dinding gedung.

"Klasik apanya? Itu yang ngebuat semua cewek bisa ngungkapin perasaan mereka, Raden. Lo pantes buat dapetin gelar ke satu." Joan menatap Raden dengan serius.

"Karena gue juga, banyak cewek yang ditolak. Dan mereka malah maksain lawan jenisnya buat suka balik." Raden terkekeh ringan.

"Btw, gue udah di posisi ke satu," gumam Raden. Joan yang mendengarnya langsung mengerutkan kening.

"Salam. Gue Sosok 1 Putih."

❣❣❣

Hari ini adalah hari di mana game dari Relationship Club akan berlangsung. Seluruh peserta atau pemain sudah berkumpul di lokasi.

Setidaknya, ada sekitar dua puluh orang yang memutuskan untuk ikut bermain.

Kini mereka berada di halaman dari gedung yang sudah terbengkalai. Suasananya sangat sepi dan membuat beberapa pemain menjadi merinding.

"Terima kasih untuk kalian yang bersedia ikut bermain dalam game yang sudah kami buat." Sosok 1 Hitam mulai berbicara.

"Kita akan memulai dari sini, yaitu start dan berakhir di finish. Garis finish ada di bagian rooftop gedung." Sosok 1 Hitam menunjuk ke arah gedung dengan tiga lantai.

Para pemain langsung mengangguk paham. Mereka sudah menyiapkan mental untuk bermain dalam game ini.

"Petunjuk. Setiap orang akan berada di kelompok yang sama jika mereka menemukan petunjuk di tempat yang sama. Ada empat petunjuk, setiap kelompok wajib beranggotakan lima orang."

Joan menatap Raden. Laki-laki itu terlihat tegang. Entah hanya pura-pura atau memang benar sedang ketakutan.

"Selamat bermain." Sosok 1 Hitam menepuk tangannya dua kali lalu menghilang dari pandangan.

"Kita barengan atau misah aja, nih?" Yuri menatap teman-temannya.

"Ikut kata hati aja. Nggak usah janjian buat barengan. Itu aja saran gue," balas Joan.

"Bener. Kita nggak mau dapet masalah kan? Mending cari sendiri-sendiri petunjuknya." Raden menambahkan.

"Oke, kita mencar. Kalo ada yang nggak sengaja satu kelompok, biarin aja." Cakra mengangguk setuju.

Mereka akhirnya mulai berpencar bersama pemain-pemain lain. Joan melihat kepergian teman-temannya. Gadis itu ingin berlari tetapi sebuah tangan meraih lengannya.

The RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang